5 ☀️ BERSAMA CRUSH

113 15 0
                                    

-Happy Reading-

Play Music : Boleh saran...

BAGIAN LIMA

***

"Temenin gue sarapan." Dimas kemudian membuka bekalnya dengan tangan yang memegang lengan Liana.

Liana melongo "Apaan sih, udah syukur gue bawain lo sarapan! Minta temenin pula." Desis Liana.

Dimas menoleh menatap Liana "Ini titipan dari nyokap lo kan? Lo jadi perantara disini," dia tersenyum.

Liana mengerucutkan bibirnya "Yaudah, jari lo bisa kan gak usah lilit tangan gue,"

Dimas yang sedang menguyah makanan menoleh "Hmm?" Kemudian menatap arah tangannya.

Eh, kelamaan.

MUEHEHEE.

Lalu ia melepaskannya sambil nyengir.

***

Liana dari tadi tidak fokus mendengarkan pak Dadan didepan. Ia suka bosan jika ada pelajaran pak Dadan. Selalu saja mengantuk. Dan faktanya, pak Dadan adalah wali kelasnya sekarang. Beliau tengah mengabsen dan memberi tahu acara persiapan untuk 17 Agustusan. Padahal masih lama, 1 bulan lagi.

Bruuuh.. Rajin....

Pak Dadan tipikal guru yang baik dan sabar. Disayangkan kan karena suara nya yang kecil dan cadel, justru selalu membuat anak muridnya mengantuk. Liana benar-benar mengantuk, tapi ia berusaha untuk terus memahami apa yang dijelaskan didepan.

"Tulis yang sudah bapak tulis di papan, jangan sampai lupa nanti dibawa ketika tanggal 17 Agustus, dan yang kalian ikut lomba persiapkan diri kalian dengan baik." Pak Dadan menutup spidolnya lalu duduk di kursi khusus para bangsawan.. sa'ae bangsawan. Maksudnya para pahlawan disekolah ini.

"Iyaa, pak," Seru murid.

Liana ikut andil dalam lomba 17 Agustusan ini. Liana ikut lomba Balon pasangan. Dibutuhkan dua orang siswa dan siswi, lalu balon yang disediakan nanti ditempelkan didahi, dan siswa siswi tadi harus menjaganya agar tidak lepas sampai garis finish.

Katanya, biar pun badannya tinggi tapi dia memiliki postur badan yang kecil, dan gercep juga. Ideal lah. Memang postur tubuh Liana bisa dikatakan tinggi, berpipi tembam, dan kerempeng.

"Pak!" Joni, sang KM yang baru menjabat satu hari mengangkat kedua tangannya.

Pak Dadan mendongak, dan para murid menatap ke arah Joni.

"Lo bego atau gimana sih?" Sarkas Bendot teman belakang Joni. Joni duduk sendiri. Katanya ia ingin berbeda dengan yang lain. Karena ia KM di kelas maka ia harus di istimewa kan. "Kenapa tangan lo diangkat dua-duanya sableng! tangan kanan lo aja cue!" Murid yang lain hanya tertawa mendengar Bendot bercuit.

Joni mengadah, menatap kedua tangannya bergantian, kemudian ia nyengir minta di bacoq. Ia pun menurunkan tangan kirinya.

"Kenapa?" Tanya pak Dadan.

"Nanti gak boleh ganti pasangan ya Pak pas lomba balon-nya, saya harus sama Liana. Oke pak?" Joni membuat puppy eyes.

DYILIAN [Revisi, Sabar Ya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang