10 ☀️ FOR YOU

80 15 0
                                    

-HAPPY READING-

PLAY MUSIC : Hargai Cinta - Rizki Febian

BAGIAN SEPULUH

"Tau kenapa gue ga suka hujan? karena hujan cuma bisa kasih kebahagiaan yang sementara."- Liana Suci Nabila

***

Pagi yang dingin menyengat menusuk inti kulit seorang gadis yang masih bergelung dalam selimut. Tampak ia mulai terganggu akan udara yang menusuk kulitnya itu.

Liana bangkit dari kasurnya untuk melaksanakan sholat Subuh terlebih dahulu, tidak lupa ia memanjatkan 1000 do'a atas keinginannya kepada sang Pencipta. Tuhan yang menciptakan sebegitu hebat, dahsyat, dan se-sempurna ini dengan semua mahluk yang ada di semesta.

Setelahnya, ia pergi kekamar mandi, membasuh tubuhnya dengan air. Setelah selesai Liana bersiap memakai seragam sekolahnya dengan bangga. Lali kemudian turun kebawah untuk sarapan.

Disalah satu kursi sudah terdapat Rangga, Akbar, dan Hanna, yang sibuk menyiapkan sarapan. Liana menyunggingkan senyumnya, betapa ia sangat bersyukur hidup di tengah keluarga yang amat sangat menyayanginya.

Liana menghampiri Hanna "Selamat pagi, Bunda," Ucapnya sambil mengecup pipi kanan Hanna.

"Selamat pagi, Ayah." Kecup Liana di pipi Rangga.

Lalu Liana duduk di samping kursi Abang nya yaitu Akbar.

Akbar mendelik menatap Liana "Li, gaada niatan buat ngucapin selamat pagi ke Abang yang ganteng ini?"

Liana mengangkat kepalanya, lalu tersenyum "Mau ya," Godanya.

"Gak usah kalau gak mau!" Decak Akbar.

Liana tertawa "Yaelah Abang ih, baperan kayak abegeh labil aja,"

Akbar terkesiap lalu melipat tangannya di dada "Enak aja! Abang masih abege kali!"

Liana masih terkekeh "Selamat pagi, Abang!" Ucapnya sambil mencubit pipi Kiri Akbar.

Akbar tersenyum lalu tangannya terulur untuk mengacak rambut seorang gadis yang duduk disampingnya itu. "Gitu dong. Gak Adil kalau Ayah Bunda doang yang di sapa sedangkan Abang enggak,"

"Abang ngomong kayak gitu jadi keliatan ngenes nya tau gak." Liana terbahak.

Akbar mendelik "Pojokin aja teros sampe mampos!"

Hanna menggeleng-gelengkan kepalanya "Udah jangan berantem, ayo makan." Hanna menyodorkan Nasi Goreng Bakso hasil asahannya.

Liana menatap nya dengan antusias. Hampir saja air liurnya menetes jika tidak langsung ia katupkan "Bunda Tau aja sarapan kesukaan goals kita." Liana terkikik geli menatap makanan dihadapnnya.

"Nasi Goreng Bakso goals family, pasti enak,  udahlah gak perlu diraguin lagi, pasti madep! Apalagi yang masak perempuan paling-paling buat Ayah." Goda Rangga sambil melirik Hanna.

Hanna mengulum senyum sambil menepuk bahu suaminya pelan "Apasih, gombal." Gumam Hanna malu-malu.

"Bisa ae Bapake gombalin BunBun." Lirik Akbar sambil terkekeh.

DYILIAN [Revisi, Sabar Ya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang