Part 8

2.3K 237 57
                                    

Typo tak terkendali

Kinal Pov

Setelah aku membaringkan tubuh mungil istriku, aku tersenyum memandang wajahnya. Salah satu wanita yang berharga dalam hidupku.

"Terimakasih untuk kebesaran hati dan rasa cintamu untukku sayang"
Bisikku dengan lembut tepat ditelinganya kemudian ku kecup telinga tersebut dan beralih kembali menatap wajahnya.

"Tak usah berterima kasih terus menerus kepadaku. Kamu tau? Rasa cinta ini yang membuatku menerimamu dengan segala kekurangan yang kamu miliki, termasuk menerima jika cintamu terbagi, aku rela untuk itu asalkan aku menjadi bagian dari salah satu cintamu itu"
Ucap Melody membuatku tersenyum lembut kepadanya.

Setelah membaringkan tubuhnya, aku segera membaringkan tubuhku disampingnya kemudian memeluknya dari samping hingga aku dan dia terlelap dalam tidur.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi hari saat matahari mulai muncul dari peraduannya. Aku sudah mulai bersiap untuk menjalani aktifitasku seperti biasanya.

Setelah bergegas mandi kemudian memakai pakaian kerjaku, seperti biasa Melody memakaikan dasi untukku

Setelah dirasa telah rapih. Aku segera keluar kamar dan bergabung dengan istriku yang lain yang berada di ruang makan

"Pagi sayang"
Ucapku sambil ku kecup keningnya satu persatu, tak lupa juga aku menyapa putri kecilku yang berada dalam gendongan Naomi.

"Kamu hari ini pulang jam berapa Nal?"
Tanya Ve sambil menyiapkan roti dengan selai kacang untukku

"Ga tau Ve, yang pasti setelah kerjaanku beres, aku segera pulang"
Jawabku sambil menerima roti dari Ve

"Bener langsung pulang, jangan kelayapan"
Ucap Naomi dengan nada sedikit tajam dan membuatku langsung menganggukan kepalaku

"Iya sayang. Aku langsung pulang"
Ucapku menyakinkan para istriku.

"Tapi Nal, aku pengen hari ini kamu ga usah kerja"
Ucap Ve yang membuatku mengerutkan kening dan menatapnya meminta penjelasan

"Anak kamu yang minta, jadi kamu harus turutin"
Ucap Ve sambil mengusap kandungannya. Aku pun menghela nafas panjang

"Kenapa begitu?"
Tanya Melody yang mendengar hela nafasku

"Aku ada meeting penting hari ini jadi sepertinya besok aja ya sayang?"
Bujukku dengan memberi penjelasan kepada para istriku

"Ohh.. jadi meeting lebih penting dibanding sama keinginan anakmu?"
Ucap Naomi dengan mata tajam menatapku. Seketika aku mulai mencari ide lagi agar bisa diloloskan dari amukan mereka

"Bukan begitu. Tapi ini memang penting juga"
Ucapku dengan nada cemas berharap mereka mengerti dengan kondisiku yang harus tetap meeting pagi hari ini

"Iya sudah, biarkan Kinal meeting, biar kita cari orang lain aja yang mau nemenin kita, kan dia orang sibuk, nemenin istrinya aja ga bisa"
Sindir Ve dengan tajam kepadaku. Aku tak tau lagi harus bagaimana memberi pengertian kepada mereka.

"Iya udah. Aku ga berangkat ke kantor hari ini. Aku nemenin kalian aja seharian"
Ucapku memutuskan dengan berat hati.

Mau bagaimana lagi? Jika keinginan mereka tidak aku penuhi, maka aku khawatir ancaman mereka adalah sungguhan, bukan hanya sekedar ancaman belaka.

"Nah begitu, hari ini kamu harus turutin semua keinginan kita"
Ucap Melody yang membuat tengkukku merinding, entah mengapa, aku rasa akan dikerjai oleh mereka seharian ini

VENOMENALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang