#23

2K 204 12
                                    


"Jemput aku sekarang di **** Store. Pip." Aku berdiri di depan toko ini menunggu jemputan. Sekarang ini menunjukkan pukul 8.30 pm.

"Uh? Hujan?" Kenapa bisa tiba-tiba hujan?.

Aku melangkah masuk lagi kedalam toko itu dan berdiri di balik pintu kaca ini melihat keadaan luar yang hujan deras.

Flashback on

"Mianhae. Aku juga tidak tahu Yeri eonni sangat mencintai Chanyeol oppa. Tapi sekarang aku sudah putus dengannya. Dia cowok brengsek kok. Dia tak pantas untuk Yeri eonni." Aku menyesal sekali. Kenapa setragis itu cerita dibalik kecelakaanku dulu.

"Emang kau tahu Yeri seperti apa?"

"Aku kenal dia. Setelah kematiannya."

"Omong kosong!".

"Aku tidak bohong. Walau aku buta aku bisa mendengar suaranya. Bahkan kita saling menyentuh satu sama lain. Aku merasakan kulitnya dingin. Aku tidak takut walau dia hantu. Tapi aku nyaman berada di sisinya. Dia teman yang baik. Dia menemaniku dan menolongku disaat aku kesusahan." Aku tersenyum menceritakan sisi Yeri eonni pada sahabatnya Irene.

"Hikss... Sekarang, apa dia masih mendatangimu?" Irene mengusap air matanya.

"Tidak. Aneh. Sejak aku bisa melihat lagi. Dia tidak pernah muncul lagi."

Air mata Irene semakin deras." Aku sangat merindukannya." Dia menutupi wajahnya. Untung saja cafe ini sepi jadi tak banyak orang yang menyandang kita berdua aneh dari tadi.

"Nado". Aku meraih tangannya lagi dan menggegamnya. "Sekarang kita hanya bisa mendoakan Yeri eonni agar tenang disana."

Kita berdua larut dalam suasana sedih dan mengharukan ini.

Falshback off.

Aku memandang langit mendung dimalam hari diluar sana.

"Mianhae. Aku harap kau mendapatkan cintamu disana yang lebih baik." Aku tersenyum. Aku harap Yeri eonni bisa mendengarkanku dari bawah sini.

Aku keluar dari toko itu dan berlari kearah mobil.

"Apa sudah siap semua?". Tanya sopir itu.

"Iya. Kita bisa pulang sekarang". Aku menata belanjaanku yang berisi kertas kanvas dan beberapa cat yang baru aku beli.

Aku mengambil HP di tasku. Lagi-lagi aku berharap ada notif darinya.

"Kau kemana Jimin??" Sudah berhari-hari, dia tidak membalas smsku dan menelponku balik. Saat aku ingin ke rumah sakit ada saja halangan buatku untuk kesana. Contohnya hari ini. Aku pulang telat gara-gara tadi.

"Selamat malam, nona. Kami sudah menyiapkan makan malam untukmu." Ujar pelayan menyambutku pulang.

"Aku tidak lapar. Aku ingin langsung tidur."

"Baiklah aku akan menyiapkan air hangat untuk mandi." Pelayan itu pergi.

"Ahh... enaknya.." aku menjatuhkan tubuhku ke atas sofa ruang tamu dan menyetel TV lebarku sembari menunggu mereka menyiapkan air panasnya.

Aku ganti-ganti channel tv ku. Benar-benar tidak ada acara bagus.

Drrttt... Drrttt... Drrttt

Teleponku berdering tanda telepon masuk. Pasti itu dari Jimin.

Dan benar! Itu dari Jimin.

"Yeoboseyo? Yak! Kau kemana saja? Aku menelponmu berkali-kali selalu kau alihkan. Trus aku sms terus tidak dibuka. Sebenarnya.."

DON'T BE BLIND; PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang