#9

2.2K 215 28
                                    

"Makasih ya udah nolong aku tadi".

Dia tadi membantuku menemukan yang namanya Seulgi. Setelah itu aku suruh Seulgi menyelamatkan Jimin yang masih ada di kamarku.

Jimin langsung dibawa keluar kamarku. Tak tahu kemana. Tapi yang terpenting Jimin aman dulu.

Sekarang aku dan orang yang menolongku tadi duduk di kantin.

" Iya sama-sama.". Dengan suara kecil dan lembut yang aku dengar dari tadi menunjukkan dia seorang yeoja.

"Boleh aku tahu siapa namamu? Dan kenapa kau memelukku tadi?". Aku mulai bertanya lagi padanya saat aku tak sempat bertanya lebih lanjut karna di otakku dipenuhi dengan Jimin yang lemas tadi.

"Kau memang sudah tak bisa melihat lagi.".

" Ne?!". aku sedikit tersinggung dengannya. Bukannya menjawab malah mengataiku.

"Oh! Mianhae. Aku tak bermaksud menyinggungmu. Hanya saja aku merasa bersalah bila melihat keadaanmu saat ini."

"Waktu itu, aku dan teman-temanku sudah bertingkah diluar batas terhadapmu. Kau boleh membenciku asalkan kau memaafkan aku. Aku sungguh menyesal, Hami-ya. Maafkan aku.". Setelah itu dia tak melanjutkan bicaranya lagi.

" Apa maksud dari semua perkataanmu tadi?".

"Kau... kau tak ingat kejadian sebelum kecelakaanmu?".

" Emang kau tahu????!". Ucapku berharap dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"..."

" Bisakah kau menceritakannya untukku? Jebal.". Aku memohon padanya. Aku ingin tahu kenapa aku bisa buta seperti ini.

"Aku Yeri. Kita satu sekolahan. Aku seniormu...".

Saat dia belum menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba kepalaku sakit. Rasanya panas dan ingin pecah saat dia memperkenalkan dirinya.

Aku seperti mengenalnya tapi aku lupa. Nama itu...

" Akh!". Ku remas lagi kepalaku berharap rasa sakit ini hilang.

"Hami-ya! Gwenchana?!". Dia memegang pundakku dengan tangannya yang sedingin es.

" KAU SIAPA SEBENARNYA?!!". Aku berteriak padanya. Aku punya firasat buruk saat dia menyentuhku.

"Hami-ya... Aku...".

" Yak! Lepaskan tanganmu dariku!!!". Dia berusaha terus untuk memegangku. Aku tak tahu kenapa aku merasa ada kebencian yang dalam terhadapnya.

"JANGAN SENTUH AKU!!". Aku berdiri dan berusaha menyingkirkan tangannya dariku.

"Hami-ya!! Hentikan!!".

"Jimin?". Aku menghentikan tingkahku yang memberontak ke yeoja bernama Yeri itu saat aku dengar suara Jimin sedikit berteriak dari jauh.

" Ayo kita kembali ke kamarmu.". Dia menggenggam tanganku. Dan aku menahannya.

"Apa kau sudah sembuh? Cepet amat! Apa yang sebenarnya terjadi padamu tadi?!".  Pertanyaan itu keluar karna aku heran dengan keadaannya saat ini.

" Nanti aku jelaskan. Ayo kita balik ke kamarmu dulu.". Ujar Jimin.

"Tunggu!". Aku menghentikan langkah Jimin.

" Yeri-ssi! Dimana kau?!". Aku mencari keberadaan Yeri. Karna dia masih belum menceritakannya padaku.

"Hami-ya? Kau mencari siapa?". Tanya Jimin.

" Aku cari yeoja yang duduk dan berbicara denganku. Kau melihatnya kan tadi?!".

DON'T BE BLIND; PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang