Author POV"Bagaimana sekarang,dok??"
"Saya tidak tahu lagi, nyonya. Sudah tidak ada harapan lagi. Kita hanya bisa mendoakannya saja."
Perempuan tua itu menangis setelah mendengar perkataan dokter. Ia hanya mengangguk paham dan meninggalkan kantor dokter spesialis tersebut.
Setelah keluar, ia disambut oleh dua pria, dan 1 wanita sedang memangku anak kecil. Mereka yang menunggu itu memasang wajah khawatir.
"Bagaimana eomma hasilnya?" Tanya salah satu pria itu.
"Jimin pasti bangun dari komanya. Suatu hari nanti..." Jawab perempuan tua itu berbohong dan tersenyum kepada semuanya. Membuat semua heran dengan tingkahnya.
###
"Morning, brother!" Ucap pria saat memasuki sebuah ruang rawat inap pasien."Aku membawakan foto Hami lagi dari Taehyung." Pria itu menaruh 5 lembar foto seorang wanita yang difoto dengan diam-diam di atas meja dekat sisi ranjang.
Pria itu duduk di kursi dekat ranjang dan menatap dalam adiknya yang terbaring di atas kasur dan tidak tahu kapan ia membuka matanya.
"Sampai kapan kau seperti ini? Sebentar lagi perkawinanku akan digelar. Kapan kau bangun dan menghadirinya dengan Hami??" Pria bernama Chanyeol itu menintikkan air mata dan menggenggam tangan adiknya, Jimin.
Setelah menjalani operasi di Singapore, Jimin tidak sadarkan diri sampai sekarang. Walaupun operasi berjalan lancar bukan berarti Jimin terbebas dari penyakit yang disebut dengan Silent Killer itu. Jimin masih bernafas tapi diam terbaring seperti orang mati. Jimin koma selama 3 minggu ini. Dan besok Jimin dipulangkan kembali ke Korea.
Hasil akhir mengatakan, tidak ada lagi perkembangan dari Jimin. Keadaan Jimin mentok sampai disini. Dokter bilang, semua hanya bergantung pada keajaiban Tuhan.
Semua mengetahui keadaan Jimin, kecuali Hami. Taehyung masih telibat dengan dramanya dengan masih menipu Hami kalau Taehyung itu Jimin. Itu bukan semata-mata ingin membodohi Hami, itu permintaan Jimin pada Taehyung. Jimin tahu bahwa dia akan mengalami keadaan kritis seperti ini terjadi.
Jimin sudah berusaha untuk tidak mencintai Hami tapi semakin dia jauh semakin besar cintanya pada Hami. Hami bagaikan tiang yang teguh untuk selalu membuat Jimin bertahan. Hami membuat Jimin bahagia. Jimin sudah siap untuk menutup usianya namun Jimin belum siap melihat Hami menangis. Jimin sudah berjanji untuk tidak meninggalkan Hami.
Oleh karna itu, Jimin juga berjaga-jaga. Jimin ingin selalu menjadi mata Hami yang akan menuntunnya dan melihat hal-hal baik saja seperti saat Hami masih buta. Jimin mendonorkan matanya untuk Hami agar selalu dekat dengannya walau raga tidak lagi bersama. Mungkin orang lain berpikir Jimin itu gila namun kenyataannya Jimin sudah dibutakan oleh cinta.
Tapi ada satu hal yang tidak ingin dilihat oleh Hami, yaitu Jimin tidak ingin Hami menggunakan matanya menangis karna melihat keadaan Jimin terbaring lemah. Bahkan sampai tidak bernyawa nanti.
"Appa? Kapan paman bangun?" Tiba-tiba sosok perempuan kecil menghampiri Chanyeol. Chanyeol langsung menggendongnya dan memangkunya.
"Appa juga tidak tahu, nak. Kamu doakan saja agar paman cepat bangun ya." Chanyeol mengusap gemas anaknya yang masih menatap Jimin.
"Hmm... Arraseo. Ya tuhan, bangunkan paman Jimin dari tidurnya. Chan Min ingin bermain dengan paman Jimin seperti dulu.." anak kecil itu menggenggam tangannya dan berdoa dengan memejamkan matanya. Chanyeol hanya bisa kagum melihat anaknya yang begitu menyayangi Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T BE BLIND; PJM ✔
Fanfic#1-jiminbts (Completed) Aku bisa merasakan kehangatanmu Aku bisa merasakan kasih sayangmu Aku bisa merasakan seluruh Cintamu Walau tidak pernah melihatmu.. Park Jimin . . . Story by, Negashi