Chapter 7

33 0 0
                                    

"Gue bahkan yakin, lo ga punya orang tua"

Tepat sasaran.

Rahel mengepalkan tangannya, berusaha menahan rasa sakit hatinya.

"Kalo iya, kenapa?"

Hampir siswa 1 sekolah menonton itu. Menatap perkelahian keduanya.

Dava tersenyum meremehkan. Merasa menang. "Apa perlu gue suruh Rio untuk jadi ibu dan Hendra untuk jadi bapak lo?"

Rio dan Hendra yang dari tadi menonton menendeng kaki Dava dari belakang.

"Kenapa gue yang jadi ibu, kenapa ga Hendra aja" Rio bersuara.

"Kan yang melambai itu lo sob. Udah sih terima aja nasib" Ujar Hendra menepuk pundak Rio pelan.

"Hen, mulut lo kalo ngomong nyakitin loh, kasian Rio."

Ketiganya tertawa.

Puas mempermalukan Rahel, Dava berbalik mengajak Hendra dan Rio kekelas.

"Dava"

Dava berbalik menatap Rahel, ingin tau apa yang akan cewek itu sampaikan.

"Meskipun gue ga punya orang tua, seenggaknya--gue pernah dirawat bareng mereka. Dan seenggaknya--gue pernah dapat kasih sayang walaupun mereka udah ga ada."

Deg.

Dava terdiam.

"Jadi stop nyari tau semua tentang gue. Kalo lo gamau lebih sakit dari ini. Sebelum lo bikin gue nyesel, gue yang bakal buat lu nyesel duluan"

Sedetik setelah Rahel berbicara, bell masuk berbunyi. Dava termenung dengan kata-kata Rahel.

Dia memang menyuruh Hendra mencaritau kepihak sekolah tentang Rahel. Namun Dava tidak tau justru itu bumerang untuk dirinya.

Dava--memang tidak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya, padahal.. mereka masih ada.

Rahel berjalan cepat, menembus kerumunan siswa sekolah, meninggalkan Dava yang terpaku dengan kata Rahel.

...dari mana dia tau?

Kata-kata itu terus bergeming dipikiran Dava.

"Udahlah Dav, masuk yok. Lu gamau kan kena masalah lagi?" Hendra menenangkan Dava.

"Tenang Dav, bakal kita balas dia"

***

Rahel berjalan santai menuju gerbang sekolah, sengaja pulang terlambat agar tidak terjebak dalam kerumunan anak-anak sekolahnya.

Setidaknya dia bisa menghindar dari seseorang yang akhir-akhir ini sering mengganggunya (Dava). Dia mengambil earphone dalam tasnya, dan memasangnya. Mendengar lagu agar tidak merasa bosan.

Segera seseorang menyambar salah satu earphone Rahel, mencomotnya dan memakainya.

Rahel terkejut menatap orang dibelahnya. Dia hampir lupa, bahwa Rendy juga adalah orang yang sering mengganggunya.

Rahel mencabut earphone itu, kesal.

"Apa-apaan lo? Gue lagi enak dengerinnya juga." Umpat Rendy.

"Gausah gangguin gue deh."

"Lo, makin lama makin cantik" Rendy tersenyum manis.

Blush.

"Dava makin sering gangguin lu ya?"

Diam.

"Udah, biarin aja dia."

Rahel melenggang pergi meninggalkan Rendy yang diam menatapnya dari belakang.

"Rahel" panggilnya dari jauh.

"Gue bakal buat lu suka sama gue, percaya atau ga. Kita liat nanti." sambung nya sambil berlari.

To be continue...
Enjoy? Vote and comment🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD TALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang