(I) Sungguh kejam dunia ini tuhan. Karena kepuasan tidak berujung. Ya, yang menyiksa dan membunuh banyak nyawa. Darah diganti darah. Kawan diganti dengan lawan. Dendam tiada akhir.
Pembalasan begitu kejam. Pelatuk yang ditarik satu per satu. Suara yang menggetarkan telinga. Peluru yang menancap di rongga tubuh.
(II) Betapa ironinya, seakan-akan nyawa hanya sebatas permainan belaka. Menantang jiwa yang lemah. Beradu tanduk dan seketika kerikil itu jadi saksi bisu dari darah seorang pecandu. Tak peduli siapa yang dipandang. Tidak akan ada habisnya. Tidak akan ada akhirnya. Berkorban untuk hal yang sia-sia.
(III) Terluka, menindas, berkuasa
Lalu untuk apa semua itu?
Jika untuk balas dendam, apa yang akan kamu lakukan setelah itu teman? Berdamai dengan semua yang kau lakukan? Segampang itukah hidup di dunia ini?
Tidak ada rasa damai dihidupmu. Hanya ada nafsu untuk terus membunuh, melukai sesama kita. Tinta hitam yang ku tulis ini bukan hanya meratapi kisahmu. Tetapi juga menyayangi tindakan tersebut. Sungguh tidak pantas.(IV) Kalian sebut itu adil?
Adil itu jika semua di sama ratakan. Berbuat adil tidak harus melanggar norma. Norma itu dibuat untuk menertibkan. Bukan untuk diacuhkan dan pura-pura tidak tahu.(V) Kau angkat lagi senjata tajam
Tapi bisakah kau angkat kitab dan membacanya?Lucu, kau berani membunuh tapi menginginkan sorga lebih dari apapun
Kau hanya pengecut yang hanya bisa bersembunyi di belakang senjata
Nyalimu menciut jika ada orang tua yang membunuh saudaramu
Beranikah kau kawan? Membunuh orang tua lawanmu?
Bagaimana jika sanak mereka membunuh orang tua mu?(VI) Hatimu akan hancur. Lebih dari serpihan kaca yang pecah
dan kau akan menyalahkan tuhanmu karna kesalahanmu lalu meminta keadilan?
Ya, lucu sekali hidupmu kawan. Hanya ada dendam dan pertumpahan darah saja. Tidak, kau hanya pemeran utama di cerita horror.Bersabarlah kawan...
Akan ada titik yang menerangi ditengah-tengah gelapmu. Lalu menutupi semua kisah lampau mu dan akhirnya terobati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Awal di Musim Hujan
PoetryDisaat hati sesak penuh dengan kebencian, dan omongan tak lagi didengar, ku mohon baca pesan ini. Nikmati dan hayati di setiap katanya.