Hari Minggu

2.9K 98 6
                                    

Beberapa minggu berlalu,dan Ica sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya di SMA Harapan. Perlahan Ica mulai bisa mengontrol emosinya setiap bertemu Dira,Ica perlahan mampu mengontrol perasaannya terhadap Dira saat di sekolah.

Hari ini adalah hari minggu dan saat ini baru pukul 05.00 pagi. Ica terbangun saat handphone miliknya berdering dan tertulis,Sayang.
*by phone
‘Assalamualaikum’
‘Waalaikumsalam’
‘Jogging yuk’
‘Ha?’
‘Aku jemput ya’
‘Terserah’
‘Sampek ntar,Sayang’

Ica yang masih setengah sadar masih belum mengerti apa yang dikatakan sang kekasih dan kembali berjelajah di dunia mimpi.

Di lain tempat seorang pria tampan turun dari kamarnya yang berada di lantai dua. “Pagi bundaku tercinta” sapa Dira pada sang bunda.

“Tumben udah mandi kamu,Wa” kata sang bunda curiga karena anak laki-lakinya bangun pagi di hari minggu,karena jarang sekali Dira bangun pagi di hari libur.

“Mau jogging,Bun” kata Dira seraya mengisi air pada botol untuk ia dan sang kekasih.
“Sama Ica?”
“Iya lah,Bun”
“Kapan dia main ke rumah lagi? Sejak kamu ngurusin mos ya? Itu dia belum pernah main lagi kesini kan?” tanya sang bunda yang rindu akan kekasih dari putranya itu.
“Ntar deh,Bun. Kalo sama-sama gak sibuk ya”
“Awas ya kalo kamu bohong”
“Iya,Bun”
“Wa,ntar jangan lupa jemput kakak di bandara ya” kata bunda Tiara mengingatkan Dira untuk menjemput sang kakak yang akan berlibur ke Indonesia.
“Iya bunda sayang” kata Dira seraya mencium pipi kanan sang bunda dan langsung bergegas pergi ke rumah pujaan hatinya.

Setelah menempuh sekitar 20 menit perjalanan,akhirnya Dira sampai di rumah bercat putih milik keluarga Aditama. Dira turun dari mobil dan langsung menuju pintu masuk. Dira memencet bel rumah cukup lama sampai akhirnya di buka oleh bi Atik. “Mas Dira,cari mbak Ica ya?” tanya bi Atik seraya mempersilahkan Dira untuk masuk.

“Iya,Bi”
“Tapi kayaknya mbak Ica belum keluar dari kamar,Mas”
Tiba-tiba ada suara dari dapur. “Siapa tamunya,Bi?” tanya wanita berparas cantik yang semakin cantik dengan hijab yang menghias kepalanya.
“Mas Dira,Bu” jawab bi Atik saat sudah di hadapan majikannya bersama Dira.

“Assalamualaikum,Ma” salam Dira pada mama dari kekasihnya itu seraya mencium tangan mama Farah.
“Waalaikumsalam,Nak. Mau cari Ica kan” kata mama Farah yag di balas anggukan oleh Dira.
“Tapi kayaknya dia belum bangun deh,naik aja ke kamar dia”
“Maaf,Ma. Dira ijin naik ke kamar Ica ya” kata Dira pada mama Farah .
“Iya sayang,naik aja”

Dira menaiki tangga menuju kamar Ica di sebelah kanan tangga. Dira sampai di depan pintu kamar berwarna putih,Dira mencoba mengetuk pintu tiga kali,namun tak ada jawaban dari sang empunya kamar. Akhirnya Dira mencoba membuka pintu kamar dan masuk,ketika masuk ke dalam kamar yang di dominasi warna biru itu Dira menggelengkan kepala saat melihat seorang wanita tertidur nyenyak di kasurnya. Dira mendekati kasur dan berjongkok tepat di depan wajah wanita yang hampir dua tahun ini menjadi alasannya untuk selalu tersenyum setelah keluarganya. Dira menyentuh hidung mancung Ica dan turun ke bibir Ica,saat jari telunjuknya berhenti di bibir Ica,Dira tersenyum membayangkan bibir manis Ica yang selalu ia kerucutkan saat sedang kesal pada Dira,yang anehnya itu selalu membuat Dira semakin jatuh hati pada Ica. Setelah puas memandangi wajah tenang sang kekasih dan sempat mengambil beberapa foto,Dira akhiri kegiatan mengagumi paras sang kekasih dengan mencium kening sang kekasih.

Dira mengusap pipi  Ica dengan sayang,Ica yang merasakan sentuhan pada pipinya pun mencoba membuka matanya. Betapa kagetnya Ica saat matanya terbuka,Wajah tersenyum Dira menyambut Ica. “Kamu kok disini?” tanya Ica pada Dira seraya duduk menyender ke kepala kasur dan mengikat rambutnya. Dira yang semula berjongkok langsung duduk di kasur tepat di hadapan Ica.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang