********
Suara alarm berbunyi membangunkan sang empunya kamar yang masih berpetualang dalam mimpi. “What? “ teriak Ica dari kamarnya karena jam menunjukkan pukul 06.15. Ica segera bergegas ke kamar mandi untuk mandi karena ia sudah hampir terlambat di hari pertamanya MOS. Setelah memakai perlengkapan yang harus ia bawa, Ica menuruni tangga yang ternyata telah ada mama dan Ale,sepupunya yang juga akan satu sekolah dengannya atau lebih tepatnya menjadi kakak kelasnya. “Kenapa gak banguni aku sih? Aku hampir telat tau” kata Ica dan langsung duduk di meja makan di sebelah Ale. “Ya elah, santai aja, Neng” kata Ale dengan masih fokus pada sarapannya.
“Elu mah udah kebiasaan telat, Bang” kata Ica pada Ale yang di balas senyuman oleh Ale. “Elu telat juga santai kali, ada pacar lu ini” jawab Ale santai. “Gua bukan cewek yang bakal manfaatin jabatan dia, Bang” jawab Ica serius pada Ale. “Ciah, sok bijaksana lu, Ca” kata Ale dengan mengacak rambut Ica. “Ica sama bang Ale berangkat ya, Mah” pamit Ica seraya mencium pipi mamanya.*********
Hari ini adalah hari pertama Masa Orientasi Siswa di mulai hingga 3 hari ke depan. Semua siswa baru berkumpul di lapangan SMA Harapan. Ica hampir saja telat, namun iia beruntung karena berangkat bersama Ale sang pembalap.
“Oke temen-temen, kenalin nama gua Arya Jatmiko panggil aja kak Boy” kata anggota osis yang bertugas sebagai MC di MOS tahun ini yang terkenal kehumorisan dan kepercaya diriannya yang selangit.
“Boyke ya kak?” kata salah satu siswa baru yang mendapat tawa darisemua siswa baru.
“Wah pelecehan, push up 30 kali setelah pembukaan ini. Makan tu, emang enak kalian” kata kak Boy yang mendapat protes dari siswa-siswa.
“Haha,udah yuk lanjut” kata MC perempuan disebelahnya.
“Okelah, di sebelah gua ada bidadari jatuh dari khayangan yang bakal nemenin gua pembukaan dan penutupan MOS besok” kata kak Boy yang mendapat sorakan dari para siswa.
“Kenalin nama gua Anindya Rameza, panggil aja kak Nindya. Salam kenal ya” kata kak Nindya dengan tersenyum manis.
“Oke,bakal ada sambutan dari ketua osis kita dan ada persembahan spesial” lanjut kak Nindya
“Yaudah lansung aja kita panggil ketua osis SMA Harapan, Adira” kata kak Boy.
Dan naiklah ke panggung laki-laki bertubuh tinggi, mancung dengan gaya cool. Di lain sisi Ica hanya tersenyum melihat kekasih yang sudah seminggu ini hanya bisa ia temui melalui videocall karena kesibukan kekasihnya yang seorang ketua osis yang selama seminggu ini juga mempersiapkan keperluan dan memastikan semua berjalan lancar dalam pelaksanaan MOS. Ica melihat lurus ke arah Dira dan Dirapun melihat keberadaan kekasihnya dan tersenyum. Tadi pagi sebelum memasuki sekolah, Ica mendapat semangat dari sang kekasih melalui telepon singkat yang membuat Ica menjadi sangat besemangat melewati MOS hari pertamanya.
“Pagi temen-temen, sebelumnya gua mau bilang makasih karena kalian udah milih SMA Harapan jadi tujuan kalian setelah jenjang sebelumnya. Dan nama gua Adira Naufal Dewangga, kalian bisa panggil gua kak Dira. Gua disini menjabat sebagai ketua Osis dan kapten tim basket sekolah, jadi saran gua, kalian sebisa mungkin kalau udah jadi siswa SMA Harapan harus lebih aktif karena disini gua jamin kalian bakal nemuin bakat-bakat terpendam kalian yang akan di olah dengan baik sama sekolah. Oke, gua rasa cukup sambutannya,semoga kalian lancar ngelewatin MOS sampai di hari terakhir besok” kata Dira yang mendapat tepuk tangan dan sorak dari siswa,terutama perempuan yang terpesona dengan karisma sang ketua osis. Jelas dari riuhnya suara siswi-siswi disitu membuat Ica merasa sedikit kesal, andai mereka tahu jika ketua osis itu adalah kekasihnya, namun itu tidak mungkin karena Ica dan Dira sepakat, lebih tepatnya Ica yang meminta untuk merahasiakan hubungan mereka. Ica tidak mau dianggap akan menyalahgunakan jabatan kekasihnya itu, jelas pada awalnya Dira menolak karena jujur dari hati Dira sangat bangga memiliki Ica dan Dira yakin bahwa Ica bukanlah perempuan yang seperti itu. Tapi setelah melewatin perdebatan yang alot, Dira mengalah pada Ica.
Saat ini pukul 12 siang, waktunya mereka istirahat dan mereka diperbolehkan memegang handphone, karena peraturan saat MOS adalah selama berjalannya acara siswa dilarang memegang handphone. Ica duduk di pinggir lapangan sendirian, tiba-tiba ada perempuan duduk di sampingnya. “Hay, gue Zanetta Breanda,panggil aja Zee” kata Zee seraya mengulurkan tangan pada Ica.
“Hay, gua Clarissa panggil aja Ica” kata Ica seraya membalas uluran tangan Zee.
“Lu sendirian aja, Ca?” tanya Zee pada Ica
“Iya, gua belum ada temen. Lu juga atau gimana?” tanya Ica.
“Gue lagi nungguin sahabat gue, dia lagi beli minum di kantin” jawab Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Fiksi Remaja"Memiliki,namun tak memiliki. Dekat, namun jauh" Mungkin ini semua salahku,andai aku tidak egois meminta hal itu. Sampai kapan? - Clarissa Aku tau ini sulit buat kita,tapi semua sudah terjadi. Jalani apa yang ada dan tunggu saatnya tiba - Adira