Cafe

288 32 4
                                    

Udara yang dingin, sangat cocok untuk minum coffee atau coklat hangat, aku sedang berjalan menuju cafe, yaa walau tidak di temani dean. Ia sangat sibuk akhir-akhir ini.

Di sebrang jalan terdapat cafe yang sangat sederhana dan Bagus, aku belum pernah kesana, sepertinya cafe baru, aku akan mencobanya.

" Kookies cafe, nama yang unik. "

Kulangkahkan kakiku untuk memasuki cafe itu, dan aku langsung memesan minuman yang ku inginkan.

Setelah aku memesan, aku mencari tempat duduk tepat di samping jendela, agar aku bisa melihat pemandangan luar. Hmm tidak terlalu banyak pelanggan, hanya 5 orang saja yang berada disini, mungkin cafe ini baru.

Sebenarnya jika bersama dean disini akan terasa seru, jadi aku tidak kesepian seperti ini. Aku chat, dia tidak membalas.

" Maaf nona ini minumannya. " seorang pelayan menghampiri ku, dengan 1 gelas coklat panas yang ku pesan tadi.

" Ah nee. "

" ... Mwo? Jeon Jungkook. "

" Kau mengenaliku? Senangnya.. "

Ya jeon jungkook, saat aku sekolah menengah atas, aku sangat menyukainya, ia teman sekelasku dulu, mengejar ngejar cintanya tanpa feedback, hinggaku tau ia mempunyai pacar aku berhenti untuk mengejarnya. Dan gilanya lagi pacarnya itu sahabatku dulu. Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang menyakitkan. Hingga saat ini sakit di hatiku karnanya masih membekas walaupun sedikit.

Ia duduk tepat Didepan bangkuku. Tanpa meminta izin padaku.

" Ini cookies untukmu, kau suka kan? Dulu kita sering membeli cookies bukan? Hahaha. "

Aku menjadi sedikit canggung, setelah ia mengetahui bahwa aku suka padanya saat itu. Hingga sekarang canggung ini masih melekat di diriku.

" Gomawo, cookiesnya. Apa kau bekerja disini? "

" Ini cafe miliku, aku hanya membantu bantu saja disini, ku lihat kau ada di cafeku jadi aku yang mengantarkan minumanmu. "

" Ohh seperti itu. "

Jujur saja, aku jadi tidak ingin meminum coklat hangat ku ini, moodku berubah. Kenangan kenangan pahit dulu teringat lagi. Melihat wajahnya, membuat luka hatiku.

" Jungkook apa kau masih dengan ... "

" Aku merindukanmu chae. "

Kata-katanya, sangat ingin membunuhku, ia menatapku dalam, yang ku lakukan hanya melihat pemandangan luar tanpa ingin menatap matanya.

" Apa kau merindukanku juga? Aku masih ingat saat kau dulu ... "

" Cukup. Dean akan marah jika kau merindukanku. "

" Dean sonbae? Kau pacaran dengannya? "

" Iya. Gue pacaran sama chaeyeon sekarang. "

Tiba tiba dean datang dan menjawab pertanyaan jungkook, menghampiri aku dan jungkook, aku sama sekali tidak mengabarinya, mengapa ia tau tiba tiba. Jungkook terlihat sedikit kaget.

Dean menarik kursi lain ke sebalah kursiku, lalu duduk di sebelah ku.

" Kenapa emang? Ada masalah kalo gue sama chae? " tangan kanannya merangkul pinggangku.

Jungkook hanya terpaku melihat sikap dean.

" ... Lo ngapain disini? Mau deketin chae lagi? Belom puas bikin dia nangis lagi? Atau mau nyari tau sahabat chae yang cantik-cantik? "

" Dean udah ah. " aku menyikut pinggangnya pelan, agar ia menghentikan omongannya.

Memang dulu saat aku merasa sedih karna jungkook, aku menangis di rooftop sekolah, dan juga itu adalah markas dean, setiap aku menangis di sana, dean hanya tidur di sofa yang sudah tidak terpakai, tanpa ada rasa simpati padaku. Ia sangat dingin dan acuh. Hingga lama kelamaan aku mengenal dean,karna seringnya aku ke rooftop. ia sangat baik walau sebenarnya ia di cap siswa yang bad. Memberiku tisu, menyemangatiku. Hingga akhirnya aku jatuh pada pesonanya.

" Hyung, gue cuma mau ketemu chaeyeon, dia juga baru dateng kesini. Bukan buat maksud apa-apa. "

" Tapi gue ga setuju kalo lo ketemu chaeyeon, gimana dong? " jawab dean sambil memakan cookies yang jungkook kasih kepada ku.

" ...sayang emang kamu mau ketemu dia lagi? Enggakan? " dean langsung memeluk pinggangku dan dengan entengnya dean mulai mengendus-endus dan mencium leherku di depan jungkook.

" Dean, stop it. " dengan suara kecil, aku menyuruh dean untuk berhenti.

" Wae? kita biasa melakukan ini kan? Apa karna di depan bocah ini kau jadi malu? "

Jungkook yang melihat kejadian ini, langsung meninggalkan meja ku, dengan kasarnya mendorong kursi yang ia duduki untuk keluar.  Ku lihat seperti raut wajah yang kecewa di wajah jungkook, apakah dia marah? Tapi untuk apa.

Deanpun langsung menarik tanganku, dan menyeretku untuk keluar dari cafe ini, ia menyuruhku untuk masuk ke dalam mobilnya. Aku dan dean masuk di pintu belakang mobil hanya untuk berbicara.

" Lo ngapain si disitu? Kalo lo bosen kenapa ga ke studio gue aja sih? Gue paling ga suka ya kalo lo ketemu bocah itu lagi. Ngizin bocah itu duduk di meja lo lagi. "

" Lo sadar ga sih? Gue dari tadi itu udah chat lo beberapa kali, lo ga bales sama sekali. Gue tau lo sibuk, gue cuma ga mau ganggu lo aja di studio. Udah itu doang ko, gue salah lagi ya? "

" ... Terus tadi, kenapa lo kaya gitu ke gue? Di depan jungkook, kesannya gue tuh kaya cewe... " aku sudah tidak sanggup untuk bicara lagi, yang ku lakukan hanya menunduk dan menahan air mata yang ingin jatuh. Aku sudah bertemu dengan si brengsek dan di sini aku di marahi oleh dean.

" Gue cuma pengen buktiin kalo lo cuma milik gue, gue yang cuma boleh sentuh lo, gue yang cuma boleh ngejaga lo, lo yang cukup Cinta sama gue gak ke yang lain dan gue Cinta lo. "

Dean merapihkan poniku ke belakang kuping, yang tadinya menutupi wajah. kini wajahku sudah bisa terlihat olehnya.

" Chae... Maaf, Gue ga bermaksud buat nyalahin atau ngecap lo jadi wanita apalah, gue cuma pengen dia ga ganggu lo lagi, ara? Maaf juga, tadi emang gue ga sempet megang hp chae, gue tau lo ada di cafe itu karna pas di jalan tadi gue liat lo di balik kaca cafe "  ia memeluku, dan mengusap ujung kepala hingga rambutku.

" Hmm, arra... Lalu kenapa lo tadi pas di depan jungkook ngomongnya pake aku kau? Kenapa disini engga? Gue pengen lo ngomong kaya gitu sama gue kapanpun dan di mana pun "

" Haha, chae gue ngomong aku kau itu cuma beberapa momen aja. Yang menurut gue momen spesial ya gue pake aku kau. Pas gue lagi romantis romantisnya gue bakal pake aku kau. "

" Ne arasseo... arasseo. "

" Chae, apa gue harus membuat mark di leher lo? agar bocah itu tau kalo lo itu milik gue. " dengan suara pelan ia mengatakan seperti itu, aku tersenyum dan mencubit pinggangnya pelan.

" ... Lo mau berapa mark? 5? 6? 7? 10? "

" Yak oppa byuntae "

" Hah? Apa? Tadi lo bilang apa? "

" Ani "

" Bilang atau gue bakal bikin 1000 mark di leher lo " dengan senyuman smirk yang menggoda.

" Bagaimana dengan 1000 mark di leher? " aku menggodanya dengan mengelus leherku sendiri dengan satu jari telunjuk.

" Baiklah oppa akan menghabisimu. "

" Yaaak oppaaa!! "

🌊🌊🌊

Update lagi niii, ehehehe
Don't forget to vomment guys
Chu~

Oneshoot DeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang