Undercover In Fact

474 82 12
                                    

Dunia mana yang tidak mengenal nepotisme. Atau istilah kasarnya menyuap.

Jangan jauh-jauh yang dekat saja dari lingkungan kalian.

Kesatuan kepolisian, kau harus punya memo dari pejabat tinggi dikepolisian agar kau bisa masuk test kedalamnya.

Kalau tidak punya memo, kalian harus merocek uang yang cukup banyak untuk masuk kedalam akademi.

Mungkin dirasa aneh, tapi IYA memang seperti itu adanya. Demi mendapatkan pekerjaan, kalian harus rela mengkuras uang ditabungan demi masuk kedalam kesatuan kepolisian.

Sedangkan di papan iklan itu terpampang jelas,

"Daftar Gratis"

Tidak tahu, bagian mana yang gratis.

Lebih lucu lagi kalau mau menjadi pegawai negeri, harus ada orang dalamlah, inilah itulah. Entah benar atau tidak menurut kalian.

Ada beberapa orang yang merasakan itu. Mereka pun rela menjadi saksi.

Ah sudahlah. Dunia memang kejam. Si miskin semakin miskin, si kaya semakin kaya.

Dunia jebol, rusak! Karena pemerintahannya seibuk menyikut sana sini demi posisi aman mereka, atau sibuk meraup uang negara yang tidak sedikit jumlahnya.

Sedangkan negara sukses diluar sana, tertawa senang sudah berhasil menguasai sumber daya manusia dan sumber daya alam kita.

Miris bukan?

Bodoh?

Sangat bodoh!!

Kurang lebih itu info yang diketahui Phana dari kekasih sahabatnya, Ming.

Dengan memo Profesor Frank di kampus Phana, dia berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai Guru di Hagrid School.

Phana cukup beruntung, belum tentu Guru lainnya. Mungkin mereka berhasil bekerja di sekolah ini melalui jalur khusus, alias uang.

*Telepon Berbunyi

Phana mengangkat telepon dari Kit.

"Halo Kit, ada apa?"

"Kau dimana ai Pha?"

"Aku baru saja sampai disekolah, aku sedang memarkirkan mobilku, ada apa?"

"Bisakah kita bertemu besok setelah kau mengajar? Tempat biasa?"

"Memang ada apa? Bukankah kita tadi baru saja bertemu?"

"Besok akan aku beritahu."

*Sambungan telepon terputus

*******

Phana masih berdiri didepan pintu yang ditunjuk Jo tadi.

Suara gemuruh apa ini. Hujan pun tidak. Phana berjalan mendatangi pintu yang menyala itu.

Dengan penasaran, dia buka knop pintu didepannya,

Dia terkejut apa yang dilihatnya,

Terlihat seorang wanita dewasa berdri sedikit membungkuk, disana juga ada sepasang kaki yang putih disana,

Lalu si wanita tadi menarik kepala anak itu ke atas, dijambaknya rambut anak itu keras-keras.

Anak itu tidak menangis, dia hanya kedinginan dan gemetaran, belum habis disitu Phana melihat pakaian anak itu robek, mungkin ditarik dengan kasar.

The Emotional Unvieled [PhanaWayo]Where stories live. Discover now