Setelah Phana menutup teleponnya. Ada suara ketukan didepan pintu kamarnya.
Phana bergegas menghampiri pintu kamarnya. Dan mengintip disela lubang kecil didepan matanya, yang dimana hanya orang didalam yang bisa melihat ke arah luar, tetapi tidak yang diluar.
Dilihat ada Hans berdiri dibalik pintu. Ada apa pagi ini dia kesini?
Lalu Phana membuka pintu itu, dan di dapatinya Hans dengan wajah sulit ditebak.
"Guru Pha dipanggil ke ruangan Bapak kepala sekolah sore ini." ucapnya, sedikit memiringkan kepalanya, ada wajah penasaran disana, tidak ada siapapun didalam ruangan kamar hanya terlihat Guru Phana.
Dia sedikit menenangkan gerakan tubuhnya. Dan berdehem. "Segera Guru Pha, beliau bilang ini urgent."
Phana masih tidak mengerti keadaan sekarang, situasi macam apa yang ada didepannya.
"Baik, katakan kepala sekolah aku akan segera kesana sebelum petang, karena aku harus ke bengkel dulu ada masalah sedikit dengan mobilku."
"Baik."
Lalu Hans pergi, dan Phana menutup pintu kamarnya.
***
11.00
Phana sudah sampai di apartemen Kit.
Setelah Kit membuka pintu, Phana menatap tanya ke wajah Kit lalu ke Ming, lalu Kit lagi.
"Masuklah dulu." Kit mempersilahkan Phana masuk.
Dia masuk, dan duduk diantara dua anak remaja disana.
Kit mengambil minuman untuk Phana, sedangkan Mingkwan duduk disebrang kursi Phana.
"Ini ada apa?" tanya Phana.
"Ini sangat penting ai Pha, aku pun tidak tahu aku harus berkata apa dan bertindak apa." ujar Ming.
Tidak kalah bingungnya dengan perkataan Ming yang berputar. "Kenapa kalian bisa disini? Bagaimana caranya kalian bisa sampai kesini?" tanya Pha kepada dua anak remaja yang hanya memakai kaos usang, berbeda dengan satunya lagi, Pha jelas betul bahwa pakaian yang dipakainya belum diganti dari semalam.
"Mereka akan menjelaskan pada kita ai Pha, biar kau percaya."
Lalu ada lagi suara ketuk pintu apartemen Kit.
Kit membuka lagi pintunya, ada dua teman lainnya yang Kit dan Ming kenal tetapi tidak buat Phana.
Mereka sibuk membawa dua gundukan hitam, entah isi nya apa didalamnya, yang jelas itu pasti sangat berat.
Mereka masuk kedalam, dan mulai menyiapkan sesuatu disana, di satu sudut ruangan diberi penerangan, dan seperti layar putih dibelakang menempel di tembok, dan satu kamera LSR berguna untuk mengambil Foto dan satu kamera berwarna hitam.
"Hei ini untuk apa? Apa akan ada artis yang datang di apartemenmu ai Kit?" maksud hati Pha hanya ingin memberikan lelucon agar suasana canggung di ruangan ini pecah, tapi salah.
Mereka memandang ke arah Phana dengan wajah sebaliknya, mereka menatap tajam ke arah Pha, bahwa saat ini adegan yang dilihat Phana bukan untuk bercanda atau lelucon.
Karena ini sangat serius.
"Jonathan Reynand." panggil Kit meminta si anak remaja tadi duduk diatas kursi yang sudah diletakkan ditengah depan kamera. Memberikan kode menepuk kursi yang sudah berada ditengah spot yang sudah diberikan penerangan. Karena memang Kit tidak bisa berbahasa isyarat, satu-satunya yang tahu adalah si pria bertubuh tinggi masih berwajah bingung.
YOU ARE READING
The Emotional Unvieled [PhanaWayo]
Mystery / Thrillerauthor mau buat cerita ber genre psikologi mental, Dan kali ini penulis memakai Phana dan Wayo sebagai dua peran utama di cerita ini. Synopsis : Wayo anak yatim piatu, sekolah menengah atas, di sekolah terbuka. Seorang Guru SMA bernama Phana, terjeb...