Mereka tertawa terbahak-bahak. Mereka bersenang-senang. Mereka tua bangka yang keparat.
Mereka bernyanyi, menikmati kebahagiaan malam yang tidak tertandingkan. Mereka tertawa puas, melepas kepenatan selama hampir seminggu, mereka berlindung dibalik jeruji.
Mereka menang. Mereka puas!
''Mari kita berikan penghargaan bagi Tuan Horman selaku seseorang yang penting disini." katanya sambil mengacungkan gelas wine nya, memberikan penghormatan, rasa terima kasih, usaha nya tidak sia-sia.
"Ah tidak itu hanya kebetulan semata, aku dan OD memang satu kampus kuliah dulu, dan dia memang sedang membutuhkam uang untuk anaknya. Dan Kepala hakim mudah saja diajak negosisasi, memang uang itu segalanya bukan?" Horman membalas acungan gelas wine diangkatnya tinggi-tinggi kehadapan Van dere.
Berbeda dengan posisi Bastian sekarang, dia asik menari-nari di ruangan pribadi VIP club malam dekat layar televisi besar, dia menikmati seorang wanita kupu-kupu malam menjamahnya tangan itu masuk kedalam belahan dada wanita dalam dekapannya.
"Hahaaa..." suara tertawa dari suara Bastian. Ketiga pria tua bangka, mempunyai satu-satu masing-masing kepemilikan wanita malam, menemani pesta mereka, perayaan kebebasannya.
"Saya penasaran bagaimana anda bisa mempersuit orang seperti kepala hakim?" tanya Van dere lagi, masih memeluk wanita malam bergaun kuning.
"Mudah sekali, dengan ini saja." Horman memberikan kode didepan bosnya, dengan satu telunjuk dan satu jari jempol, dia geseknya dan menyatu seperti orang membuat gerakan meminta uang.
Lalu Van dere tertawa terbahak-bahak, "Tenang saja Pak Horman, urusan anakmu kuliah di Luar negeri, a.m.a.n !!" lalu si kepala botak tertawa lagi.
"Mari kita nikmati malam ini!"
"Mari kita nikmati malam ini!"
"Cheers!!"
Suara musik dalam ruangan yang kedap suara dan privacy, semakin membuat mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Meraba, menjamah, menciumi pasangan mereka masing-masing,
Terlena dengan reaksi minuman alkohol yang ditegaknya.
Bernyanyi dengan alunan yang menderu, mereka lupa akan satu hal.
Mungkin dalam peradilan dunia hukum mereka menang,
Tapi tidak dengan peradilan cara hutan,
Peradilan cara hutan tidak mengenal uang, tidak mengenal belas kasihan, peradilan cara hutan tidak ada aturan tidak ada pasal-pasal,
Yang peradilan cara hutan hanya tahu bagaimana caranya membalas dendam,
Dendam rasa sakit hatinya.
Ketiga pelacur itu pun seraya menikmati tubuh mereka disentuh, dengan imbalan uang yang spektakuler.
Guru Bastian orang yang kurang waras, dia menari naik ke atas meja mengikuti hentakan nada lagu bersama si pelacur bergaun mersh muda. Dia pun melempar keatas langit uang uang itu jatuh dan terlempar hingga berhamburan.
.
.
.Apartemen sederhana itu penuh dengan cerita kebusukan. Didalamnya banyak adegan panas tanpa batas.
Apartemen itu berada di lantai tiga. Harus melewati jalanan rel kereta api. Baru bisa masuk ke lobby apartemen yang menghadap ke arah barat.
Apartemen itu dulu ditempati tiga pria. Dimana satu pria pemakai, dan satu anak yang sudah kehilangan nyawa,
YOU ARE READING
The Emotional Unvieled [PhanaWayo]
Mystery / Thrillerauthor mau buat cerita ber genre psikologi mental, Dan kali ini penulis memakai Phana dan Wayo sebagai dua peran utama di cerita ini. Synopsis : Wayo anak yatim piatu, sekolah menengah atas, di sekolah terbuka. Seorang Guru SMA bernama Phana, terjeb...