Who is He ?

2.8K 227 4
                                    

Cantika's POV               

Karena saking ribetnya aku jadi stress. Akhirnya aku memutuskan membaca buku di perpustakaan. Sudah sampai perpustakaan aku mencari judul-judul novel yang aku anggap menarik, aku ambil dua buku dan memutuskan untuk membaca buku di bawah pohon beringin yang berada di tengah gedung sekolah. Itu memang tempat paling enak disini. Saat aku ingin duduk di bawah pohon beringin, tiba-tiba aku tersandung tempat sampah dan jatuh semua buku-buku pinjaman perpustakaan yang berada ditangan, akupun ikut terjatuh. Memalukan kau Cantika. Disaat itu ada anak laki-laki yang menjulurkan tangannya yang aku pikir berniat menolongku. Tak perlu menunggu lama aku meraihnya.

        "Kau tak apa kan?." kata anak laki-laki itu sambil membantu aku untuk berdiri karena kakiku sepertinya sedikit lecet.

        "Ya tak apa, makasih yah sudah menolongku." jawabku dengan hati yang tak karuan.

        "Iya sama-sama. Itu kakimu tak kenapa-kenapa?"

        "Tenang saja tidak apa. Mungkin hanya lecet sedikit." jawabku sedikit meringis kesakitan.

        Aku ingin mengambil buku yang masih tergeletak dibawah tanah, ternyata disaat yang bersamaan ia juga berinisiatif mengambilnya dan tangan kita pun berpegangan karena mengambil buku yang sama. Aduh mengapa begini jadinya. Batinku.

Awkward moment begin.

        "Maaf." Kataku gemetar.

        "Iya tidak mengapa, santai aja. Ini bukumu."katanya.

        "Makasih sekali lagi."

        "Sama-sama." Karena kejadian itu, rencana duduk dipohon beringin gagal dan berniat untuk langsung pulang saja. Saat aku hendak jalan tiba-tiba kakiku sakit untuk bergerak, alhasil aku jatuh lagi. Tapi tepat sebelum aku jatuh aku merasa tidak jatuh ke tanah melainkan ke sepasang tangan memegang bahuku reflek agar diriku tak menyentuh kerasnya tanah. Ah lelaki itu lagi. Ternyata kakiku itu memang sudah berdarah cukup banyak. Pantas saja aku merasa sakit saat hendak beranjak dari duduk. Karena saking tidak teganya laki-laki itu, akhirnya dia mengantarku pulang. Dia membungkukan punggungnya menyuruhku agar naik diatasnya. Sebenarnya akupun tidak tega tapi ia memaksa ya sudah aku menurut saja. Kami hanya diam sepanjang perjalanan. Anehnya aku mau saja menuruti orang yang baru aku kenal, ralat kami belum saling mengenal yang belum tentu niatnya baik.

        "Aku pulang dulu ya, jangan lupa obati kakimu nanti bisa infeksi. bye."

        "Iya makasih sudah mengantarkan, kau tidak ingin mampir dulu sekedar meminum hot chocolate?." tawarku.

        "Emm...tidak perlu, takut hujan. Langit sudah terlihat mendung sepertinya" sambil menengok kelangit yang memang sudah mendung.

        "Ya sudah, hati-hati dijalan. Makasih sekali lagi. Bye" dia balas dengan senyuman dan melambaikan tangan sebelum melenggang pergi setelah sampai mengantarku.

        Hari itu benar-benar hari yang emm bagaimana ya, sulit diceritakan. Bertemu dengan anak laki-laki yang tidak ku kenal, ucapannya yang halus buat aku jadi salah tingkah dan keluar keringat dingin. Ya ampun aku lupa tanya siapa namanya dan berada di kelas mana.Bodoh. Mengapa aku tidak minta berkenalan?. Aku aja samar-samar melihat mukanya karena dia memakai topi. Tapi sudahlah tidak perlu dipikirkan.Memikirkan bertemu Niall saja tidak kesampean-kesampean.

Aku post lumaya banyak hari ini. Karena ini pertama dan aku lagi ada waktu senggang. Gimana? dapet gak feel nya??. Keep vote + coment aja ya.

Salam,

Author

True Love (Niall Horan) [Edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang