Something Wrong

1.6K 146 4
                                    

Hello guys!! i'm back. Sorry lama gak post cerita. Kalian gak vote sih jadi lama plus sibuk juga hehe. Maaf juga kalo ceritanya kependekan. Oke cus aja baca cerita.

Enjoy guys :)


Niall POV


                "Diana." panggilku. "Hmm.." balasnya singkat dengan tangan masih berkutat pada handphonenya. Aku sebenarnya sedikit kesal sedari tadi dia mendiamiku. Dia hanya fokus berkutat pada ponselnya saja. Aku sedang dalam perjalanan menuju tempat parkir. Sebenarnya bukan tempat parkir namun numpang parkir di pekarangan rumah orang lain. Ya cukup jauh, kau tahulah agar tak ada guru yang tahu.

                "Diana, aku disini apa kau tak ingin berbicara atau mengobrol dengan diriku. Aku malah merasa seperti bodyguardmu." timpalku jujur. Diana menoleh, lalu dialihkan lagi ke ponselnya.

                "Iya kau dulu saja yang memulai nanti aku respon." jawabnya santai.

                "Hiih..kau ini." jawabku geram. 

                "Oh..my little leprechaun please don't mad at me.. i'm sorry. Okay..how about nando's" tawarnya tiba-tiba sambil mencubit pipiku gemas. Yang sekarang merah.

                "I won't" aku mengambek.

                "Hmm..i'll treat you. Deal??" ucap Diana sambil mengulurkan tangan. Sebenarnya aku mau tapi aku gengsi. Aku ingin Diana membujukku. Dan aku cukup berhasil.

                "Okay. Deal" aku menautkan tanganku membalas ulurannya.



——————

Author POV


                        Niall dan Diana memasuki ruangan kelas mereka masing-masing. Selama pelajaran berlangsung mereka mulai fokus dengan materi mereka masing-masing. Kau ingat dengan Verlin si gadis centil yang bermuka dua itu dengan sahabat karibnya, Indri. Ulah mereka tambah menjadi, kemarin ia baru saja bertengkar hebat hanya karena seorang anak menginjak sepatunya yang terkesan sama seperti sepatu lain dan tidak ada istimewanya sama sekali. Dia memang suka membersarkan masalah entah mengapa.


                Belum lama ini kedua makhluk asing itu seperti sedang vacum dari kegiatan yang sering menganggu kepentingan orang. Mungkin mereka sudah sadar atau apa, semoga saja . Entah Diana yang tahu hal tersebut tetapi tidak peduli atau memang sifat Diana yang tidak peka atas perubahan sikap Verlin dan Indri.


                "Hei!, melamun saja kau ini. Ada apa?" Niall tiba-tiba muncul dan langsung menghampiri Diana dan Laira yang sedang duduk di kantin sekolah.


                "Oh hai! Niall. Tidak ada apa-apa. Hanya merasa sedikit tidak fit saja." jawab Diana.


                "Emm.. Niall, Cantika aku ke kelas dahulu ya. Aku ada tugas yang belum aku selesaikan. Sampai jumpa di kelas." Laira bangkit dari duduknya mencium pipi Cantika singkat. Menjiikan memang, tapi itulah sahabat. Dan ketika berjalan melewati ia memberi tatapan seperti -ajak-bicara-ia.


                Niall hanya mengangguk mengerti maksud dari tatapan Laira. Niall menatap Diana dan mulai memegang lembut tangan Diana.


                "Kau ada masalah?" Diana hanya menggeleng pelan. Niall menghembuskan nafas pelan dan tersenyum ke arah Diana.


                "Tak biasanya kau seperti ini. Ceritalah kalau ada sesuatu. Aku disini siap mendengarkannnya." bujuk Niall lagi.


                "Tidak ada Niall. I'm fine." balas Diana mencoba tersenyum tipis. Aneh, padahal sedari tadi di mobil Diana biasa-biasa saja. Niall tetap berusaha.


                "Apa karena kau akan mentraktirku tetapi kau lupa membawa uang?" tanya Niall lagi. Diana yang tadinya menunduk langsung cepat menatap balik Niall. Niall memberi tatapan seperti -Apa- pada Diana. Tapi Diana hanya meninju pelan bahu Niall dan tersenyum.


                "Kau ini, itu konyol kau tahu. Mana mungkin, memangnya aku semiskin itu dan memangnya setragis itu. Sudah jangan bahas lagi. Sebentar lagi akan bel masuk berbunyi." ucap Diana yang sudah tak semuram tadi. Niall senang usaha sedikit berhasil walau agak sedikit aneh namun sekiranya itu berhasil.


                "Hahaha.. entah hanya itu yang terlintas dipikiranku saat ini." Diana terkikik kecil mendengar ungkapan Niall.


        "Oke hati-hati saat menuju ke kelas. Jangan lupa untuk latian sepulang sekolah di ruang musik. Aku akan menunggumu di depan kelasmu." sambung Niall sambil mengacak rambut Diana dan langsung berlenggang ke kelasnya tanpa rasa bersalah. Diana hanya merengut atas sikap Niall karena ia sudah bersusah payah merapikan rambutnya ini. Dasar Niall. 


Tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan sikap mereka berdua dari kejauhan. Pandangan sinis, benci dan tak suka.

———————-

Gimana?? To the point aja ya, jangan lupa Vote, Comment, and Follow me. Give me thumbs up and your feedback. Okay. Love you guys.

Need 15+ vote for next


Salam,

Author

















True Love (Niall Horan) [Edit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang