Who Are You?
ㅡ
Kubolak-balikkan benda persegi di genggamanku ini dengan bosan. Sesekali aku melihat keluar jendela café yang menjadi tempatku singgah. Kemudian ku teguk minuman di depanku dan kembali berkutat dengan benda persegi ini.
Menunggu pesan singkat yang tak kunjung ia balas. Dan menunggunya itu membuatku sedikit kesal.
Kriling~
Pintu café ini kembali terbuka. Menampakkan sosok tegap yang aku tunggu beberapa jam yang lalu.
"Mianhae, Ahri-ssi. Telah membuatmu menunggu." ucapnya lalu mengajakku duduk.
Ah, namaku Nam Ah Ri. Mahasiswa baru yang menetap sebagai kewarganegaraan Korea Selatan ini.
Yang katanya adalah surganya para Kpopers atau penyuka hal-hal yang berbau Korea.
"Ne, gwenchanayo." jawabku tenang dan tersenyum.
Dia Park Hyeong Suk. Teman se-semester jurusan seni. Aku tidak sengaja bertemu dengannya ketika aku sedang berkeliling kampus lalu berkenalan.
Kemudian kami bercakap-cakap sampai matahari mulai menenggelamkan sinarnya di ujung sana.
Aku dan Yeongsuk -panggilanku untuknya- berpisah pada jalanan Gangnam. Atau yang biasanya disebut Gangnam Street.
Walaupun sudah menjelang malam, jalanan ini tetap dipadati oleh orang yang berlalu-lalang. Baik itu pulang sekolah, bekerja, ataupun hanya untuk mengisi waktu senggang.
Kemudian kakiku melangkah pada sebuah gang kecil menuju rumahku dengan sesekali mengingat setiap jalan setapak yang ku lewati.
Terlalu sibuk aku mengamati sekelilingku, tak sadar aku menabrak tubuh seseorang. Yang tidak kukenal tentunya.
"Ah, joesonghapnida, Ahjussi. Aku tidak melihatmu, maafkan aku." Pintaku membungkuk formal.
"Tidak. Tidak apa-apa. Aku yang terburu-buru, joeso ghapnida." Kemudian ia membungkukkan tubuhnya sedikit dan berlalu.
Dan kembali lagi.
"Ah, jangan panggil aku Ahjussi, aku masih muda. Namaku..."
"Yak!! Hyung ppalli!!" Sahut seseorang muda dari dalam mobil hitam dipinggir jalan.
"Ah, maafkan aku, Noona. Aku harus pergi. Sampai jumpa!" Pamitnya lalu melambaikan tangannya padaku.
Entah mengapa tanganku ikut melambai dan dengan cepat aku turunkan kembali. Dan kulihat dia berbalik dan tersenyum sambil berlari.
Aku masa bodoh dengan hal itu kemudian ku ayunkan kakiku menuju rumahku.
Sebenarnya ini bukan rumah, melainkan hanya sebuah rumah sewa yang berukuran minimalis. Cukup untukku sendiri.
Lalu ku dudukkan pantatku ke sofa panjang nyamanku.
Menatap langit-langit di atasku dan tidak sengaja senyum itu terlintas dengan tiba-tiba. Senyumnya terus terlintas dipikiranku dan seakan tak ingin lenyap dari sana.
Aku beranjak dari sofa menuju kamar mandi, lalu membilas wajahku dengan air hangat menggunakan handuk. Kemudian menyikat gigiku sambil bersenandung ria.
Berjalan ke arah kasurku setelahnya. Melepas segala penat yang aku dapatkan hari ini. Hari ini. Hari ke-10 semenjak aku pindah kewarganegaraan dan berpindah kemari.
Kupejamkan mataku perlahan. Namun bunyi notifikasi dari ponselku membangunkanku dengan cepat.
Line!
Yeongsuk
Kau sudah tidur?
- 21.45 PM.Aniyo, wae?
- Send -Yeongsuk
Aku butuh bantuanmu mengerjakan materi tadi.
- 21.46 PM.Seperti apa?
- Send -Dan kemudian kami membicarakan soal materi Yeongsuk yang ia tak mengerti hingga sampai larut malam. Aku membantunya sedikit dengan keadaan setengah mengantuk.
Setelah selesai aku dengan Yeongsuk memutuskan untuk tidur. Kami selesai pada pukul setengah satu pas.
Kemudian kupejamkan mataku lagi. Dan pergi ke alam mimpi dengan damai.
ㅡ
-To Be Continued-
Heyhey. Aku tau ini cerita awalnya emang rada absurd dan gak jelas banget, tapi aku usahain buat yang terbaik di part-part selanjutnya dan keep read it as you can:) karena cerita ini cuma buat ngehibur kalian semata.♡payerr
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You | Kim Namjoon (BTS) | Pindah Akun
FanfictionSemua orang sudah tentu mencintaimu, tapi bisakah aku mencintai dirimu? -WAY. @deruby_jajan / @jathe.jajan