Then We Met Again
.
.
."Nam Ah Ri! Bangun! Kenapa disaat jam mata kuliah saya kau tertidur?! Mana tugas yang saya berikan kemarin?" Ah, Sial. Dosen gila itu mengganggu tidurku.
Beruntung tugas yang beliau berikan sudah kuselesaikan sebelumnya.
Benar sekali. Aku tidur larut malam karena membantu Yeongsuk menyelesaikan materinya. Kami satu jurusan.
Dan lihatlah dia yang disudut sana. Dia tampak mengantuk, mengalun-alunkan kepalanya dan menyangga kepalanya dengan tangannya.
Oh, matilah kau Yeongsuk.
"Park Hyeong Suk-ssi!"
Dosen itu memukul bahu Yeongsuk dan aku tahu pasti itu terasa sakit.
"Ah, joesonghapnida, gangsa-nim." kemudian ia menundukkan kepalanya.
Yang benar saja aku tidak menyukai sikap dosen ini.
Kemudian jam berakhir dan derita mahasiswa disini juga berakhir. Aku menghampiri Yeongsuk yang setengah terlelap disana.
"Hey, kau tak apa 'kan?" Tanyaku memegangi bahunya.
Dia hanya mengangguk sambil mengerjap-erjapkan matanya. Ah, lucunya.
"Mau ke kantin? Aku yang menraktir."
"Setuju!" Dia menarikku kemudian berlari ke kantin seperti anak TK.
Kami duduk di bangku paling ujung. "Kau pesan apa?"
"Apa saja yang mengenyangkan perutku yang berdemo ria ini." Katanya membelai perutnya yang sedikit buncit.
"Bagaimana aku tahu sesuatu yang mengenyangkan perutmu, yak!" Aku memukul perutnya dan lihatlah dia meringis kesakitan.
"Yak! Jjampong dan Tteokbokki saja"
Aku beranjak dan mulai memesan.
"Jangan lupakan Cherry Mint ku!!" Serunya dari sana.
Aku menghela nafas panjang kemudian aku membawa nampan berisikan makanan itu ke mejaku.
"Wah, Selamat Makan."
"Selamat Makan."
Kemudian kami menyantap makanan kami. Dan setelahnya langsung pulang karena hari ini hanya ada satu mata kuliah.
---
BigHit Ent.
09.45 AM--Ting!
Manager-hyung
Turunlah! Aku perlu bicara denganmu.Ne.
- Send -Dengan berat ku langkahkan kakiku menuju lift lalu ku tekan tombol 3.
Setelah terbuka, aku menyapa semua yang berada di lantai ini kemudian memasuki ruangan bertuliskan 'Bangtan Manager' itu.
"Ada apa?" Ucapku asal.
"Ah, tidak aku hanya ingin membicarakan ini denganmu." Ia menunjukkan beberapa kertas di genggamannya. Lalu memintaku untuk duduk.
"Lirik itu, apakah ada yang salah?"
"Tidak. Hanya saja perlu perbaikan dibeberapa kalimat yang kurasa tidak menyambung. Bisa kau perbaiki? Ini akan kugunakan untuk projek comeback kalian bulan depan." Jawabnya mantap.
"Ah, tidak masalah. Akan ku urus itu, aku akan meminta bantuan Suga-hyung nanti." Ku ambil kertas itu dan keluar dari ruangan Managerku.
Yang harus kupikirkan kali ini adalah Comeback Bangtan. Beberapa hari yang lalu aku menulis lirik ini bersama Yoongi tapi tidak tau kenapa, Sejin-hyung berkata ada bagian yang salah.
Tak apa. Akan kukerjakan bersama Yoongi-hyung nanti.
"Hyung-ah!"
"Apa? Masuklah." Dinginnya.
"Ini lirik yang kukerjakan kemarin denganmu. Sejin-hyung memintaku untuk memperbaikinya. Denganmu hehe."
"Letakkan saja disana. Nanti kukerjakan. Kau pergilah keluar, aku tau kau pasti bosan. Pergilah, segarkan pikiranmu." Dia masih berkutat dengan komputernya sambil menyeruput kopi di genggamannya.
Tangannya dengan lihai memainkan keyboard miliknya. Tunggu, apa aku baru saja mendeskripsikan hyungku yang super ganas ini?
Lupakan.
"Terima kasih, Hyung. Aku pergi dulu."
Kemudian aku keluar dari gedung BigHit. Menghirup udara malam yang selalu segar di indra penciumanku.
"Hyung! Kau mau kemana? Boleh ku pesan sesuatu padamu?" Hey, anak Busan. Aku bukan Chicken Delivery.
"Aku bukan Chicken Delivery Order. Katakan."
"Aku dan Jungkook. Satu Frappe Latte dan Choco Milkshake dan tiga Burger Cheese di seberang gang. Gomawo hyung." Dia tersenyum manis lalu pergi begitu saja.
Kalian tau itu siapa bukan?
Aku berangkat dengan berjalan kaki. Mataku tak hentinya melihat ke arah langit dan sesekali memikirkan sebuah untaian lirik.
Tunggu. Wajah siapa itu.
Wajah yang familiar disana. Entahlah, aku lupa itu siapa. Apa aku pernah bertemu dengannya?
Dia berdiri di seberang gang dengan membawa beberapa paper bag dan kantung plastik. Matanya melihat lurus ke depan. Ke jalan raya. Apa dia ingin bunuh diri?
Hilangkan pikiran negatifmu, Namjoon. Semakin penasaran aku hampiri yeoja itu. Ah, aku ingat. Dia yang memanggilku Ahjussi beberapa hari lalu.
Dia mendelik padaku. "Eoh! Kau membuatku terkejut."
Aku tertawa kecil.
"Tunggu, kau siapa?"
----
-To Be Continued-
![](https://img.wattpad.com/cover/130756193-288-k37290.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You | Kim Namjoon (BTS) | Pindah Akun
FanfictionSemua orang sudah tentu mencintaimu, tapi bisakah aku mencintai dirimu? -WAY. @deruby_jajan / @jathe.jajan