Blissful Utopia⚫nielwink

J1

'Jab kanan, hook kiriㅡ'

"Jihoon-ah."

'ㅡUppercut, hook lagi, jab, crossㅡ'

"야, 박지훈!"
(Hei, Park Jihoon!)

Terlalu sibuk bertinju, aku baru sadar kalau namaku dipanggil setelah Woojin berteriak demikian. Aku pun berhenti memukuli samsak.

"Ada apa?"

"Mau pulang bersamaku tidak?" tanya Woojin seraya menyandangkan ransel ke pundak. "Tapi aku mau mampir dulu ke minimarket untuk membeli ramyeon."

Sempat berpikir sejenak, akhirnya aku memutuskan, "Terima kasih atas ajakannya, tapi aku masih belum selesai berlatih."

"Begitukah? Atau jangan-jangan kau menunggu dijemput oleh seseorang ya?"

"Hah? Siapa?"

Sepertinya seru juga mempermainkan Woojin dengan berpura-pura tidak tahu siapa orang yang dia maksud.

"Tentu saja Kang Daniel, siapa lagi kalau bukan dia?"

Di luar dugaan, si pemilik gingsul malah terang-terangan menyebut nama lengkap lelaki yang bersangkutan, membuatku membenturkan dahi ke samsak guna menyembunyikan pipi yang merona merah.

Ah, sial. Kenapa mendengar namanya saja membuatku tersipu begini?

"Dinilai dari reaksimu yang berlebihan, pasti aku benar 'kan?" Sudut bibir Woojin melengkungkan seringai penuh kemenangan, ingin ku tampar tampangnya yang menyebalkan. "Makanya jangan pernah meremehkanku, aku tidak sebodoh yang kau kira."

"Sayang sekali tebakanmu keliru, Woojin-ah, karena dia tidak menjemputku. Aku bahkan tidak tahu dia sedang apa sekarang." Aku baru mengangkat kepala beberapa menit kemudian.

Dilengkapi gestur melambai-lambaikan tangan, beginilah lanjutan dari ucapanku, "Sudah sana, cepatlah pulang. Latihanku tidak akan dimulai kalau kau masih di sini, mengajakku mengobrol."

"Lho, jadi kau mengusirku?"

"Iya."

Helaan napas panjang Woojin luncurkan menanggapi jawabanku yang kelewat singkat.

"Ya sudah, kalau begitu aku pulang dulu. Jangan terlalu memforsir tenagamu, nanti cedera. Matikan semua lampu di sini kalau memang tinggal kau yang belum pulang."

"Baiklah, mama~" Lagi-lagi aku meledeknya dengan nada riang, inilah keuntungan berteman dengan seseorang yang sebaya.

"... Kurang ajar."