(n.) an instance of two or more people coming together again after a period of separation.
——————————
Sisilia bilang, Clemenza perlu mengambil cuti setelah bekerja seperti orang gila selama setahun belakangan.
Sejak perpisahannya dengan Kailendra Anuradha Risjad, Klee berusaha untuk mencari kesibukan sehingga ia tidak perlu melewatkan satu detik pun dalam hidupnya dengan sosok Kai memenuhi pikirannya. Metode itu memang berhasil, hanya untuk beberapa kondisi di mana pikiran Klee sepenuhnya terdistraksi oleh kesibukannya. Di lain waktu, sosok mantan kekasihnya itu bisa dengan mudah memasuki pikirannya.
Meskipun demikian, Klee cukup bersyukur karena selama setahun sejak perpisahan mereka, keduanya tidak pernah dipertemukan kembali. Entah karena semesta yang memang sengaja memberikan jarak yang jauh di antara mereka, atau Klee dan Kai yang terlalu cerdik untuk saling menghindar satu sama lain. Klee berharap, ia tidak akan pernah dipertemukan dengan lelaki itu sepanjang sisa hidupnya, karena ia tak bisa membayangkan seberapa besar rasa sakit yang akan ditimbulkan hanya dengan memandang wajah sang adam, sekalipun itu mustahil untuk diwujudkan, mengingat orang-orang terdekatnya mengenal Kai dengan cukup baik.
Setelah mencoba berbagai banyak hal demi melupakan dan mengikhlaskan kepergian Kai—termasuk dengan memangkas rambut panjangnya yang menjadi favorit Kai—Klee pun memutuskan untuk mengikuti saran Sisil, dengan mengambil cuti dan berlibur ke suatu tempat yang sangat ingin ia kunjungi.
Dan Paris merupakan tujuan sang dara.
Klee sudah menghabiskan tiga harinya di City of Lights ini, tetapi sejujurnya, tidak ada perubahan yang cukup signifikan yang terjadi dalam dirinya. Ia masih saja teringat oleh sosok Kai di waktu-waktu tertentu. Contohnya, seperti ketika ia memandangi langit malam yang bertaburan bintang dan ia akan diingatkan oleh impian Kai untuk menjadi seorang astronom.
Ini adalah hari keempat yang dilalui Klee di Paris. Ketika ia menyadari bahwa liburan ini pun tidak mampu membantu banyak, ia hanya bisa menghela napas panjang. Liburannya di ibukota Prancis ini akan segera berakhir dalam dua hari. Setelahnya, Klee harus segera kembali ke Indonesia—bukan hanya untuk kembali dengan kesibukannya sebagai editor majalah, tetapi juga karena ia harus menghadiri pernikahan sepupunya.
Oh, pernikahan itu mengingatkan Klee lagi pada Kai. Bukan—bukan karena Kai pernah menjadi sosok yang ia idamkan untuk mendampinginya di pelaminan, tetapi karena sepupunya menikah dengan sepupu Kai, yang memunculkan kemungkinan yang cukup besar untuk keduanya saling berjumpa di acara tersebut.
"Apa gue nggak usah dateng aja, ya?" Klee bermonolog sembari menyusuri jalanan di kota yang terkenal dengan julukannya sebagai kota romantis tersebut. "Tapi entar Kak Tifa bisa ngamuk, kalau gue nggak dateng." Klee mendadak dilanda dilema. Quincy Latifa—atau yang akrab disapa Tifa—adalah salah satu sepupu yang akrab dengannya. Klee sudah menganggap Tifa sebagai kakaknya sendiri, karena wanita itu kebetulan seumuran dengan Jessica, kakak kandung Klee.
Lagi-lagi, Klee menghela napas. Gadis itu tidak terlalu memperhatikan jalanan karena ada begitu banyak hal yang mengganggu pikirannya saat ini, sehingga ia tidak menyadari ada seorang pria yang di hadapannya.
Tabrakan kecil tak terhindarkan.
"Oh, maaf, ya ampun." Klee tanpa sadar berucap dalam bahasa Ibunya. "I'm sorry, Sir." Ia kembali mengutarakan permohonan maaf ketika menyadari bahwa sosok yang ditabraknya adalah seorang pria.
"It's o—kay."
Klee diserang keterkejutan saat kepalanya mendongak dan pandangannya bertemu dengan milik pria yang baru saja ditabrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Polaris
Ficción General[ SEQUEL OF ENDING PAGE ] (n.) A fairly bright star located within one degree of the north celestial pole, in the constellation Ursa Minor. One of circumpolar stars. ---------- Bagi Kailendra, Clemenza adalah Polaris-nya, bintang malam yang akan sel...