Chapter 6: Isn't It Beautiful?

374 69 2
                                    

Index:

Bio-tech system: sebuah system yang diciptakan militer sebagai senjata mematikan yang bisa membunuh tanpa harus menyentuh target tertentu. Hanya dibutuhkan invasi chip dan zat kimia tertentu untuk kinerjanya.

Cyberviral: virus komputer.

Neutralizer: (akan dijelaskan di cerita selanjutnya).

Player: hacker.

.

.

.

Jangan dianggap remeh, ancaman belum tentu berujung pada kematian, begitu pula sebaliknya, kematian kadang tidak harus berawal dari sebuah ancaman. Rencana yang bagus diperlukan untuk sebuah ending yang baik. Tapi jika rencana tidak berjalan mulus, maka sebuah rencana B harus dibuat. Ya, rencana B, rencana yang sudah B ciptakan.

.

.

.

In Liv's Eyes...

Ada satu batas samar, yang tidak bisa manusia lampaui bagaimanapun caranya. Adalah kematian, yang dijaga oleh batas samar tersebut, guna memisahkan akal sehat manusia dengan imajinasi. Guna mempertahankan batas sadar dan tidak sadar sehingga membaurkan kenyataan dengan harapan.

Dan ya, sekarang aku terjebak dalam batas samar tersebut. Lebih tepatnya, aku adalah batas samar tersebut. Bukan salahku, jika aku tercipta untuk jadi sebuah batas antara hidup dan mati seseorang.

Bukan juga salahku, jika pada akhirnya aku tak sanggup berbuat apapun.

Aku bukan manusia, yang bisa mempergunakan akal juga perasaan di waktu yang bersamaan. Bukan juga makhluk yang sanggup membedakan mana yang harus dan tidak harus aku lakukan.

Aku hanya sebuah system, yang diciptakan serupa dengan akal manusia, pemikiran B, tentunya. Dan karena aku hanya sebuah system yang sesungguhnya tidak hidup dan tidak juga nyata, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.

B ingin aku menghentikannya. Tapi ia memasang system yang membuatku membawa O'Child masuk dalam perangkapnya. Memangnya ia pikir aku bisa berpikir dan bertindak independent melawan kehendaknya?

Apa kejeniusan B justru membuatnya melakukan hal konyol?

"Apa yang kau lakukan, Liv?"

Aku bungkam, tidak bisa menjawab barang sepatah kata. Karena aku juga tidak tahu harus menjawab apa. Aku sebenarnya tidak ingin membawa O'Child ke tempat ini, tapi system GPS yang terpasang padaku justru membuatku melakukan hal yang sebaliknya.

Tidak perlu aku ceritakan bagaimana akhirnya.

Sudah jelas, O'Child, dan sebelas player lain Europol akan mati hari ini.

B termasuk di dalamnya. Dan B tahu itu. Ia tahu ia akan dibunuh, lantas mengapa ia membantu musuh untuk membunuh kawannya—termasuk adiknya?

Aku tidak bisa mengerti, karena sekali lagi, aku bukan manusia. Aku tak bisa merasakan seperti apa emosi yang O'Child selipkan dalam pertanyaannya. Tidak juga bisa mengerti makna tersembunyi apa yang ikut dalam ucapan B saat ia memintaku menghentikannya.

Aku tidak bisa.

Aku bahkan tidak punya akses untuk melihat seperti apa ekspresi O'Child sekarang. Atau apa yang sedang ia lakukan. Semuanya hitam, aku buta. Satu-satunya yang dapat kutangkap hanya suara.

CODE NAME LIV [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang