Chapter 8: A Woman Named Liv

466 68 8
                                    

Index:

Bio-tech system: sebuah system yang diciptakan militer sebagai senjata mematikan yang bisa membunuh tanpa harus menyentuh target tertentu. Hanya dibutuhkan invasi chip dan zat kimia tertentu untuk kinerjanya.

Cyberviral: virus komputer.

Command: sebuah perintah yang diberikan dari susunan angka dan huruf untuk menjalankan sebuah file/program.

Player: hacker.

Repair: perbaikan pada sebuah system/command.

.

.

.

Cinta? Wah, hal mustahil itu sepertinya sudah terjadi di antara dua orang yang sama-sama tidak menerima fakta. Perburuan masih berlanjut, tapi akankah kebersamaan bisa menjadi sebuah jawaban?

Lantas, akhir seperti apa yang kalian inginkan?

.

.

.

In Sehun's Eyes...

Kebahagiaan, mengapa manusia menginginkannya? Kehidupan, mengapa manusia begitu memperjuangkannya? Keluarga, mengapa manusia hidup bahagia karena memilikinya?

Bagiku, semuanya begitu palsu dan klise. Untuk seorang aku yang bahkan tidak bisa mengingat masa lalu dan dihadapkan pada fakta bahwa saudaraku adalah seorang yang menjadi musuhku selama bertahun-tahun.

Aku masih mengingatnya, malam itu, ketika aku membuka mata dengan rasa sakit di sekujur tubuhku. Begitu menyakitkan, dan tidak akan terlupakan. Malam itu juga aku tahu bahwa aku masih bertahan hidup di atas kematian sesuatu: Liv.

"Kau sudah bangun? Empat hari aku menunggumu terbangun, Sehun. Tinggallah di sini, aku menyewa tempat ini dengan rekening yang aku bobol beberapa hari lalu." kalimat itu masih menggema dalam pendengaranku.

Bagaimana kemudian saudaraku—yang bahkan sampai detik ini tidak bisa kusebut namanya karena canggung yang menguasai—pergi meninggalkanku di sebuah apertemen kecil di pinggiran kota Seoul.

Aku sendiri tidak tahu ia pergi kemana. Bahkan, tidak kutemukan namanya dalam mesin pencarian atau aktivitas player. B-54 menghilang, orang-orang menganggap ia terbunuh, beberapa menganggapnya meninggalkan dunia cyber karena alasan pribadi.

O'Child juga menghilang. Ya, kuputuskan untuk berhenti dari dunia cyber yang sudah selama bertahun-tahun menguasai benakku, menutup pergaulanku. Kuanggap bahwa bersihnya namaku dari database internasional adalah sebuah awal bagi kehidupan yang baru. Tidak sulit untuk membuat identitas baru di sini, dan mendapatkan pekerjaan juga cukup mudah.

Setidaknya, ada perusahaan kecil yang menerima seseorang tanpa basis pendidikan dan hanya bermodal belajar autodidak. Ya, aku sekarang bekerja di sebuah perusahaan percetakan majalah kecil sebagai technical freelance.

"Oh Sehun, apa kau sibuk sore ini?" aku lekas berdiri dari meja kerja saat suara pimpinanku terdengar. Seperti kebanyakan imej pemimpin yang ada dalam bayanganku, ia adalah pria bertubuh gempal pendek dengan rambut hampir botak.

Jika kalian bayangkan ia hanya bekerja dengan duduk di kursi kerjanya sambil menunjuk ke sana kemari, ia memang seperti itu.

"Aku tidak ada kegiatan sore ini, café sedang dalam renovasi." ucapku menyahutinya, ia tengah duduk di ujung ruangan dengan mengunyah sebuah burger berukuran besar.

CODE NAME LIV [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang