Spin Off: 1 - Memories From The Past

337 84 3
                                    

.

.

.

Sebuah kenangan, tak akan pernah mati, agaknya.

Ada alasan yang membuat mereka terpisah. Ada pula alasan yang membuat mereka tetap bertahan hidup. Mereka tak saling mengingat, tak juga saling mengetahui keberadaan masing-masing. Lantas, apa ini sebuah takdir? Atau semata-mata rencana dari mereka yang memiliki kuasa atas hal duniawi?

.

.

.

In Author's Eyes...

"Kau lihat caranya?" dua orang anak laki-laki kecil tampak menatap serius layar monitor di hadapan mereka. Dengan lampu ruangan yang padam, heningnya keadaan, dan juga selimut berwarna biru laut yang membalut keduanya, bisa dikatakan jika mereka secara diam-diam menghidupkan komputer di tengah larutnya malam.

"Apa hyung bisa tahu isi komputer Ayah dengan ini?" satu anak laki-laki akhirnya buka suara, terpana pada jajaran angka biner yang sekarang di suguhkan sang kakak yang masih sibuk mengutak-atik keyboard.

"Hmm, aku juga bisa membuka blog Ibu, dan... tebak apa bagian kerennya?" sang kakak menatap adiknya dengan senyum simpul.

"Apa itu, hyung?"

TAP!

Sang kakak mengklik tombol enter di keyboard, membuat layar monitor lebar mereka sekarang dipenuhi oleh beberapa buah layar-layar kecil lainnya yang sangat mereka kenali.

"Whoah, ini rekaman CCTV rumah kita bukan?" sang adik berucap dengan nada kagum. "Ya, sekarang, kita bisa melihat rekaman CCTV juga dari komputer hyung."

"Keren sekali, bagaimana hyung melakukannya? Ajari aku—" ucapan sang adik terhenti kala mereka sama-sama mendengar derap langkah rendah di luar ruangan.

Dengan cukup cepat, sang kakak menundukkan layar monitornya, menenggelamkannya di balik selimut sementara sang adik segera berbalik posisi, menyiapkan posisi berpura-pura tidur yang akan ditiru sang kakak juga.

Segera setelah memastikan komputer mininya tertutupi, sang kakak berbaring di sebelah adiknya, memejamkan mata seraya mengawasi pergerakan diluar dengan pendengarannya.

"Harus kusembunyikan, system ini harus kusembunyikan..."

Cukup lama mereka sama-sama berdiam, bersikap seolah tidur, sampai mereka yakin suara langkah yang sama tak lagi terdengar.

"Hyung?" sang adik memanggil dengan suara rendah.

"Oh?"

"Apa hyung mau mengajariku? Aku juga ingin bisa melihat isi komputer orang lain." ujar sang adik penuh harap.

Sang kakak hanya terdiam mengulum senyum.

"Baekhyun hyung," sang adik kini mengguncang lengan kakaknya.

"Oh? Kenapa lagi Sehun-ah?" tanya sang kakak.

"Hyung akan mengajariku kan?"

"Iya, nanti aku ajari. Setelah kita selesai dengan sekolah, dan pelajaran tambahan, hyung akan mengajarimu di rumah."

"Janji hyung?"

"Aish, kau tidak percaya?"

Sang adik, Sehun, terdiam sejenak.

"Hyung,"

"Apa lagi?" kakaknya, Baekhyun, mulai meninggikan suara tanda kesal sekaligus lelah, seharian berkutat dengan komputer benar-benar menguras tenaga dan pikirannya karena ia hanya seorang anak berusia sepuluh tahun.

CODE NAME LIV [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang