Mungkin, Dunia ku akan terasa hampa jika jiwa mu tak lagi disamping ku. Aku ingin mengarungi dunia ku bersama mu. Dan tak kan kulepaskan genggaman tangan mu dipelukan tangan ku.
~Jayden
Malam buta telah menjelma menjadi pagi buta dengan awan mendung yang menghiasi atap bumi. Siang cerah berkilau pantulan dari sang mentari surya yang menerangi bumi dengan eloknya. Sore tiba dengan nampak awan yang begitu tenang tanpa mendung tercipta di atas langit. Menutup senja dengan awan yang mulai berubah berganti warna menjadi gelap dengan sisa sinar matahari yang memancarkan cahaya di atas langit ujung barat sana.
Dengan perlahan-lahan sosok cahaya matahari tersebut tenggelam dan tergantikan oleh bulan dan bintang yang akan menyinari bumi ini.
Malam saat itu begitu menakutkan bagi seorang Jayden. Bagaimana tidak mimpinya serasa begitu nyata dihadapannya.
Semua telah begitu nyata di depan nya, apa yang akan bisa dilakukan selang hari demi hari semakin dekat dengan pucuk kematian nya. Semua orang yang mengenal Anya, mereka berkumpul di depan ruangan tersebut dengan memasang raut muka nampak begitu sedih dan pasrah akan kepemilikan sang maha kuasa.
Semua begitu menyakitkan, seorang perempuan yang semasa hidup nya tidak pernah merasakan kasih sayang dan perlakuan lembut dari kedua orang tua nya. Yang kini telah dalam ujung penantian di akhir semasa hidupnya. Mungkin mereka orang tua Anya tidak perduli lantaran semasa hidup Anya, ia tidak pernah menyanyangi nya dengan tulus.
Maya, Jayden dan Rosa berkumpul diruangan tersebut menantikan kabar baik atau buruk nya dari seorang perempuan didalam sana yang sedang berjuang melawan penyakit nya.
"Hikss.. aku ingin Anya dapat bertahan melawan penyakitnya." Ia terisak didalm pelukan Rosa yang merupakan ibu Jayden.
"Sstt, kamu tenang May. Aku yakin ia pasti kuat melewati ini semua. Dia pasti bangun dan tidak akan meninggalkan Tante nya yang begitu sangat menyanyanginya." Ucap Rosa dengan penuh ke ibu an nya.
Jayden meringkuk di ujung lorong Rumah Sakit dengan keadaan kacau. Yang ia rasakan saat ini hancur mengingat keadaan kekasih nya saat ini semakin parah dan diujung kematian nya.
Jayden menangis keadaan nya saat ini. Ia tidak perduli dengan orang yang lalu lalang di Rumah Sakit ini. Dia juga tidak perduli jika seorang laki-laki menangis. Karena bukan hanya seorang wanita yang bisa menangis, tetapi laki-laki juga bisa ketika ia sudah tidak sanggup untuk menahan kesedihan nya yang telah memuncak.
"Kenapa ini semua terjadi kepada wanita yang aku sayangi." Ucap Jayden di tengah isakan nya. "Aku sangat mencintai dia Tuhan. Sedikitlah engkau berpihak kepada ku, aku ingin orang yang aku cintai tidak merasakan penderitaan yang kau berikan untuk nya. Kalau bisa aku ingin penderitaan nya terbagi untuk ku juga agar aku bisa merasakan yang ia rasakan saat ini. Aku tidak sanggup kehilangan diaaa." Jay menangis dan meninju kan bogeman tangan nya ke arah tembok Rumah Sakit. Dia tidak perduli apa kata orang yang lewat didepan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Hate Me (SUDAH DI TERBITKAN✔️)
Jugendliteratur➡ ROMANCE & SAD Sejelek itu kah aku dimata kalian.. Se benci itu kah aku bagi kalian.. Sehina itu kah aku dimata kalian.. Dan sejahat itu kah kalian memperlakukan ku seolah - olah aku bukan anak kandung kalian. Dunia ku terasa hampah. Aku masih hid...