# 4 ; Rain

350 53 5
                                    

At the blink of an eye

I see you changing

What if the signal you gave me isn’t right?

As much as the rain cloud covers the sky, I get sad

Please look at me

Don’t disappear

🍁🍁🍁

Terhitung sudah ke 4 kalinya panggilan Eunha tidak diangkat oleh Mingyu. Gadis itu mendesah kesal, dilemparnya ponsel ke  meja belajarnya.

"Kemana sih Tuan Kim itu?" gumamnya pelan, pandangannya beralih ke jam dinding.

19.29

"Ya sudahlah kalau tidak jadi," Eunha melepas jaket yang dikenakannya asal. Langkahnya menghentak kesal, dan ia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Mata bulannya terpejam.

Keheningan menguasai ruangan dominan putih itu. Angin musim gugur sesekali menghembus dari jendela yang terbuka.

KaTalk! KaTalk!

Kelopak mata gadis itu seketika terbuka. Dengan terburu ia menyambar ponselnya dan membuka KakaoTalk.

Gyu🐻
Sepertinya kita pergi lain kali saja, Na-ya.
Maaf
Doyeon sendirian
read 19.42

"Doyeon lagi! Doyeon terus," decih Eunha, ia hanya membaca tanpa ada niat membalas. Namun matanya tak luput dari satu chat yang ada di atas chat dari Mingyu.

Ong seonbaenim                      19.40
Kau sedang free?(2)

🍁🍁🍁

Nyatanya, kini Mingyu tengah berdiam diri sendiri di tepi lapangan basket kompleks rumahnya. Tidak bersama Doyeon. Ya setidaknya kini, tadi memang gadis jangkung itu bermain basket sebentar lalu pulang karena dijemput kekasihnya, Lucas.

Meninggalkan Mingyu sendiri di sana, merenung di tengah temaramnya cahaya.

Dia berpikir tentang seorang gadis yang akhir-akhir ini tidak mau lepas dari otaknya.

Siapa lagi kalau bukan Jung Eunha?

Tadi sebenarnya ia berniat mengajak Eunha pergi setelah Doyeon dijemput Lucas. Namun begitu sampai di dekat rumah Eunha, ia melihat Eunha berjalan ke sebuah mobil silver yang tidak pernah Mingyu lihat. Rasa penasarannya terhapus begitu melihat Ong Seongwoo ㅡseniornya di klub basketㅡ keluar menghampiri gadis mungil itu.

Kontan saja Mingyu memacu Ducatinya balik begitu mobil itu mulai melaju.

Dan ia berakhir di sini, di tepi lapangan basket yang temaram. Matanya memang mengarah ke gerombolan anak remaja yang bermain basket di depannya, namun fokusnya melanglang buana.

Mingyu bersandar ke teralis besi yang ada di belakangnya. Berkali-kali ia mencoba menghapus apa yang dilihatnya tadi.

Dan itu selalu gagal.

"Bodoh kau, Kim Mingyu. Bodoh."

🍁🍁🍁

✔ Contrail - mingyu eunha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang