# 1 ; Sky

794 60 3
                                    

ㅡ When I looked up to the blue sky

It was filled with cloud prints

Wind blows above my empty heart again

It deeply settles inside

At the end of my breath

You leave a long trace of clouds

You go round and round

As if you've spread over me


🍁🍁🍁

"Jung Eunha."

Suara berat seorang pemuda mengalihkan perhatiannya. Dia, gadis berambut pendek mungil yang tengah menatap langit, Eunha. Ditolehnya sekilas lalu kembali melempar pandangan ke langit.

Awan putih berarak menghiasi hamparan biru. Sesekali terhembus angin, menari mengacak formasi.

"Seperti perasaanku saja," gumam Eunha pelan.

"Apa?"

Eunha menoleh dan mendapati pemuda jangkung yang tadi memanggilnya telah berdiri di samping. Eunha sampai harus mendongak untuk melihat wajahnya. "Apa yang apanya?"

"Tadi kau seperti bilang sesuatu."

"Ah tidak. Perasaanmu saja mungkin, Mingyu-ya."

Pemuda jangkung itu -Mingyu- hanya bergidik pelan. Ia mengikuti arah pandang Eunha tadi. "Tidak mendung. Kenapa memandangi langit terus?" tanyanya.

Angin musim gugur berhembus lagi, mengacak rambut hitam Mingyu. Eunha yang melihatnya dari samping terpaku beberapa detik, menatap profil samping Mingyu yang sempurna. Ya, bisa dikatakan salah satu jajaran pangeran di Busan National University. Jantungnya berdegup kencang. Eunha sampai takut Mingyu dapat mendengarnya.

Menyadari Eunha diam saja, Mingyu menoleh. Matanya bersitatap dengan mata bulan gadis mungil itu. "Kenapa?"

Segera Eunha tersadar, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak," jawabnya, lalu melanjutkan setelah melihat jam tangan, "Kau tidak masuk kelas Ahn kyosunim?"

"Malas. Lebih baik disini bolos denganmu."

Eunha terdiam sejenak, lalu membantah, "Aku tidak bolos. Aku kan memang kosong."

"Anggap saja bolos."

"Makin hari kau makin cerewet saja, Tuan Kim."

Mingyu terkekeh pelan, "Benar kah? Jisoo bilang aku hanya akan cerewet jika nyaman dengan seseorang. Apa artinya aku nyaman denganmu? Ah ini aneh.."

Mingyu melanjutkan ocehannya. Jika orang lain di kampus ini mendengarnya, pasti akan terkaget-kaget. Termasuk Eunha, walau mereka sudah dekat lumayan lama.

Gadis mungil di samping Mingyu itu sudah tak fokus pada ocehan Mingyu. Ia sibuk mencerna ucapan Mingyu tadi dalam diam. Mingyu nyaman dengannya?

Astaga, berhentilah berdebar kencang, jantung!

🍁🍁🍁

Kelas Yoon kyosunim selesai tepat pukul 13.30. Auditorium itu berubah menjadi pasar begitu sang dosen keluar. Eunha menelungkupkan wajahnya di meja. Ia sedari tadi menahan kantuk, tapi ia tak berani tidur di kelas Yoon kyosunim yang terkenal killer.

Gadis itu tak menghiraukan suasana yang mendadak ramai oleh jeritan tertahan para mahasiswi. Hingga sebuah tepukan lembut di kepala belakangnya membuat Eunha mengangkat kepalanya, "Kenap-"

✔ Contrail - mingyu eunha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang