3

12.4K 1.2K 65
                                    

.

.

.

"Apa kau bisa tidur denganku malam ini?" tanya baekhyun hati-hati.

Ekspresi Chanyeol tiba-tiba menjadi kaku. Baekhyun menjelaskan padanya karena merasa seperti istri yang tidak bertanggung jawab jika selama 3 bulan hanya tidur bersamanya dua kali, itu pun Chanyeol melakukan dengan terburu-buru tanpa meninggalkan pakaian mereka. Seperti orang berbuat mesum saja.

"Aku sudah mengucapkan ikrar pernikahan akan menjadi istri yang baik untukmu setelah menikah, dan itu janji sakral yang pernah ku ucapkan," kata baekhyun lagi.

"Kau tak perlu terbebani dengan kata-kata itu, aku tak mempermasalahkannya. Kita mengucapkannya hanya sekedar formalitas karena setiap pernikahan pasti ada pengucapan janji seperti itu. Aku pun tidak yakin bisa menepati janjiku menjadi suami yang baik untukmu," balas Chanyeol.

Ya itu memang benar. Tapi bagi baekhyun semua itu bukan formalitas saja. Perjanjian itu suci, keluar dari mulutnya dan telah bersaksi didepan Tuhan.

"Apa kita akan terus seperti ini saja? Apa kau tidak menuntutku untuk segera hamil? Bukankah keluargamu akan menanyakan masalah ini nanti?"

"Tidak perlu menuntutmu, lagi pula kita baru menikah 3 bulan yang lalu. Tidak harus secepat itu juga tidak apa-apa." Chanyeol tersenyum, menganggap enteng jalinan pernikahan mereka selama ini. Tapi memang seperti itulah keadaan rumah tangga mereka.

"Apa aku mengecewakanmu saat di ranjang?"

"Bukan seperti itu, aku hanya tidak ingin terburu-buru memiliki anak, aku yang akan menjelaskan pada keluargaku jika mereka menanyakan masalah ini, kau tenang saja."

Baekhyun menyerah, sekarang ia cukup punya malu untuk memintanya melakukan hal yang wajar bagi mereka. Bukan kali ini saja Chanyeol mengabaikannya.

Ia mengerti. "Kita berbeda. Aku tahu kau hanya bercanda dengan janjimu waktu itu, tapi aku tidak. Aku ingin memegang teguh janjiku sendiri." batinnya. Ia sungguh tak bercanda ketika mengucap janji waktu itu meskipun ia tahu sebenarnya pernikahan ini bersifat semu.

Baekhyun beranjak."Baek.....?"

Langkahnya terhenti, membelakangi Chanyeol.

"Aku tidak ingin malam ini. Kau baru saja sembuh, istirahatlah dulu."

"Seperti ini saja juga tidak apa-apa. Aku mengerti, masih terasa asing bagi kita," sahutnya.

"Kau marah padaku?"

"Tentu saja tidak. Lupakan apa yang ku katakan tadi. Aku akan sarapan."

"besok malam," intrupsi Chanyeol dengan nada sedikit meninggi. "Asal kau sudah benar-benar sehat."

Baekhyun membuang nafasnya kasar lalu berpaling padanya, "Datang saja kalau kau mau, terserah, KAPANPUN." Baekhyun tersenyum penuh penekanan untuk melampiaskan kekesalannya yang ia tahan.

Baekhyun keluar dari ruangan itu dengan ekspresi lain yang ia miliki. "Semoga diantara mereka tak ada yang mendengar pembicaraan konyolku dengannya."

Para maid ini memberi tepuk tangan ketika baekhyun duduk, sedikit mengejutkannya.

"permainan Anda bersama Presdir tadi sangat bagus, Tuan." seru salah satu dari mereka.

Jongin yang selalu rapi dengan setelan jas hitamnya juga melemparkan senyum yang begitu kuat dari ambang pintu menuju dapur ke arahnya. Ia juga mengacungkan 2 ibu jari dengan semangat. Tak lama ia mengambil alih nampan yang dibawa salah satu penyaji dari dapur.

Secret ; Chanbaek √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang