"kyung, urusan kita belum selesai. Aku akan kembali dan kau harus mau check up ke rumah sakit nanti. Aku pergi dulu, jaga dirimu sayang," kata Chanyeol lalu mengecup kening dan bibirnya.
.
.
.
Acap kali nyawa Chanyeol selalu terselamatkan jika ia sedang bermasalah dengan baekhyun, tapi sepertinya sore ini ia tak bisa lolos lagi. Jantungnya kembali digebuk dari dalam akan bertatap muka dengan suho sebentar lagi.
Dilihatnya beberapa mobil yang bukan miliknya sudah terparkir di halaman saat ia baru saja tiba. Langkah kaki Chanyeol semakin berat melangkah apalagi ketika melihat pintu masuk yang terbuka lebar seakan-akan siap menelan segala keberanian dan pertahanannya.
Andai tak ada tulang rusuk yang memagar jantungnya, mungkin benda lunak berdetak itu sudah mencuat keluar.
Bibi dan Pamannya yang selama ini sangat menjaga kehidupan Chanyeol meski tak selalu hadir setiap saat di kehidupan Chanyeol, juga datang ke rumahnya. Chanyeol tak bisa menutupi rasa gugupnya ditambah wajah yang mulai pucat kembali karena kondisinya yang baru pulih. Mereka yang sudah saling berhadapan sebelum Chanyeol datang juga sedikit terkejut melihat sosok Chanyeol sudah muncul didepan pintu.
"Kau dari mana? Kenapa asistenmu pulang lebih dulu?" tanya bibinya.
"Ada yang harus ku urus---"
"Mengurus lelaki itu?" Pamannya menimpal seketika. Dan tentu saja, bahkan Chanyeol mendengar bagaimana bunyi detak jantungnya sendiri saat ini yang semakin nyaring dan menggebuk. Chanyeol sempat mencuri pandang ke arah kakak iparnya. Wajah suho benar-benar flat dan dingin.
Chanyeol merasa suho sudah menceritakan semua pada keluarganya.
Terlepas dari dewasa atau tidak, pengaduan ini wajar mengingat bagaimana ulah Chanyeol yang selama ini sudah suho diamkan. Rasa kesal suho memuncak karena Chanyeol masih saja bertingkah tidak jelas diusia kandungan baekhyun yang saat ini justru sedang membutuhkan pendampingan intens.
Dalam lubuk hatinya yang paling dalam suho sangat menyesal sudah memberikan restu pernikahan tahu akan begini jadinya. Ia merasa gagal menggantikan sosok ayahnya untuk baekhyun.
"Benar, yeol?" tanya bibinya memastikan.
"Jawab saja. Kalau iya katakan iya. Kalau tidak katakan tidak. Tapi aku tak mengharapkan jika kau berkata bohong. Bahkan asistenmu sendiri tak tahu dimana atasannya sebelum jam kerja berakhir. Bagaimana bisa kau mangkir dari kantor tanpa memberitahu siapapun?" Kemudian pamannya berjalan mendekati Chanyeol.
"Jawablah." Dengan suara yang sangat pelan tapi mematikan. Mungkin hanya Chanyeol yang mendengarnya.Tenggorokannya tak ada yang mencekat dan suaranya pasti akan baik-baik saja jika ia bicara. Tapi hatinya berat, benar-benar sangat berat harus menjawab pertanyaan paman bibinya. Chanyeol masih terpaku dengan mulut yang terkunci rapat berharap sang paman bisa mengetahui jawabannya melalui isyarat diam Chanyeol ini.
"Benar? Benar kau usai menemuinya?"
Chanyeol masih bertahan dalam diamnya.
"Benar lelaki itu? Lelaki yang dibenci ayahmu dulu? Huh?" ulang pamannya lebih detail.
Dengan sedikit keraguan tak menentu Chanyeol menjawab, "Aku sedang mencoba menyelesaikan masalah ini."
PLAK!!!
"Bukan jawaban itu yang ingin ku dengar!" sahut pamannya lalu menghela nafas. "Jadi selama ini kau seperti itu? Masih tergila-gila dengannya? Hah!"
Pamannya terengah menahan emosinya yang mulai keluar. Bibinya langsung berdiri menjauhkan tubuh Chanyeol dari sang paman mencegah hal kasar lainnya yang akan terjadi. Pamannya benar-benar menggantikan sosok ayahnya yang tak main-main dengan kesabaran. Jika sudah seperti ini, bibinya pun yang tak dapat membantu apa-apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret ; Chanbaek √
RomanceHarus menikah tapi tidak dilandasi atas dasar cinta??? #456 - baekyeol [23/07/18] #4 - baku [11/05/19]