Budak Sex

209K 2.8K 119
                                    

"Ero kita kemana " tanya Jerry yang menyetir .

"Ke Villa pribadiku .." jawab nya dengan memangku gadis yang terus mencoba kabur.

"Lepaskan aku .. Ero .." Cloris tak mengerti namanya namun karena Jerry memanggil Ero , ia pun juga memanggil Ero .

"Diamlah , jangan berisik" menjambak rambutnya dan menariknya kebelakang.

"Aaaaahhhh" terlihat beberapa tetes cairan merah di bawah bibirnya.

Dan sampailah Piero di Villa pribadinya, letaknya sedikit jauh dari keramaian, tempatnya hanya terisi satu rumah dan tak ada tetangga.

Piero mengendong Cloris turun dari mobilnya dengan paksa , dilingkarkan pergelangan tangannya pada perutnya dan menariknya untuk masuk ke dalam "sini kau .. ku ajarkan padamu tangisan yang lebih dari kau menangis , acting mu sangat bagus kemarin saat berpura-pura menangis "

Gadis itu terus memukul tangan yang menempel pada perutnya "lepaskan aku .. mau kau apakan aku "

Jerry dan dan Derry pun memutar mobilnya sesuai perintah Piero dan kembali lagi besok.

Piero menyeret rambutnya lalu melemparkannya pada sofa , membuka lapisan baju pertamanya menyisahkan tank top dan celana dalamnya "kau perawan " tanya nya .

Cloris tak menjawabnya, ia malah menampar pipinya dan menghindar dari sofa "ingat , jangan kau melakukan yang hal tidak senonoh , aku tidak suka itu "

Piero hanya tersenyum licik , siapa dia berani-beraninya menghentikannya "kau suka kasar atau lembut , jawablah ini karena aku tidak bertanya dua kali " berdiri dan mendekati nya.

"Jangan macam-macam Ero , kau tidak bisa seperti ini" suaranya sudah bergetar karena ketakutan.

"Lalu apa kau yang bisa macam-macam padaku " meraih dagunya dan menjepitnya di antara jari jempol dan telunjuk.

Piero menarik tangan Cloris begitu saja , melemparkannya pada ranjang kamarnya, lalu ia membuka pakaian nya dengan hitungan detik .

Dinaikan tubuh itu ke atas menindihi Cloris, tangannya memegang lehernya dan menciuminya dengan kasar , menjilati bahkan menjelajahi lehernya penuh nafsu.

Gadis itu memegangi tangan Piero karena lehernya yang membuatnya harus susah bernafas , mengangkat kakinya berharap Piero mengerti bahwa ia membutuhkan nafas saat ini.

"Noooooo.... aaaaa.... akh" entah itu teriakan atau desahan , karena mata gadis itu mulai berkaca-kaca di bola matanya.

"Kenapa Cloris ? Kau menangis ? Jangan menangis .. percayalah aku belum apa-apa " menatap puas gadis di bawahnya, tak ada rasa kasihan sedikitpun.

"Ero hentikan .. aku .. ak-"

"Ia kau perawan .. aku sudah mengerti dari caramu menghindar dan tak bisa bermain " ucapnya tanpa basa-basi.

Piero pun membuka lacinya dan mengambil 1 borgol, di pasangkan 1 borgol tersebut pada kedua tangan Cloris "Kau tahu .. aku suka perawan .. " mengangkat tangannya ke atas .

Cloris tak bisa menahan air mata ini , haruskah jika jika air mata menangis izin terlebih dahulu ? Air mata itu pun jatuh tetes demi tetes walau ia berusaha menyembunyikan nya"kau tidak akan menyetubuhi ku kan "

"Oh .. tidak .. tentu tidak ... aku hanya ingin bermain dengan tubuhmu"

Piero merobek semua pakaiannya, tak ada yang menempel sedikit pun , lalu ia mengangkat tubuhnya di dalam kamar mandi .

Mengangkat kedua tangan yang telah ia borgol ke atas di kalungan pada gagang shower , membuat gadis itu sedikit menahan nyeri akibat borgol yang terlalu menjepit "sakit ... ini sakit "

My Best VILLAIN | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang