Mencari Sebuah Harapan

82.6K 2.5K 330
                                    

Detik berubah menjadi menit , menit berganti menjadi jam , tak terasa sudah 1 minggu Cloris menjalani kehidupan nya tanpa ada nama Piero lagi di sisi nya .

Ia bekerja sebagai salah satu karyawan di sebuah restauran cepat saji "aku ingin memesan 2 minuman dan 2 makanan ini " ujar tamu tersebut sambil menunjuk pada buku menu .

"Baiklah , silahkan tunggu nona " Cloris berusaha sangat ramah kepada setiap pembeli .

Mulailah ia mengambil 2 gelas lalu ia menumpahkan vanilla latte, ditambah serbuk coklat sebagai hiasan topping di atas nya .

"Clo, ini waktumu istirahat , biar aku yang menangani ini " tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menepuk pundak Cloris .

"Oh astaga Anna, kau membuatku kaget , tapi baiklah " Cloris melepas sebuah celemek yang sedari tadi menempel pada tubuhnya.

Cloris berjalan keluar melewati pintu belakang, ia menghampiri tas nya lalu membuka beberapa makanan yang sudah ia siapkan sebelum berangkat, setidaknya itu adalah hal menghemat untuk dirinya.

Ia duduk di sebuah kursi yang di depannya terdapat meja bundar , di letakan nya kotak makan tersebut di atas "ptak" mungkin ia sedikit membanting nya hingga menghasilkan suara yang cukup keras .

Kedua tangan nya membopong kepalanya, jemari jempolnya seperti memijat matanya"apa yang harus aku lakukan oh Tuhan "

Mungkin saat ini perutnya belum membesar , tapi bagaimana dengan 4 bulan ke depan ? "Apakah aku harus mengugurkan nya ?" Batinya sendiri .

Hingga saat ini ia belum mampu memutuskan keputusan nya sendiri .

~

Raut berdosa kini telah terlukis di wajah Piero , rasanya ingin sekali ia bertemu dengan Cloris , ia sudah cukup menderita merasakan penyesalan ini .

"Sudah berapa tahun kalian belum menemukan wanita yang aku maksud" teriaknya lemah di depan para pengawalnya.

"Emm.. Ero .. kita baru saja melakukan itu dalam waktu 1 Minggu " tegas Jerry membenarkan.

"Baiklah ... sudah berapa Minggu kalian belum menemukan Cloris " otaknya benar-benar ling-lung , 1 Minggu pun terasa bertahun-tahun baginya .

"Masih 1 Minggu " Derry membalas perkataan boss nya .

"Aku tidak ingin lagi sebuah alasan , cepat temukan Cloris , dan kau Jerry .. mengapa kau menjadi bodoh seperti ini , hanya menemukan Cloris saja kau tidak mampu , dan semua pengawal ku disini jauh lebih bodoh .. kalian semua sangat bodoh " teriakan kepada beberapa pengawalnya, sedangkan pengawal berbaju hitam di depannya hanya diam dan bersikap tegas .

"Ero mengertilah, mencari tak semudah membuang " Jerry mencoba mengingatkan nya bahwa siapa yang telah membuangnya.

"Katakan itu sekali lagi , maka sekarang kau yang akan aku buang " ancam Piero menatap matanya dengan kesal.

Jerry tak mampu membalas tatapannya, mungkin saat ini hanya sedikit berdehem dan membatin.

Piero memasuki kamarnya, tempat merenung yang paling tepat untuk ia menyesali kejadian jahatnya terhadap Cloris, ia duduk di sofa , telapak tangannya memijat belakang lehernya yang linu akibat beberapa hari ini belum tidur dengan nyenyak.

"Astaga Clo .....sesakit ini kah rasa penyesalan yang ku alami , kumohon jangan mengutuk ku lebih dari ini , aku sudah tidak sanggup " memukul kepalanya sendiri , menjambak rambutnya sendiri.

"Tidak .. aku pasti menemukan mu.. aku akan menebus kesalahanku padamu " matanya mulai berkaca-kaca seolah ingin menangis.

Piero mengambil gelas kaca hiasan di tangan kanannya, ia meremas kaca itu cukup kuat hingga tangannya berdarah dan kaca itu hancur berbentuk serpihan.

Ia melempar sisa serpihan kaca itu di lantai , tangan nya menonjok tembok menambah derasnya cairan merah itu keluar"CLORIS... SUDAH CUKUP KAU BERSEMBUNYI.. KAU SUNGGUH JAHAT MEMBUATKU SEPERTI ORANG TIDAK WARAS"

~

Pukul 20:00 PM

CLOSED, Cloris membalik sebuah papan kecil di depan pintu bertulisan closed , artinya ini adalah Jam pulang untuk dirinya .

"Sampai bertemu besok " ucap Anna, Cloris pun berbalik menjawabnya dengan perkataan yang sama .

Cloris meraba tas nya , seperti biasa ia memakai masker wajah untuk menutupi wajahnya "dingin sekali " tangannya mengusap-usap lengannya sendiri.

Tiba-tiba saja ada pantulan cahaya mobil tepat mengarah padanya, membuat Cloris harus memejamkan matanya sejenak dan melindunginya dengan tangannya.

Ia sempat melihat bahwa ada banyak lelaki memakai baju hitam , tubuhnya pun tinggi dan berisi.

"Lacak lah seluruh bagian yang belum kita datangi, temukan wanita itu , jangan sampai satupun kalian melewatinya" Cloris mendengar sebuah perintah yang terucap dari salah satu orang memakai jas hitam tersebut.

Ia hanya melihat 3 mobil beserta 10 orang yang ia tak kenali sama sekali "apakah disini terdapat penjahat , ah sudahlah .. itu bukan urusanku" Cloris melanjutkan langkahnya.

Entah kenapa kali ini ada yang mengganjal di hatinya , apakah ada yang mengikutinya dari belakang? Atau mungkin ada hantu yang sedang berjalan bersamanya?, Jalanan yang ia lewati pun tidak begitu sepi.

Cloris tiba di sebuah motel nya yang kecil , ia sengaja mencari motel yang tidak terlalu mewah , baginya asal ia bisa tidur dengan nyaman dan terbangun di pagi hari dengan selamat.

Di tempat lain yaitu tempat dimana para pengawal Piero sibuk mencari orang yang mereka cari , datanglah sebuah mobil Limosin yaitu Piero , Jerry dan Derry.

"Ero , mana mungkin Cloris disini.. jangan konyol" karena Jerry hanya melihat banyaknya ruko-ruko kecil .

"Apakah aku mempermasalahkan dimana tempat nya, aku hanya mencari Cloris " lelaki itu mulai memasuki sebuah kedai kecil yang masih melayani pelanggan.

30 menit kemudian......

Lelaki itu sudah kelelahan bertanya namun tak ada satupun yang mengenal Cloris , semua orang hanya menjawab "apakah kau fikir nama Cloris hanya satu?"

What the hell ... sungguh itu kata-kata menyakitkan namun benar , karena Piero pun tak memiliki foto nya .

"Ero , sudahlah .. kita akan mencari nya lagi besok " Derry mendekati nya.

"Besok.. besok .. besok .. dan hanya besok yang kau katakan Derry .. mengertilah.. kau tak pernah merasakan rasa sesal yang aku alami saat ini " Piero benar-benar frustasi.

Piero mengambil sebuah bekas pakaian di dalam mobil yang pernah di pakai Cloris saat ia menidurinya, ia terus berjalan mendekati beberapa orang , ia seperti orang kehilangan akal.

"Maaf , apakah kau tahu dimana orang yang pernah memakai baju ini " tanya Piero kepada salah satu wanita yang bermain ponsel.

Wanita itu hanya memandang rendah dan acuh pada Piero "dasar gila " ia pun pergi begitu saja .

Jerry pun melihatnya memang seperti orang sudah tidak waras , bagaimana mungkin orang tahu siapa yang memakai bekas pakaian itu .

"Lakukan sesuatu Der, aku tidak tega melihatnya seperti orang gila " Jerry berkata Pelan.

Piero berjalan kembali mendekati Derry dan Jerry , matanya sepertinya sudah kering untuk menangis "bawa aku ke Mansion pribadiku " perintah nya .

Sesampai di Mansion pribadi, Piero teringat betul bahwa tempat ini adalah tempat pertama kali ia mengambil kehormatan Cloris.

"Aku melempar mu ke sini kan Clo" ucapnya sendiri dengan duduk di sofa.

Kakinya berganti berjalan ke arah kamar mandi"Lalu aku membawamu ke sini "

Tangannya memutar kran air , kini rambutnya telah basah tersiram air yang jatuh di atas shower "hukumlah aku Clo .. silahkan kau menghukum ku .. tapi kumohon jangan biarkan aku tidak bertemu denganmu... ini menyakitkan" matanya terpejam beberapa saat mengenang peristiwa yang pernah terjadi di dalam ruangan ini.

_______________________________________

Next ...

Iyah Iyah tenang nanti di ketemuin kok Babang Ero ...

Minta komen dan vote ^_^ ..

My Best VILLAIN | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang