Rasa #3 Lakukan Sekarang Panik Kemudian

146 14 4
                                    

LAKUKAN SEKARANG PANIK KEMUDIAN

"Don't worry about our failure. But, worry about the chance that we miss."
-

--

Hai readers. Masih nyambung dengan RASA#2 kemarin nih. Tentang impian. Siapa sih yang gak punya impian? Well, pasti semuanya juga punya mimpi ya. Pernah tahu tentang nulis-nulis impian di kertas, terus ditempelin di dinding kamar? Atau ada yang udah pernah nyobain? Gimana? Merasa terbantu atau sepertinya sama aja nih ga ada yang berubah?

For your information nih readers, tahu ga sih apa yang membuat sebuah impian bisa terwujud? Ada 3 syarat sebenarnya buat kita mewujudukan mimpi-mimpi kita. Apa tuh? Mau tahu aja apa mau tahu banget? Atau mau tahu bulat? Yang digoreng dadakan, lima ratusan. Oke ini receh. Jadi, syarat untuk melahirkan mimpi itu adalah 3 K. Kemauan. Kesempatan. Dan kemampuan.

Pertama, kemauan. Sadar ga sih bahwa mimpi adalah kemauan-kemauan kita yang mostly looks like unreachable gitu. Kalau kita masih berfikir bahwa impian adalah sesuatu yang tinggi besar dan sepertinya ga mungkin untuk diwujudkan, cepet-cepet ambil baskom deh. Isiin es batu sama air segayung. Celupin dah pala ke dalem baskom. Gimane? Udeh dingin belum tuh pala? Atau ambil es batu, air satu liter, tambahin teh dan gula. Ngeteh-ngeteh cantik deh sama doi. Doi (read : laptop). Cie jomlo. Uhuk. Sama kok.

Impian adalah kemauan kita. Mau ga mau pasti kalian akan ngangguk-ngangguk mengiyakan. Kalau kalian belum ngangguk-ngangguk, silakan anggukan kepala sekarang. Sejatinya ga ada impian yang dipaksakan. Benar? Impian pastilah dari dalam hati kita. Suara hati. Kemauan sesungguhnya dari dalam diri kita. Dan ga setiap orang punya kemauan yang sama. Makanya impian setiap orang berbeda-beda. Mudahnya, untuk makanan saja ada orang yang suka pedas. Beli ayam geprek cabai 30. Sampai abang-abang gepreknya kzl sendiri. Nih orang beli geprek apa beli cabai seperempat kilo?. Ada juga yang cuma pakai serpihan atau sisa-sisa ambyaran cabai pembeli sebelumnya. Itu kemauan, preferensi yang berbeda. Maka, jangan salahkan atau remehkan impian orang lain. Karena kita tak bisa disamakan ya dear.

Kedua, kesempatan. Kita ga akan pernah bisa mewujudkan mimpi tanpa adanya kesempatan. Misalnya kita ngidam ayam geprek tengah malam. Tapi ga ada yang jual ayam geprek di kala matahari mengumpat kan?. oke saya lapar. Contoh lainnya adalah ketika kita punya impian ke luar negeri, sekedar pengen huhu-haha atau celingukan sana-sini selama disana. Terus di kampus kita ternyata ada seleksi buat keluar negeri. Nah, itu dia kesempatan datang.

Kesempatan itu ga akan terulang dua kali? Setuju?. Momentum itu diciptakan readers. Bukan menunggu untuk tercipta dengan sendirinya. Ibarat kita lagi main bola dan ternyata bola itu di oper ke arah kita dan posisinya sudah dekat di depan gawang. Itu namanya kesempatan. Kalau kesempatan itu ga diambil, kalau kita ga berusaha menendang bolanya. Ga akan mungkin tercipta gol kan? ga akan mungkin tercipta suatu momentum. Sekali lagi, momentum itu diciptakan. Bukan ditunggu untuk tercipta.

Ketiga adalah kemampuan. Ini yang bikin banyak orang akan menggali kuburan dalam-dalam untuk impian-impian mereka. Menguburnya dan cuma bisa meratapi. Berharap impian kita bisa tenang di alam sana. Too much drama bor.

Kenapa mau bermimpi kalau ga yakin punya kemampuan buat mewujudkan impian? Kenapa harus ragu dan merasa tak mampu bila belum mencobanya? Kenapa harus mundur dan memilih kalah padahal kita sama sekali belum mencicipi medan perang sesungguhnya?

Diri sendiri. Kadang musuh terbesar itu bukan datang dari hal jauh. Tapi dari hal yang sangat dekat. Diri sendiri. Sering banget kita secara sadar ga sadar mengucilkan diri sendiri. Mengerucutkan nyali, mengkerdilkan semangat untuk mewujudkan impian. Well yeah, kita bukan hakim yang bisa judjing bahwa kita ga mampu. Pertarungan sebenarnya bukan dengan diri sendiri. Kalau kita saja tidak bisa mengalahkan diri sendiri.

RENTANG KISAH RASA -RABU SORE BERCERITA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang