Enam : Yunho hilang

405 47 5
                                    

Jaejoong berjalan cepat menuju Dorm sambil terus tersenyum, tangannya membawa sebuah buket bunga mawar segar. Kalian bisa menebak kan itu untuk siapa? Rupanya syutingnya yang sekarang tidak membuatnya pulang selarut kemarin dan pasti Yunho jam segini masih bagun. Dengan tergesa ia memencet bel Dorm, berharap yang membuka pintunya adalah Yunnienya.

"Saranghae Yun-" Jaejoong menghentikan ucapannya saat yang membuka pintu bukanlah orang yang tepat, melainkan Junsu dengan raut wajahnya yang tampak kecewa.

"Su-Suie? Sedang apa kau disini? Kau belum tidur?" basa-basinya.

"Hyung... apa Yunho hyung ada dibelakangmu? Dimana dia?" tanya Junsu seraya menyingkirkan Jaejoong, dia tampak kembali kecewa saat tebakkannya melesat, tidak ada Yunho dibelakang Jaejoong.

"Hei, kau kenapa Su?"

"Kejadian empat bulan lalu terulang lagi hyung..." jawab Junsu pada akhirnya.

"Humm?"

"Yunho hyung hilang lagi... Changmin dan Yoochun hyung masih mencari sejak dua jam yang lalu, dan tidak ada kabar kalau Yunho hyung ditemukan."

"Kenapa kau tak menghubungi ponselku, Hah?!"

"Kau tak bisa dihubungi."

Jaejoong merogoh saku mantelnya dan melihat ponselnya yang mendapat puluhan panggilan masuk dari ketiga rekannya, dia baru ingat kalau dari pagi ia mensilent ponselnya, dengan cepat ia berbalik, membuang buket bunganya asal.

"Hyung kau mau kemana?"

"Aku mau mencarinya. Junsu-ah, jika Yunho tiba-tiba datang, cepat hubungi aku, ne?" Jaejoong panik, jelas saja dia seperti itu, Yunho tengah hamil besar dan ini sudah sangat larut untuknya.

"Ne, semoga berhasil hyung..."

.

.

.

"Sialan kau! Sialan kau Kim Jaejoong! Aku membencimu hah Sangat membencimu!" teriakkan itu mengisi keheningan malam itu, kemudian berubah menjadi tangisan yang memilukan, tangisan itu berasal dari seorang namja yang kini murunduk disebuah bukit kecil yang tidak jauh dari pusat kota. Tangannya memeluk erat sesuatu yang membesar disana-perutnya.

Isakannya terus terdengar kala bayangan tadi sore terus saja berputar memenuhi pikirannya, seolah mengolok-ngolok namja yang lemah sepertinya yang perasaannya mudah hancur hanya karena suaminya berciuman dengan yeoja.

"Ck! seharusnya aku... tidak... hah~ mempercayai- hah~ mu sejak awalh~"

.

.
.

"Bagaimana keadaannya Dokter Ahn?" tanya Jaejoong seraya memegang tangan Yunho dengan erat, istrinya belum siuman juga sejak ia ditemukan pingsan.

Dokter Ahn tampak menggeleng, membuat Jaejoong sedikit cemas. "Seharusnya kejadian ini tidak terjadi. Yunho dalam kondisi lemah sekarang..."

"Ya... walaupun bayi kalian sehat. Tapi Yunho tidak demikian, rahimnya bukan seperti rahim normal Yeoja, belum lagi tingkat kesensitifannya, dia sangat butuh perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Jangan membuatnya tertekan lagi jika kalian tidak mau kejadian ini terulang lagi."

"Tertekan? Apa tadi Yunho hyung tertekan? Tertekan karena apa?"

"Coba kalian ingat hal apa yang kalian lakukan sebelum meninggalkan Yunho sendirian, terutama kau Jae."

"Minnie... kau temukan Yunho hyung dimana?" tanya Jaejoong.

"Di bukit dekat taman kota, dekat kita syuting tadi..."

Unknown!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang