4 • Weekend days

789 182 81
                                    

"Nyesel gue bukain pintu buat lo pada." Gerutu Adara tak henti-hentinya, Karin & Mesya yang begitu saja menyusup ke dalam tanpa sepengetahuan penghuni rumah lalu dengan enaknya masuk dan mengobrak-abrik kamar Adara, membangunkan nyonya pemilik rumah yang kebo nya tingkat dewa.

"Eh Dar lo mau gue kasih cogan-cogan Bandung gak? Gue masih banyak stok cogan nih." Rayuan gaje Karin mulai keluar dengan embel-embel Cogan Bandung.

"Gaje anying." Ucap Adara masa bodo.

"Jangan Muna Dar, Mesya aja ngiler mulu tiap gue kasih cogan Bandung, masa lo enggak." Karin sibuk menyeloteh tentang cowo ganteng di Bandung, yups mereka bertiga sangat dibuat ngiler sama cowo Bandung lantaran semasa perpisahan SMP yang diadakan di Bandung ada seorang cowok Bandung yang berbaik hati membantu mereka mencari tempat yang mereka tuju dan tentunya cowok itu sangat manis bagaikan gula yang kadar manisnya tinggi. Tiati kolesterol.

"Apa lo bawa-bawa gue, kalo ngomong tuh Fakta nya dong boss, jangan Opini." Ucap Mesya merasa yang dibicarakan Karin itu salah, Mesya tidak pernah ngiler pada cowo Bandung yang disebut Karin itu, yang benar adalah Karin yang kebaperan sama cowo Bandung dan sampai saat ini masih kepikiran dan selalu membahas cowo tersebut.

"Mampuss lo." Ledek Adara masih dengan guling yang setia dipeluknya.

"Udah jam 11 siang astogeee cepet siap-siapp." teriak Karin yang langsung merebut guling yang sedari tadi Adara peluk lalu melemparnya tepat di wajah Adara membuat si korban lemparannya menggeram kesal.

"KARINNN.."

"Kondisikan volume mba, gara-gara lo nih kita ngaret hunting weekend ini, jadi orang jangan kebo-kebo amat napa Dar." Ucap Mesya kesal detik ini menunjukan pukul 11 siang sebentar lagi matahari akan tepat diatas kepala mereka, dan sebagai cewe waras mereka sangat tidak mau dijemur diatas teriknya matahari, beda dengan cewe-cewe bule diluaran sana yang malah sengaja berjemur dipinggiran pantai dengan tujuan menghitamkan kulitnya.

"Hellow.. kan semalem gue bilang libur dulu tewe-tewe nya, mau nikmatin jadi anak rumahan dulss." Adara ini sebenarnya paling suka diajak liburan namun kali kemagerannya udah sampai tingkat dewa. Bener-bener kadang susah diajaknya.

"Gak ada libur-liburan, jadwal kita hari ini ke taman flamboyan disana itu spot foto nya bagus, gamau tau lo harus ikut, ini juga kemauan lo." Cerca Karin terus menerus bagaimana bisa Adara melupakan jadwal ini, list jadwal yang ini Adara yang menentukan sejak minggu-minggu lalu masa ia sendiri yang menghianati jadwalnya.

"Adara lo pake baju ini, warna kesukaam gue and then.. pake sepatu ini yaa keknya baru nih." Ucap Mesya melemparkan kaus polos berwarna toska kesukaannya ke atas tempat tidur, sambil mengacak-acak rak sepatu Adara dan mengeluarkan sepatu kets putih yang sangat kinclong, waw sepertinya baru.

"Acak-acak aja semua." Kesal Adara menyeret kaus yang dipilih Mesya lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Iya. Nanti, belum waktunya."

***

"Gila rame banget, gimana dong?" Ucap Karin, sesampainya mereka di tempat foto 3D, mereka merasa telat datang, karna sudah terlihat jelas penuhnya pengunjung yang menyesaki ruangan ditambah dengan teriknya panas matahari hari ini, mereka sampai ke tempat ini pada jam setengah 1 siang, itu artinya matahari hanya bergeser dikit dari atas kepala mereka.

"Bodo amat, pulang lagi ayo." Ucap Adara yang malas berada dibawah teriknya sinar matahari, Adara memang malas berada disini juga karna memang bukan kemauannya, bisa saja ini menjadi weekend yang membosankan bagi Adara.

"Lo mah Dar pengen pulang mulu, refreshing bentar napa." Karin berbicara dengan terus mengedarkan pandangannya ke seluruh titik yang dipadati pengunjung, dengan mata yang menyipit akibat paparan langsung sinar matahari membuat Karin harus melihat dengan keadaan tidak terlalu jelas.

"Sini kuy." Karin menarik kedua sahabatnya itu kedalam ruangan 3D, disini tetdapat 2 ruangan, yang satu outdorr dan yang satunya indoor. Ruangan outdoor lebih ramai karna ruangan itu lebih luas dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk berfoto, hanya bermodalkan kamera dan cahaya matahari agar hasil foto jernih, sedangkan ruangan yang di dalam tentunya lebih bagus walaupun hanya beberapa tapi tema nya selalu berubah dan tentunya dipungut biaya untuk perfoto.

"Demi apa itu ada calon gue mangkal disitu sendirian? Ah Shawn Mendes sini gue temenin, kalo perlu gue kawinin sekarang juga." Ucap Adara mulai ngelantur melihat idolanya Shawn Mendes yang posternya terpampang di tengah-tengah ruangan indoor, Adara berlari menuju gambar tersebut.

"Tadiii aja ogah-ogahan kesini, sekarang udah kaya gembel baru nemu makan." Celetuk Karin melihat kelakuan Adara yang seperti gembel dijalanan yang berhari-hari belum makan, dan sekarang seperti yang baru menemukan makanannya.

"Belum gue kasih cogan Bandung aja udah ngiler ketemu Shawn Mendes, liat aja lebih menarik mana sama Cogan Bandung." Ucap Karin lagi-lagi menyebut cogan Bandung.

"Kali-kali suka sama yang impor elah." Ucap Adara.

"Nyatanya yang lokal lebih manis daripada yang impor."

Sebentar, ini mereka lagi ngomongin cogan apa buah ya.

Mereka sibuk ber swafoto diarea ruangan indoor 3D foto ke foto mereka coba dari mulai yang paling utama berfoto dengan Shawn Mendes dengan gaya Shawn yang berlaga sedang menyanyi diatas panggung sambil memegang microphone yang tiang nya panjang ditambah Adara dengan pura-pura ikut berduet layaknya menyanyi sunggunhan dengan gaya yang sama seolah-olah memegang microphone padahal hanya mengepalkan tangan lalu ditempelkan pada poster, Mesya dan Karin dilarang ikut serta dalam foto ini, karna keinginan Adara yang sangat ingin berfoto dengan Shawn. Dilanjut dengan poster Spongebop Squarepants yang besar dengan gaya Karin yang berpura-pura menarik celana Spongebop kebelakang hingga terlihat celana dalamnya yang berwarna putih, dengan Mesya dan Adara yang menarik tangan Spongebop kedepan dengan wajah si kartun melihat kaget kearah belakang, sungguh foto yang sangat kocak.

Karin memilih poster manusia purba yang banyak sekali yang tingginya beragam, Karin mengatur posisi foto dengan Adara yang berpura-pura memegang tombak seperti ingin menombak hewan sasarannya, Mesya yang ditempatkan bisa dibilang sebagai istri dari manusia purba besar itu yang bentuk wajahnya sangat menyerupai monyet itu dengan posisi seperti tangan kiri yang memegang sebuah batu besar yang bentuknya lonjong dan tangan kanan yang seperti bersentuhan dengan tangan si manusia purba, sungguh suami istri yang romantis, Mesya protes dengan pilihannya Karin, mengapa dirinya yang dijadikan korban, menjengkelkan, dengan enaknya Karin hanya berpura-pura memarahi seorang anak kecil manusia purba dengan wajah anak kecil itu yang tertunduk patuh.

Next ini pilihan Mesya memilih poster seperti seorang pembina upacara yang sedang hormat kepada sang pemimpin yaitu Mesya, Mesya seolah-olah menjadi sang pemimpin dalam upacara tersebut, disana terlihat banyaknya peserta upacara yang sepertinya para angkatan Polisi, terlihat dari sang pembinanya juga yang sepertinya sudah memiliki pangkat tertinggi dikepolisian.

Semua foto sudah diabadikan oleh sang fotografer disana, sambil menunggu hasil fotonya jadi, mereka kembali melihat-lihat poster besar disekelilingnya.

***

Sebenarnya chapter 4 ini ga penting-penting amat lah ya :v hanya sekedar ngasih cemistry persahabatan mereka ke kalian yang membaca. Semoga mengerti dengan Sifat Karin yang Gila, Adara yang lempeng hidupnya kadang juga mageran. Dan Mesya berada di tengah-tengah antara sifat mereka.

Barisan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang