chapter 3

23 4 2
                                    


******* ******* ******
Aku menunggu James menghabiskan makan siangnya, setelah ini James akan menemaniku karena ia merasa bersalah akan kejadian tadi yaitu ia merusak mood makanku. Ku sibuk memainkan hp ku karena bosan menunggu nya makan, James mersakan apa yang kursakan, lalu ia memutuskan tidak menghabiskan makanannya karena merasa aku telah merasa bosan menunggunya. Ia berdiri dan menarik tanganku keluar restoran dan menyuruhku diam disana, padahal aku belum membayar makananku, namun ternyata James membayarnya sekaligus membayar punya nya.
Ia keluar dari restoran dan menyodorkanku sebuah kertas, dan ternyata itu adalah struk pembayaran milikku. Ia berkata bahwa kita impas, sehingga tak ada lagi beban yang harus ia tanggung. Aku merasa kesal dalam benakku ku Dan berkata "ohhhh...jadi ini cara bermainmu". Entah apa yang membuat anak ini sangat mengesalkan bagiku. Aku menahan amarahku dan terdiam James menyadarkanku dengan menepuk pipiku.

"hei... Jangan bengong "sahutnya sambil menepuk pipiku.

"apa sih... "jawabku kesal.

"kita impas sekarang, anggap aja makanan yang gw bayar itu tanda tanggung jawab gw karena udah ngerusak mood lo" sahutnya.

"ok, karena udah impas terima kasih" jawabku.
Aku meninggalkan James dan berjalan, aku memutuskan untuk berjalan sendirian, karena aku dan James sudah impas. Namun tiba -tiba tanganku ditarik oleh seseorang,yang tak lain adalah James.

"ngapain lagi sih, kan katanya udah impas!!! "sahutku dan berbalik badan.

"tapi gw kan udah janji buat nemenin lo jalan-jalan " sahutnya.

"udah gk usah, gw bisa kok jalan-jalan sendiri, lo udah bayarin gw makan gw udah seneng kok, udah yak, bye "jawabku dan meninggalkan James.

Mendengar hal itu James tersenyum, ia berlari mengahmpiriku yang sudah lumayan jauh darinya. Ia kembali menarik tanganku dan mengajakku untuk berlari bersamanya.

"James lo ngapain sih!!!"sahutku saat ditarik berlari dengannya.

"udah, gw bakal tetep nematin janji gw yaitu nemenin lo jalan -jalan" jawabnya dan kami pun berhenti berlari.
Karena James berhenti mendadak saat ia berada didepanku, aku tak sengaja menabrak punggungnya. Dan pada saat itu juga ia membalikan badannya melihat keadaan ku yang menabrak punggungnya.
"aduh, James hati -hati dong!!" ocehku.

"maaf " jawab James dengan muka menahan tawa.

"kali ini gw maafin tapi kalo lo kayak gini lagi ,gak ada kata maaf lagi "jawabku kesal.
Aku berjalan mendahului James, aku baru tersadar bahwa James mengajakku Ketaman kota. Tapi jujur taman kota adalah salah satu tempat yang paling kubenci, karena banyak pasangan kekasih disini. Seketika mukaku kembali cemberut, dan James bertanya mengapa aku sedih disaat seharusnya aku senang, aku hanya menjawab entahlah kepadanya. Karena melihatku tidak senang James mengajakku ke tempat foto box, disana cukup ramai karena banyak yang ingin berfoto, namun dengan trik nya, aku dan James tak perlu mengantri karena om James adalah pemilik tempat foto Box ini.
******* ****** *******
Sekarang aku dan James sudah berada didalam Box foto. James meniru gaya ku saat berfoto. Itu membuatku tertawa karena ia sangatlah lucu. Setelah mendapatkan beberapa foto kami keluar, tampak terlihat raut wajah bahagia diwajahku dan James saat melihat ekspresi muka kami.
"Terima kasih james" sahutku dengan tersenyum.

"sama -sama "sahutnya dengan muka tersenyum pula.

Dalam benakku aku merasakan ada sisi yang berbeda dari seorang James, padahal ia adalah laki-laki yang sama dengan yang kutemui di kantor. Dia bisa membuat orang lain melepas penatnya, walaupun dengan waktu yang singkat. Aku melihat jam tanganku ,dan kulihat hari mulai gelap. Mungkin aku harus pulang sekarang.
"gw pulang dulu yak,makasih buat hari ini" sahutku kepada James dengan senyuman.

If you can do it Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang