"Benarkah kalian akan mengakhiri ini sekarang?" Tanya Louis paru
Liam memeluk Louis "Maaf Lou, tapi aku juga merasa ini adalah jalan yang terbaik untuk kita saat ini"
Niall hanya diam dengan mata yang memerah, sedangkan Harry, lingkar mata yang hitam dan rambut yang acak- acakan menjelaskan bahwa dia tak baik- baik saja.
Louis melepaskan pelukan Liam "Bukan ini cara terbaik! Kalian tak mengerti!! Mereka sudah cukup hancur dengan perginya Zayn, dan kalian tega menghancurkan mereka lagi?! Aku tak habis fikir dengan kalian! Shit!!"
Harry menghela napas frustasi "Lou, dengar. Kita melakukan ini juga untuk kebaikan mereka ki-"
"Kebaikan apa?! Ku tanya ini untuk kebaikan dari segi mananya?!" Potong Louis
Niall sudah tak tahan lagi, dia juga tak mau pisah dengan sahabat atau bahkan keluarganya ini. Namun ia juga perlu melakukannya
"Lou, kita gak bakalan pernah pisah. Kita keluarga, jadi apapun yang akan terjadi kita akan tetap sama- sama nantinya. Percaya pada ku" Liam mencoba menenangkan
"Tapi bukan ini yang aku mau. Aku sudah cukup kehilangan Zayn, aku tak ingin kehilangan kalian juga" Siapa sangka pertahanan Louis akhirnya runtuh dan air matanya mengalir.
Niall memeluk Louis "Ku mohon jangan menangis" Ucapnya paru
"Ini hanya 18 bulan Lou, kita bisa melewatinya. Aku janji kita akan kembali lagi, kita hanya perlu waktu untuk sendiri. Kita sudah merasakan kebersamaan selama 6 tahun. Dan kita butuh waktu untuk merenung apa- apa saja kekurangan kita selama ini" Seru Liam
"Tap.. Tapi bagaimana dengan mereka? Aku tak sanggup melihat mereka menangis lagi. Indonesia. Di Indonesia aku melihat mereka menangis karena keluarnya Zayn, dan sekarang kita akan membuat mereka menangis lagi karena vaknya kita? Aku.. Aku.. Aku tak sangup"
"Hanya 18 bulan oke" Ucap Liam
Disinilah peran Liam sangat di butuhkan. Bijaksana, kepemimpinan, dan itulah yang membuat Liam mendapat gelar Daddy Direction
"O.. Oke. Aku setuju"
Mereka pun berpelukan. Tak dapat di pungkiri, kini air mata menjadi sarana yang tepat untuk melampiaskan ini semua.
"Kita akan buat album. Album yang menceritakan sejarah perjalanan kita. Bagaimana? Supaya mereka tetap ingat dengan kita" Ucap Niall
"Oke kita lakukan"
Louis menghela napas dalam "Apakah kalian yakin melakukan ini? Ini sangat berlebihan menurut ku"
Harry menepuk pindak Louis "Ini hanya sementara, kita akan kembali lagi nantinya. Kita hanya perlu waktu untuk sendiri"
"Tapi aku takut kalian seperti Zayn, aku takut kalian nyaman berada di jalan kalian dan melupakan One Direction. One Direction sedang berada di puncaknya saat ini" Ucap Louis
Liam sangat mengerti bagaimana perasaan Louis saat ini
"One Directin akan selalu berada di puncak Lou. Ingat. One Direction adalah boyband terbesar di dunia. Tak akan pernah ada yang bisa mengambil posisi itu" Ucap Liam
"Dan aku berjanji. Aku akan kembali pada band ini, walaupun saat aku sedang menggelar tour dan tiket konser ku terjual habis. Aku akan kembali" Ucap Niall mantap
KAMU SEDANG MEMBACA
HISTORY [1D]
FanfictionAkankah kita kembali? - HS Aku sudah berjanji - LT Aku tak sabar akan itu - NH Maafkan aku - Z Mengapa ini sangat sulit?! - LP