Tavita & Lionel-0

286 152 290
                                    

"Mesum banget lu jadi cewek."

-----------------------------------------------

Tavita Emily Andira.

Cewek berambut ikal itu mengajak kakak kembarnya untuk pergi ke Meisell Cafe. Kafe yang dimiliki oleh kedua orang tua-nya.

Kafe itu besar dan banyak anak muda yang menongkrong disana. Disana tersedia Wi-Fi dan sebuah taman belakang.

Tavita mengajak kedua kakak kembarnya itu untuk duduk di kursi pojok dekat dengan jendela.

Saat mereka duduk, seorang pelayan pun datang ke meja mereka. "Ada yang bisa saya bantu?" ucap pelayan tersebut.

Daniel dan Jason--kakak Tavita yang kembar--mengangguk bersamaan. "Boleh deh hot chocolate. Jangan pakai es, ya." Satu jitakan mendarat di dahi Daniel dan Jason. Siapa lagi kalau bukan Tavita yang menjitaknya?

"Saya tahu. Anda tadi bilang hot chocolate. Kalau sudah hot ya ngapain di kasih es? Itu tidak akan hot." kata pelayan tersebut sambil tersenyum.

Tavita berdeham dan membenarkan posisi duduknya. "Jadi tadi 2 hot chocolate, kan?" tanyanya memastikan. Karena biasanya Jason dan Daniel selalu berubah pikiran. Kedua orang tersebut pun mengangguk.

"Kalo gitu, saya pesen hot caramel deh." Tavita memang penggemar manis.

Pelayan tersebut langsung mencatat pesanan itu dan mengangguk. Kemudian ia mengulangi pesanan mereka. Mereka mengangguk saat pelayan tersebut membacakan pesanan mereka dengan benar.

Saat pelayan itu sudah hilang dari pandangan mereka, mereka langsung mengeluarkan benda persegi dari dalam saku celananya masing-masing. Dan mereka sudah larut dalam ponsel mereka.

"Ko, besok sekolah harus banget MOS, ya?" tanyanya memecahkan keheningan di antara mereka.

Jason yang selalu berbicara dan menganggapi ucapan Tavita pun bersuara. "Yaiyalah, geblek! Anak baru juga lo. Jangan mentang-mentang lo anak yang punya sekolah, lo jadi boleh menghindar dari MOS."

Tavia mencibir, "Nanya doang, elah! Gak usah nyolot. Tai bener." ucapnya dengan nada kesal. Jason hanya memutarkan bola matanya sambil mengikuti gerak mulut Tavita. Tavita pun kembali mencibir.

Tak lama kemudian, pelayan tadi datang untuk memberi pesanan mereka yang sudah di pesan. Lalu ia menaruh di atas meja. Mereka mengucapkan terimakasih saat pelayan itu memberikan pesanan mereka.

"Tuh kan. Gue bilangnya hot chocolate malah ada es-nya." ucap Daniel kesal. "Tuh orang punya otak sama telinga gak sih?!" lanjutnya.

Jason malah tertawa kecil. "Bilangin mommy gih suruh pecat, wkwkwk." Tavita pun menjitak kepala kakaknya itu. "Sembarangan! Lo kira nyari pelayan bisa segampang lo nyari angin diluar."

"Pelayan baru apa, ya? Gak tau kalo kita anaknya si pemilik kafe ini?"

"Udah lah, Ko! Lu juga gak ganteng jadi gak di kenal kalo lo itu anak si pemilik kafe."

"Oh, gitu ya. Fix, kita selesai."

"Kita bukan pacaran! Kita kakak-adik, bodoh!"

"Lu yang bodoh."

Daniel yang malas mendengar perdebatan antara Tavita dan kembarannya yang akan berlangsung itu dengan cepat mencegah. "Udah, mending lo bilangin ke pelayan itu suruh ganti. Terus lu ngomel." Lalu Daniel menyodorkan minuman itu pada Tavita.

Tavita & LionelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang