Tavita & Lionel-3

138 117 128
                                    

"Terus aja maki gue. Lama kelamaan juga lo pasti suka sama gue."

-------------------------------------------------------

Tavita dan Stephanie sekarang sedang ada di kantin. Tetapi, Tavita sedang membeli makan untuknya dan Stephanie.

Tiba-tiba saja ada seseorang berdiri di samping Tavita. Tavita menoleh untuk melihat siapa orang tersebut. Muka Tavita melongo kaget, saat tahu bahwa yang berdiri di sebelahnya adalah kakak kelasnya.

"Hai." sapa orang tersebut.

"Tumben nyapa. Dan tumben lo ngomongnya baik ke gue." ucap Tavita. Lelaki itu mengernyitkan dahinya, bingung.

"Lo beli juga?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. Ia bingung atas ucapan Tavita.

"Menurut lo?" tanyanya balik sambil membuang arah pandangnya.

"Lo lucu, ya." Lelaki itu pun mengacak-acak rambut Tavita. Tavita refleks menghindar dari lelaki tersebut. "Jangan di berantakinnn.. Jangan pegang juga. Lo kan bukan siapa-siapa gue. Sok deket banget sih." ucapnya.

"Tambah lucu." Lalu lelaki itu mencubit pipi Tavita sampai Tavita meringis kesakitan. "Emang, ya! Lo tuh ngeselin banget! Lama-lama gue pukul lo." ucapnya dengan nada mengancam.

Lelaki itu terkekeh. "Coba kalo berani. Kalo berani berarti lo mesum, mau megang-megang perut gue yang six pack itu."

Refleks muka Tavita menoleh ke arahnya dan memasang wajah yang tidak terima--pastinya dengan mata yang melebar atau melotot. "LO KALI YANG MIKIR KALO GUE ITU ORANGNYA MESUM! PIKIRAN LO KOTOR BANGET SIH! YANG MESUM KAN ELO! MIKIR KALO CEWEK YANG MAU APA-APAIN LO! SINTING YA LO?" teriaknya. Semua orang kantin pun menoleh.

Laki-laki itu hanya menutup kedua telinganya saat tahu bahwa Tavita akan teriak. "Udah ngomongnya?" tanyanya saat Tavita sudah diam.

"Tai."

Kakak kelasnya pun menyentil bibir Tavita. "Omongan tuh di jaga!" Tavita langsung menutup mulutnya. "Tuh nyentil-nyentil bibir gue! Lo yang mesum!"

Kakak kelasnya itu malah tertawa. "Haduh kenapa bisa punya ade kelas yang gemesin sih? Ahh, lo lucu banget sumpah!" Tavita hanya memutarkan bola matanya dengan jengah.

Makanan yang Tavita pesan pun sudah siap. Ia beruntung kalau makanannya cepat disajikan, jadi ia bisa menghindar dari kakak kelas menyebalkan ini. Ia mengambil 2 piring siomay yang ia pesan, lalu berjalan menuju tempat duduknya tanpa pamit oleh kakak kelasnya itu.

"Nih." Tavita menyodorkan satu piringnya pada Stephanie. Stephanie tersenyum lalu mengambilnya dengan senang hati, lalu ia memakannya dengan sangat lahap.

Tavita pun menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah laku Stephanie yang lucu. Ia pun duduk di hadapan Stephanie, bersamaan dengan seseorang yang datang dari belakangnya.

Tavita menoleh saat ia sudah duduk sempurna di bangku. Muka Tavita melongo saat melihat orang yang di sebelahnya ternyata adalah kakak kelasnya tadi.

Kakak kelasnya itu menaik-turunkan alisnya dan tersenyum jahil padanya. "Apa?" tanya Tavita dengan nada tidak suka.

"Lo lupa kalo mulai hari ini kita makan bareng?"

Tavita baru ingat kalau kemarin kakak kelasnya memberi hukuman untuk makan bersama. Tavita hanya bisa tersenyum manis dibuatnya. "Ya udah, gabung aja."

"Gak. Cuman berdua." Ia menekan setiap katanya. Ia masih berdiri menunggu Tavita dengan 1 piring di tangan kirinya. "Ayo."

Dengan malas, Tavita pun bangkit dari kursinya. "Ni, gue mabar sama dia, yak. Lo sendiri gapapa kan?" tanyanya saat sudah berada di samping kakak kelasnya itu. Stephanie hanya mengangguk, karena sekarang ia telah sibuk dengan ponselnya.

Tavita & LionelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang