Chapter 15

528 14 1
                                    

Hi hi! Entah kenapa makin sini rasanya cerita ini semakin gak beraturan-_-v

Semoga suka (:

Enjoy!

‘Dateng ke rumah gue’ Ucap Namira

            Gea pun hanya mengangguk.Dia menyalakan mesin mobilnya dan meluncur menuju rumah Namira.Saat menyetir mobil ke arah rumah Namira,Gea sedikit tidak fokus menyetir karna memikirkan apa yang terjadi

‘Kok kayaknya gue mikir terus ya?’ Gumam Gea

            Mobil Gea berhenti karna lampu merah.Dia mengetuk-ngetuk jarinya di pangkuannya.Gea melihat ke sekeliling.Ada orang tua dan anak sedang menyebrang bersama.Gea tersenyum sekilas.Lampu pun berganti menjadi hijau,Gea pun kembali menancapkan gas

***

            Gea sampai dirumah Namira,lalu langsung turun dari mobilnya.Gea memasuki halaman rumah Namira dan masuk ke dalam rumah.Gea melihat Namira yang sedang duduk di kursi ruang tamu,menunggunya.Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun Gea duduk di hadapan Namira

            Namira memandangnya datar.Gea menaikkan alisnya agar Namira segera bicara.Namira berdeham kecil lalu bicara

‘Lo tau gue siapa?’ Tanya Namira

‘Err ya? Kak Nami,kakanya Revan’ Jawab Gea

‘Selain itu?’ Tanya Namira mendesak.Gea mengangkat alisnya,lalu menggeleng

‘Sudah terduga’ Gumam Namira pelan

‘Apa?’ Tanya Gea

‘Dimana orangtua lo Ge?’

‘Mereka pergi ke luar negeri’

            Terdengar Namira menghela nafas

‘Lo beneran gak tau gue siapa?’

‘Errr engga’

‘Orang tua lo gak kasih tau apapun?’

‘Kasih tau apapun? Memang ada apa?’

‘Satu yang perlu lo inget,jauhin Damian’

            Gea terdiam saat Namira menyuruhnya menjauhi Damian.Gea bangkit dari kursinya dan memandang tajam ke arah Namira

‘Kak Nami gak berhak larang aku untuk deket sama siapapun’ Ucap Gea penuh emosi.Namiira bangkit dari duduknya lalu memandang Gea

‘Kamu gak tau siapa Damian!’ Teriak Namira histeris

            Gea tercengang melihat Namira berteriak histeris.Namun Gea memicingkan matanya

‘Kak Nami gak tau apa-apa,kak Nami gak kenal aku maupun Damian’ Gea keluar dari rumah Namira.Dia memasuki mobilnya lalu pergi dari tempat itu

***

            Gea menepikan mobilnya di jalan yang sepi.Dia duduk dengan mata terpejam memikirkan semua ini

‘Kenapa sering tiba tiba kepala gue pusing kalau liat kak Nami,Damia atau Revan? Kenapa? Sebenernya ada apa?’

            Gea masih terdiam sambil memejamkan matanya.Sampai tiba tiba ada suara terdengar

‘Kamu mungkin memang harus jauhin Damian Ge’

            Gea membuka matanya cepat,lalu menengok ke jok belakang saat mendengar ada seseorang bicara padanya.Gea mengedarkan pandangannya untuk mencari siapa yang tadibicara padanya.Namun hasilnya nihil,hanya dia seorang diri yang ada di dalam mobil

‘Pasti gue cepe makannya bisa berhalusinasi kayak gitu’

            Gea pun kembali menjalankan mobilnya,menuju rumahnya.Setelah sampai,Gea memasukkan mobilnya ke dalam garasi lalu berjalan gontai masuk ke rumah.Gea melemparkan tasnya ke sembarang tempat dan melangkah menuju ruang makan

            Dilihatnya ada sebuah kotak di atas meja makan.Gea menaikkan alisnya,lalu membuka kotak tersebut

‘Kue ulang tahun? Siapa yang ulang tahun?’ Gea kembali menutup tutup kotak tersebut

‘Mungkin punya bik Minah ketinggalan’ Gumamnya

            Gea pun berjalan menuju kamarnya.Tanpa mengganti bajunya,Gea pun menjatuhkan dirinya ke kasur

***

            Revan masuk ke rumahnya dan menemukan Namira sedang menangis.Revan segera menghampiri kakaknya itu dan memeluknya

‘Kenapa kak?’

‘Gea van’ Ucap Namira sambil menangis

‘Gea kenapa?’

‘Gea tadi pergi bareng Damian’

            Revan terdiam mendengar ucapan kakaknya

‘Kalau Gea kenapa-napa gimana van? Gimana kalau hal itu terulag lagi?’ Namira menangis semakin keras

            Revan menyuruh agar Namira berdiri lalu memapahnya menuju kamarnya.Di kamar,Namira masih saja menangis membuat Revan bingung

‘Kak,ingetkan besok hari apa?’ Tanya Revan,membuat Namira mendongkak

‘Iya,udah disiapin semuanya?’

‘Udah beres.Sekarang kakak jangan nangis lagi,mandi sana bau banget sih.Siap siap ya’

‘Ok’

            Revan pun meninggalkan kamar kakaknya dan melangkah menuju kamarnya sendiri.Dia tersenyum mengingat apa yang sudah ia rencanakan

***

            Revan melihat arlojinya,menunjukan pukul 11.30 malam.Revan pun memandang ke arah Namira

‘Udah siap?’

‘Ok,ayo berangkat sekarang’

            Revan dan Namira pun pergi dari rumah dan meluncur menuju tempat tujuan.Saat di perjalanan Namira terus bertanya apakah rencananya aka berhasil atau tidak

‘Kak,rencananya pasti berhasil’ Ucap Revan sambil memutar kedua bolanya bosan

‘Ok’ Jawab Namira

            Akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan.Namira yang pertama kali turun dari mobil.Tiba tiba terdengar suara Namira menjerit

‘REVAN!’

            Revan pun bergegas menuju ke arah kakaknya yang sedang berdiri memandang sesuatu dengan tatapan kaget.Revan pun segera memandangi arah pandang Namira.Dan yang dilihatnya hanyalah pintu di balkon yang terbuka lebar

My Beloved EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang