Tuhan berikan aku kekasih yang terbaik untuk hidup ku
Yang bisa menerima aku apa adanya(D'veneu - Beri Aku Kekasih)
------
Pukul 20.45 WIB
Di ruang kamar bercat putih terdapat gadis berambut lurus, sedang tengkurep di kasur.
Tangan kanannya memegang bolpoin biru yang di gerak - gerakan dengan lihai untuk menulis di sebuah buku berwarna biru langit.
27 Desember 2017Dear diary
Gue masih bingung? Kenapa di umur 16 tahun ini gue masih aja ngga punya pacar. Terakhir gue pacaran pas kelas 5 SD. Itu pun hanya cinta monyet. Asal lo tau ya book gue pengin ngerasain apa itu cinta yang sesungguhnya.
Begitu tulisan yang tertera di buku diary yang Vela miliki.
"Fyuhh... kalo ingat tentang status gue, kadang sakit hati sendiri. Dasar jomblo ngenes." Oceh Vela kepada dirinya sendiri, sambil menatap langit - langit kamarnya.
Ceklek....
Pintu kamar Vela terbuka oleh seorang cowo yang tegap, tinggi, tampan and perfect menyelonong masuk ke kamar Vela.
"Masih aja meratapi nasib?" Tanyanya duduk di kasur dimana Vela sedang berbaring.
"Abang!" Vela memeluk cowo tersebut sambil menangis.
"Gue pengin di umur 16 tahun ini punya pacar." Vela merengek di pelukan abang nya.
"Yee..lo ngebet amat pacaran. Mau ngapain emang kalo udah punya pacar? Nikah?" Satya sebagai Abang yang baik menenangkan Vela sambil mengelus - elus rambut panjang adiknya.
"Hhhuuwaa... bang Satya jahat." Vela menangis semakin menjadi - jadi, melepas pelukannya dari Satya dan menutupi wajahnya dengan selimut bergambar unicorn.
"Haduh... nih bocah masih bau kencur aja pengin pacaran." Sindir Satya sambil terkekeh melihat adiknya menangis di dalam selimut unicorn nya.
"Inget kita cuma selisih 1 tahun berarti gue bau kencur, lo juga bau kencur dong." Balas Vela sambil menangis tersendu - sendu.
Satya tak habis pikir, Vela lagi nangis masih aja bisa bacot.
"Ya udah lo bener pengin punya pacar?" Tanya Satya pada Vela yang menutupi wajahnya dengan selimut.
Vela mengalihkan selimut dari wajahnya dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Lo mau bantuin gue?" Vela mengusap air matanya kasar.
Satya mengangguk.
"Gimana caranya?" Vela penasaran.
"Lo jadi pacar abang aja. Nanti kan lo jadi punya pacar dan gue juga punya pacar. Hahaha..." Satya tertawa puas melihat ekspresi adiknya yang merah karena amarah.
"Kali aja dede mau sama abang." Lagi - lagi Satya angkat bicara dan mencubit pipi adiknya.
"BANGSAT!!!" Teriak Vela sekeras toa masjid.
Yudistira dan Gita yang sedang menonton tv di lantai bawah, kaget seketika mendengar teriakan puterinya dari kamar.
"SATYA MASUK KAMAR! JANGAN GANGGUIN ADIK KAMU!" Teriak Gita tak kalah kerasnya dengan toa masjid.
Yudistira dan Gita udah tahu jika Vela mengatakan "Bangsat" berarti sedang menyebut putranya "Satya".
Satya tertawa geli melihat kemarahan adiknya dan kini ia mulai berjalan mundur meninggalkan kamar adiknya.
"Dadah... dede ku sayang." Satya lagi - lagi menggoda Vela.
"Sinting lo!"
Satu bantal melayang ke arah Satya berdiri.Satya dengan sigap langsung menutup pintu kamar Vela dan menuju kamarnya yang ada di sebelah kamar Vela.
"Asal lo tau Vel, rasa sayang gue ke lo itu.......
To
be continue
Hiyaahh.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Equitable
Teen Fiction"Lo mau ngga jadi pacar gue yang kedua?" -Vikri- "Mana ada cewe yang mau jadi pacar kedua?" -Vela- "Lo mesti mau, iya kan?" -Vikri- "Kata siapa?" -Vela- "Abang lo noh." -Vikri- "Pisss:v" -Satya- Gadis SMA bernama Velaksa Yudistira yang akrab dipan...