4. Flashback

30 3 0
                                        


Lanjutan dari part 1. Bang Satya Pacaran?
Kan ceritanya flashback:v

----
*Flashback On*

"Satya cariin pacar lo!" Teriak cowo tersebut asal - asalan.

Vela membelalakan matanya.

"Apaan sih pacar - pacar, enak aja dia tuh abang gu...mmm...mmm."

Mulut Vela terbungkam oleh sebuah tangan besar.

Dalam batin Vela, ia tahu bahwa yang membungkam mulutnya pasti Satya, abangnya.

Dan Vela baru menyadari bahwa ia baru saja akan membuka rahasia selama 2 tahun ini tentang hubungan kakak adik, Satya dan Vela, selama mereka bersekolah di SMA Pelita.

"Mmm...mmm...mmm"
Dengan akal yang cerdik Vela menjilat tangan itu dengan lidahnya, agar pemilik tangan tidak lagi membungkam mulutnya.

"Ih tangan lo pedes amat!" Bentak Vela pada Satya.

"Kan tangan gue kasih bon cabe..hahaha." Kini Satya tertawa puas.

"Dasar kunyuk.... pedes tau!!!"
Membuat heboh teriakan Velwa, membuat siswa - siswi disekitarnya menatap aneh.

Begitu juga dari kejauhan Tika mendengar keributan di depan kelas ipa - 3.

"Ada apa ini Vel?" Tanya Tika pada Vela yang sedang mengusap bibir dan lidahnya yang kebakaran karena bon cabe.

"Eh Tika pacar baru aku." Sifat centil Satya yang membuat Tika bahagia dan tersenyum malu - malu.

"Satya tadi kotak makan yang dibawa Vela itu buat kamu. Karena aku malu nyamperin kamu jadi aku suruh Vela yang ngasih ke kamu." Tika lagi - lagi tersipu malu dan menundukan kepalanya.

Tiba -tiba saja moment berubah jadi heboh.

"air...air...airrr!"
Teriak Vela masih merasakan kebakaran di lidahnya. Ia hanya berjalan mondar - mandir sambil loncat - loncat.

Untung saja ada Vina sedang berjalan dengan Gina, melewati Vela membawa satu botol air mineral.

Dengan sigap Vela mengambilnya tanpa permisi.

"Eh itu minuman gue!" Teriak Vina karena merasa kesal minumnya diambil tanpa izin.

Glek..glek..glek...
"Thanks ya Vin. Lo malaikat gue."

Vina hanya menggeleng dengan tingkah aneh Vela.

Satya hanya menggeleng melihat tingkah adiknya dan melanjutkan moment romantisnya dengan Tika.

"Udah ngga usah malu - malu lagian kita kan udah pacaran." Satya mendongakan wajah Tika dengan tangan kanannya. Dan Satya tersenyum semanis gula pasir.

"Jangan mau ke goda sama Satya, Tik!" Vela yang masih kesal dengan abangnya ini masih marah dan marah.

"Iya tuh Satya itu playboy. Iya ngga Vel?" Orang yang tadi bilang kalo Vela pacar Satya, tiba - tiba ikutan jadi kompor.

Vela yang menatap bingung cowo itu.
"Gue ngga asing liat orang ini di hape abang gue."
Vela menatap intens orang yang sedang duduk di kursi tepat di sebelah Vela berdiri.

Cowo tersebut hanya memincingkan alisnya bingung.

"Ngapain lo liatin gue gitu?"
Dengan gaya sok cool dan sok kece. Menaik turunkan alisnya.

Vela mencoba berpikir keras. 'Najis...Siapa si ini orang?'

"Oh iya ini Vikri best friend abang gue. " Akhirnya Vela tau siapa cowo yang berdiri di sebelahnya.

"Apa ap - apaan si lo." Vela sok cuek.

"Ya elah. Lo yang apaan!" Vikri berdiri dan berjalan masuk ke dalam kelas ipa -3.

Kini Vela duduk lesu di sebelah Tika, sedangkan Tika sedang berpacaran dengan Satya di kursi depan kelas ips - 3.

"Bisa dibilang gue disini nemenin Tika pacaran dan gue sebagai obat nyamuk mereka, nasib jomblo." Batin Vela meruntuki dirinya.

-------
Kringgg....
Bel masuk kelas berbunyi.

"Udah bel gue balik ke kelas dulu ya."
Pamit Tika pada Satya.

"Oh iya hati - hati."
Satya melambaikan tangan kanannya pada pacarnya.

Tika tersenyum.
"Vela ayo"

Vikri keluar dari kelasnya setelah Vela dan Tika berjalan menjauh dari kelas ipa -3.

"Bro cewe yang bareng pacar lo siapa si?"
Tanyanya pada Satya.

"Namanya Vela. Kenapa emang?"
Satya curiga pada Vikri yang tiba - tiba menanyakan adiknya.

"Adik lo?" Vikri tanya lagi. Dan pertanyaan itu membuat Satya kaget.

"Kok lo -"

"Lah udah jujur aja gue tau koh. Tadi juga adik lo bilang katanya lo abangnya, terus name tag di bajunya Velaska Yudistira. Sama kaya lo anaknya Yudistira kan?."

Kata Vikri memang tepat sekali, dia semacam detektif dadakan.

"Cerdas juga ya lo." Satya terkekeh mendengar kejelian Vikri padanya.

"Pasti."

"Btw lo tadi liat name tag adik gue, kok bisa?"
Tanya Satya mencurigai Vikri pasti di balik hal tersebut ada sesuatu.

"Kan gue kepo namanya. Hehe"
Seperti biasa otak liar Vikri muncul.

Pluk...
"Astaga lo liatin bagian name tag adek gue?"
Satya syok.

"Lah emang napa?" Tanya Vikri balik, ia juga bingung apa yang dimaksud Satya.

Satya diam menatap datar wajah Vikri yang sedang bingung, memggaruk rambutnya yang tak gatal.

Setelah berpikir sejenak Vikri ngerti maksud Satya.

"Oh gue maksud, tenang aja gue ngga doyan liat ukuran dada adek lo. Haha.." Tawa Vikri puas dan lantang sambil berjalan masuk ke dalam kelas.

"Ciyaaaattt...." Satya berlari dari pintu kelas menuju Vikri yang sedang berjalan ke tempat duduknya. Dan mengalungkan tangannya ke leher Vikri, seperti meminta gendong di punggung Vikri.

"Ehh kunyuk... berat...eh leher gue ..uhuk uhuk...anjing." Umpat Vikri hampir kehilangan nafas karena ulah Satya.

Sedangkan dibaliknya Satya tertawa puas.

Para murid Ipa-3 melihat kejadian itu suatu yang wajar. Karena anak kelas ini memang sudah hafal kelakuan Satya dan Vikri.

"Satya gue duduk sama lo ya? Soalnya nanti ulangan Fisika." Ucap seseorang di pojok kelas.

Itu suara Ceki anggota Geng Pagupon dan di sebelahnya ada Seno termasuk anggota Geng Pagupon juga.

"Oke Cek.."
Satya menghentikan permainan gendong - gendongannya. Langsung beranjak duduk ke bangkunya dan di sebelahnya ada Ceki yang sudah duduk manis.

"Kebiasaan Ceki nyontek Satya mulu." Kata Vikri sambil berjalan mengambil bukunya ke tempat duduk sebelah Seno.

*Flashback Off*
.


.
.
.

Maaf ya kalo bingung bacanya, soalnya kemarin lupa part nya ke lewat.
Jadi aku adain part flashback:v

EquitableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang