Cerpen Nouveau 2017: Adakah Aku Sedikit di Hatimu?

581 17 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu masih tetap bertahan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa kamu masih tetap bertahan?"

Perempuan itu, menatap laki-laki di hadapannya lamat-lamat. Berharap ada secercah jawaban yang akan ia dapatkan.

"Kayaknya basi deh kalo aku bilang 'karena aku sayang kamu'. Kamu udah ngitung nggak sih, berapa kali kamu nanya kayak gitu? Kamu ngitung juga nggak sih berapa kali juga aku jawab pertanyaan kamu dengan jawaban yang sama? Sepuluh? Dua puluh kali? Atau lebih?" Laki-laki itu balas memandang tatapan perempuan yang kini menuntut jawabannya, "Paham nggak sih kamu sama apa yang aku rasain?"

"Aku nggak paham dan nggak pernah mau berusaha untuk paham sama apa yang kamu rasain," perempuan itu menghela nafasnya panjang. "Tolong, jangan ganggu hidup aku. Bisa kamu bantu aku untuk itu?"

Hening.

Laki-laki itu bergeming. Seluruh tubuhnya merinding. Ucapan perempuan di hadapannya itu berhasil meruntuhkan seluruh jiwa raganya.

"Kamu...," laki-laki itu menggantung ucapannya. "...nggak akan tau gimana rasanya kehilangan orang yang benar-benar tulus sama kamu, Va."

Nouva—perempuan itu kini ganti terdiam. Matanya tak henti menatap laki-laki yang kini terlihat jelas sedang patah hati karenanya.

"Ren—aku nggak maksud kayak gitu."

"Nggak apa-apa," Rendi—laki-laki itu tersenyum lemah. "Aku bakal tunggu kamu sampe kapanpun, sampe kamu mau terima aku. Sampe aku udah nggak bisa lindungin kamu lagi di bumi."

"Ren...,"

"Va, apa kamu butuh bukti keseriusanku?" tanya Rendi tegas. "Bisa nggak kamu buka hati kamu sedikit aja buat aku? Sedikit aja...."

"Aku—aku nggak bisa dan nggak pernah bisa, Ren."

Nouva menutup wajahnya cepat. Selang sebentar kedua bahunya bergerak naik turun. Suara isakan terdengar setelah beberapa detik kemudian.

"Va..., bohong namanya kalo kamu bener-bener nggak punya rasa sama aku walaupun sedikit aja. Kita udah berapa tahun saling kenal dan kamu nyatanya nggak pernah nolak selalu dekat sama aku—"

"Rendi, keadaannya sekarang sudah beda. Aku, kamu, dan perasaanku yang sudah jauh terbuang sebelum kamu nyatain ini semua ke aku."

Rendi terdiam, sibuk dengan pernyataan yang begitu cepat tercerna oleh otaknya.

"Aku pernah punya rasa yang sama seperti apa yang kamu rasain sekarang. Empat tahun yang lalu, pertama kali kita kenal dan kamu masih belum sadar sama perasaanku selama dua tahun awal kita kenal—satu tahun sebelum kamu bilang semuanya ke aku."

Rendi tetal bergeming. Pikirannya berkecamuk. Apa yang dapat ia simpulkan kini?

Rendi membuka suara akhirnya setelah beberapa menit hening yang mereka berdua ciptakan, "Jadi satu tahun yang lalu, aku— sudah terlambat?"

Nouva menghapus air mata di pipinya yang masih menetes, "Maaf Ren, tapi aku memang benar-benar nggak bisa terima kamu."

Rendi menunduk, "Kenapa?"

Nouva menghela nafasnya panjang. Menyeka air matanya yang masih tersisa di pipinya. Setelah benar-benar siap untuk menjawab, Nouva mengeluarkan sesuatu dari tas yang ia bawa.

"Karena ini alasannya, Ren," Nouva menatap Rendi teduh berharap laki-laki itu bisa mengerti. "Semoga kamu mengerti sama keadaan kita sekarang."

Rendi menatap bungkusan kotak berwarna biru langit yang Nouva letakkan di atas meja hadapannya. Ada beberapa bagian di dalam tubuhnya yang kini terasa mati. Ia merasa sensor sarafnya hilang kemampuan sehingga untuk mengambil bungkusan itu, ia tidak mampu.

Seluruh tubuh Rendi terasa ngilu. Hatinya kosong. Separuh jiwanya pergi.

"Aku izin pulang dulu ya, Ren. Kamu harus bisa bahagia walaupun bukan sama aku," ucap Nouva sebagai pengakhir dari percakapannya dengan Rendi malam hari ini.

Nouva berjalan ke arah pintu keluar kedai kopi tersebut. Kedai kopi—tempat di mana ia pertama kali bertemu dan jatuh cinta dengan Rendi dan tempat terakhir kali ia melepas Rendi dan meminta ia merelakan perempuan itu bahagia bersama orang lain.

Rendi masih terdiam di tempatnya. Jari-jari tangannya masih belum mampu mengambil bungkusan biru langit di atas meja.

Pukul 23.42.

Tiba-tiba teralun sebuah lagu dari pengeras suara yang berada di pojok ruangan kedai kopi tersebut. Ada hangat yang menjalar dalam tubuh Rendi.

"Ketika kurasakan sudah
Ada ruang di hatiku yang kau sentuh, oh
Dan ketika kusadari sudah
Tak selalu indah cinta yang ada

Mungkin memang ku yang harus mengerti
Bila ku bukan yang ingin kau miliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku
Oh

Adakah kusinggah di hatimu, mungkinkah kau rindukan adaku
Adakah ku sedikit di hatimu
Bilakah ku mengganggu harimu, mungkin kau tak inginkan adaku
Akankah ku sedikit di hatimu

Bila memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hatiku

Bila cinta kita takkan tercipta
Ku hanya sekedar ingin 'tuk mengerti
Adakah diriku, oh singgah di hatimu, woo ooh
Dan bilakah kau tahu kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hatiku
Adakah ku di hatimu."

Rendi tertawa pelan mendengarkan lagu yang barusan ia dengarkan. Sejenak, energinya seperti kembali. Diambilnya bungkusan biru langit tersebut.

Nouva akan menikah bulan depan. Dengan laki-laki pilihannya. Laki-laki yang sangat beruntung mendapatkan Nouva.

Ada secarik rasa bersalah yang timbul dari dalam hati Rendi.

Kenapa nggak dari dulu aja?

Ada sebongkah penyesalan yang kini meresahkan pikirannya.

Pukul dua belas kurang delapan belas menit lagi. Hari ini, pukul 23.42, Rendi mencatat dalam benak terdalamnya insiden patah hati terhebat dalam hidupnya.

"Adakah aku sedikit di hatimu? Salahkah ku bila, kau yang ada di hatiku?" Ucap Rendi mengulang lirik lagu Untitled milik Maliq & d'Essentials lirih.

Jangan pernah menutup mata akan hal-hal yang ke depannya terjadi karena penyesalan selalu datang di akhir dan setiap kesalahan di akhir berujung kembali pada penyesalan.

Nouva dan Rendi
—7 Desember 2017.

wattpad.com/ajengalmiratarisha

HAI BAGI KALIAN KALIAN YANG TINGGAL DI SURABAYA, AYO DATENG KE NOUVEAU 2017!!🎉🎉🎉

APASIH NOUVEAU ITU?
Nouveau adalah Pensi SMA Negeri 5 Surabaya yang selalu diadakan tiap tahun. Tahun ini Nouveau mengundang bintang tamu Afgan dan Maliq & d'Essentials.

Harga Tiket?🎫🎟
CUMA 85K AJAAA😁

BELI TIKET? BISA LINE: ajengalmiratarisha

terimakasih!🎈

AM-PM 3: TimerrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang