LIMA

58 40 14
                                    

Mentari mulai menyinari melewati celah-celah kecil jendela kamar Sita, menyadari hal itu Sita terbangun, Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, ia memang malas bangun subuh saat di hari libur karena berhubung dia sedang datang bulan jadi tadi subuh ia tak menunaikan ibadah sholat subuh.

"Hoaaammmmm," Sita menguap lebar sembari duduk di ujung kasur mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul.

Sita mencoba untuk cek hpnya, di dalam kolom notifikasi tertera nama "Mama"

"Enam puluh enam panggilan tak terjawab dari mama?" ucap Sita sedikit kaget, dan bertanya-tanya mengapa mamanya menelfon ia berkali-kali dan sebanyak itu.

Sita pun menelfon balik mamanya karena takut terjadi apa-apa.

Tutt...tut...tut...

"Haloo, Assalamu'alaikum Sita," suara diseberang sana

"Wa'alaikum salam ma, mama kenapa nelfon Sita, hpnya Sita silent ma"

"Nak, mama bulan ini sama bulan depan nggak bisa pulang, soalnya mama ada bisnis di Pulau We, mama udah transfer uang bulanan kamu, 2 bulan sekaligus ya uang buat jajan kamu,"

"Yahh, padahal Sita kan kangen banget sama Mama, iyadeh ma hati-hati jaga diri mama baik2,"

"Jangan gitu dong sayang, Mama pasti pulang, kamu rajin2 sekolahnya ya!"

"Iya ma, yaudah Sita mau mandi dulu terus ambil uangnya di ATM,"

"Iya, hati-hati ya nak, mmuahh dada!!! Assalammu'alaikum,"

"Iyaiya Wa'alaikum salam" ujar Sita menutup telponnya.

Sita beranjak dari tempat tidurnya lalu segera mandi.

Dilain tempat....

Vino duduk di Sofa ruang keluarga sambil memainkan game favoritnya yaitu Mobile Legend di smartphone-nya sambil mendengarkan papanya berbicara mengenai masa depannya.

"Papa itu mau kamu jadi penerus perusahaan papa, kakak kamu kan udah berkeluarga jadinya kamu harapan papa satu-satunya, papa mau kamu itu nurut sama papa, papa udah jadi ayah ibu buat kamu selama ini sejak mami kamu meninggal, denger kamu Vin!" Ujar papanya Vino panjang dan lebar, Ia adalah Mr.Dewasarta Abraham pemilik perusahaan ternama se-Asia Tenggara dan beberapa jenis bangunan swasta di Indonesia.

"Hm" Vino hanya berdehem.

"Pa, Vino ke rumah Gandi dulu ada yang Vino mau kerjain," ujar Vino beranjak dari duduknya dan menyalami Mr.Arta,

"Yaudah hati-hati jangan pulang terlalu malam,"

"Emmm, Vino boleh nggak pinjem mobil papa? Soalnya motor Vino abis bensin,"

"Tumben mau pake mobil anak papa, yaudah itu deket bufet ambil aja, hati-hati cara bawa mobilnya!" Ujar Mr.Arta menasihati Vino,

"Hm," Vino berdehem kemudian langsung pergi dan mengucapkan salam kepada Mr.Arta.

Vino mengeluarkan mobil papanya, sebenernya sih mobil itu punya Vino berhubung Vino tidak mau memakainya akhirnya Mr.Arta yang memakainya katanya sih supaya fashionable pakai mobil anak muda.

Vino menancap gas dan membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, sebenarnya ia tidak ingin ke rumah Gandi, soalnya Gandi kemarin pernah bilang kalau hari Minggu ia tak bisa kumpul karena ada acara keluarga, begitupula Dino, Dino bilang bahwa ia pergi silaturahmi dengan keluarga nyokapnya.

Stubbornly Mine'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang