SEMBILAN

24 15 4
                                    

"Tunggu, Maafin gue!" Ujar Vino yang berhasil manahan lengan Sita yang sengaja menghindar dari Vino.

"Lepasin!"

"Nggak, sebelum lo maafin gue." Ujar Vino dengan nada dingin.

"Vin, gue mau ke kelas dulu, nanti juga bisa kan? gaenak diliatin sama anak-anak ini!" Ujar Sita sebab semua murid di sepanjang koridor memperhatikan mereka berdua.

"Sebelum lo maafin gue, gue nggak bakal ngelepasin lo!"

Sita mengangkat sebelah alisnya, sifat keras kepala Vino muncul lagi, "Lo nggak bikin salah sama gue, ngapain lo minta maaf?"

"Gue udah bikin lo nangis, dan lo perempuan satu-satunya yang gue bikin nangis, pertama kalinyague minta maaf sama seorang perempuan, dan pertama kalinya juga gue ngejar-ngejar sesorang buat dapetin maafnya. "

"Oh ya? Kalo lo nggak pernah minta maaf atas sifat-sifat kejam lo ke perempuan, lo harus ngehargain perasaan perempuan untuk mendapatkan maafnya. Gue kira lo cowok yang punya sikap manis Vin, tapi apa? Gue udah salah, gue muak sama sikap-sikap lo yang semena-mena sama gue, gue nyesel suka sama lo Vin!" Ujar Sita lalu pergi dari hadapan Vino.

Vino terdiam ditempat, ia mencerna kata-kata Sita barusan, "Sita pernah suka sama gue? Kenapa dia nggak ngomong langsung kaya' cewek-cewek biasanya yang langsung nembak gue." Gumam Vino,

"Apa lo semua bubar!" Teriak Vino tiba-tiba karena sedari tadi ia diperhatikan oleh seluruh siswa yang ada di koridor.

Semua pun bubar, Vino berjalan menuju kelasnya dengan langkah lemas, entah mengapa ia jadi seperti ini. Ia merasa bersalah dan baru kali ini ia merasa bersalah kepada seseorang.

********

Sita tidak fokus mendengarkan Pak Bandi menjelaskan teori Fisika bab baru, ia berfikir apakah yang ia ucapkan ke Vino tadi sudah benar atau salah, kenapa dia bilang kalau dia suka sama Vino. Sita mencoba tidak memikirkannya tapi tidak bisa, kata-kata yang ia lontarkan terhadap Vino itu selalu berputar-putar dipikirannya.

"Eh sit, lo ngerti nggak apa yang dijelasin Pak Bandi?" Tanya Vera menyikut tangan Sita.

Sita menggeleng.

"Sit, lo ngelamun?"

Sita menggeleng lagi.

Kriiiiinnggggg!!!!

Bel tanda istirahat dimulai, seluruh siwa dikelas berteriak bahagia, Pak Bandi hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan anak muridnya.

"Sita, lo kenapa cerita sama gue!"

"Gue nggak kenapa-kenapa Ver."

"Atau jangan-jangan lo dikasarin sama Vino?"

Sita menggeleng, "Maaf ya Sit, gue pengen sendiri hari ini."

"Hmm, oke gue ngerti. Gue tinggal lo ya!"

Sita mengangguk.

Sita merogoh bawah bangkunya, ia menemukan sebuah bunga dan coklat kali ini dari screet admirernya, Sita membuang nafasnya lalu meletakkan barang itu di tasnya, try to respect!

"Sita," suara berat memanggil nama Sita, ia adalah Rama,

Sita melukis senyum diwajahnya walau terpaksa, "Hai!"

"Oh kelas lo disini, oh ya kenapa lo nggak keluar?"

"Iyaa, mmm gue males aja."

"Nih buat lo," Rama menyodorkan sebuah coklat silverqueen chunkybar sebanyak 5 buah.

Stubbornly Mine'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang