Bagian Kelima - Akasa

5.1K 520 41
                                    

Sebuah motor berwarna hitam berhenti di depan pagar rumahku. Seorang laki-laki terlihat membuka jaket dan helmnya kemudian berjalan memasuki rumah.

Dia tersenyum sembari menciumku, di pipi kanan dan kiri.
"Udah lama ya nunggunya?" tanyanya.
Aku cemberut. Kesal.
Dia selalu saja begitu. Setiap berjanji selalu tak tepat waktu.

"Maaf dong sayang, tadi macet banget."
"Iya... iya, ayo masuk. Ibu masakin kamu sup matahari tuh."

Aku selalu saja bisa kembali luluh dibuatnya. Entah mantra apa yang dia punya.

"Kita jadi nonton apa mau di rumah aja?" tanyanya.
"Kalau ditunda dulu nontonnya gimana? Kawa mau kesini juga."
"Ck, Kawa lagi. Suruh besok aja deh ke sininya."
"Iya."

Padahal waktu itu aku ingin bertemu Kawa, walaupun hanya sekadar duduk di teras dan tak banyak bicara.

***

Namanya Akasa, lelaki yang sudah bersamaku hingga tahun ketiga. Apa benar bosan itu betulan ada? Dulu saat belum mendapatkanku, Akasa selalu bertingkah lucu, pergi ke kelasku, mencari waktu untuk bertemu. Bukannya seperti sekarang yang terlambat melulu.

Akasa memang sering sekali dikelilingi perempuan, masalah pekerjaan. Selain itu dia tampan, jauh lebih tampan daripada Kawa. Ah tidak, Kawa kan memang jelek, pokoknya Akasa tampan. Itu juga jadi salah satu alasanku dulu mengiyakan.

Entah mengapa, dengan orang lain aku selalu merasa berbeda. Termasuk dengan Akasa, yang seharusnya selalu aku cinta. Ada perasaan tidak nyaman juga bosan yang timbul tiap kali aku terlalu lama bersama seseorang, kecuali Kawa.

Sejak Kawa mengusapkan daun pohon ke wajahku hingga aku jatuh terjengkang, jujur saja aku tidak pernah bosan dengannya. Hingga sekarang. Kawa seperti kotak berisi kado yang dibungkus kertas warna-warni, kita semua mengetahui jika berisi hadiah tapi tidak benar-benar bisa menebak apa yang ada di dalamnya.

Aih, kok jadi Kawa?
Harusnya aku menjelaskan Akasa, kan?

Oke.

Jadi, Akasa itu seperti pizza dengan topping sosis black pepper dan keju yang banyak di atasnya. Sesuatu yang mampu membuatku semangat meski hanya memikirkannya. Akasa adalah tipe yang disukai semua orang, aku selalu kesusahan menjaga, takut hilang. Dia memiliki pesona yang susah sekali untuk diabaikan. Sederhananya, Akasa sempurna. Setidaknya itu yang aku pikirkan, dulu.

Tapi, aku sendiri tidak tahu akan memilih pizza dengan sosis black pepper dan keju atau memilih bubur yang diaduk dengan raksasa yang lagi ngamuk.

Ambara & KawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang