Bagian 1

181 5 2
                                    

"Pernikahanan" adalah sebuah kata yang tidak asing lagi terdengar oleh setiap orang, baik usia muda maupun yang sudah lanjut usia. Pernikahan adalah hal yang sakral yang terjadi pada setiap umat manusia, bagi mereka yang saling mencintai ataupun yang tidak saling mencintai. Yang tidak saling mencintai disini maksudnya menjalin sebuah pernikahan tanpa ada rasa cinta kecuali akan timbul cinta di saat menjalani pernikahan itu. Maha adil Allah yang telah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan, tinggal bagaimana kita menyesuaikan dan bagaimana cara kita menjemput pasangan halal itu. Ada yang menjemputnya dengan cara yang tidak halal "pacaran" dan ada cara yang telah diridhoi-Nya "pernikahan".

Perkenalkan namaku Nasha Adelya, aku seorang mahasiswi semester 5 disalah satu universitas di Aceh. Ya betul! Aku berasal dari Aceh, kota yang terkenal dengan syariat islamnya yang kuat dan masyarakatnya yang mayoritas muslim. Kota yang terkenal dengan kesultanannya ini dulu di sebut dengan kota Raja, kota yang merupakan kota islam tertua di Asia Tenggara. Begitu bangganya diriku yang memang terlahir dikota Islam ini.

Sekarang aku sedang berada di taman kampusku, duduk di bawah pohon yang rindang dengan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan sedikit baju gamis dan jilbab lebarku, Ya Allah begitu indahnya rahmatmu. Aku sedang membalikkan lembaran novel yang beberapa hari lalu aku pinjam di perpustakaan di kampusku. Membaca adalah salah satu hobiku, yang mengherankan hobiku yang satu ini tidak berfungsi untuk buku pelajaran kuliahku yang terdiri dari kurva dan angka yang membuat penyakit lambungku kambuh dengan hanya melihatnya saja. Oke abaikan! Ini sudah berlebihan.

novel yang berjudul " Ta'aruf Cinta" yang sedang aku baca ini, sangat mengispirasi dan membuat aku berhayal-hayal ingin menemukan seorang lelaki yang seperti tokoh didalam cerita. Seorang lelaki yang taat kepada-Nya, santun kata dan sikap yang lembut terhadap wanita. Benar-benar lelaki idaman, pikirku.

Sudah cukup lama aku duduk di bawah pohon rindang ini, badanku sudah mulai penat ingin segera pulang ke kos dan berbaring di kasur empuk tempat persemedianku yang kedua. Enggan rasanya untuk meninggalkan tempat dudukku karna aku belum bisa move-on dengan angin yang membuat aku merasa nyaman itu, dengan berat langkah aku meninggalkan tempat dudukku, dan berjalan ke arah parkiran mengambil siManis "sepeda kesayanganku".

Sekarang aku sedang mengayuh pelan sepedaku, dengan bershalawat kecil menemani perjalananku, aku melirik kiri dan kanan di sepanjang jalan, banyak sekali yang aku lihat diperjalananku pulang, dengan adanya lelek somay maupun lelek eskrim. Hmm eskrim, aku tergiur sendiri melihat benda lembut dan manis itu, aku menghentikan sepedaku dan menghampiri lelek penjual eskrim.

"lek eskrimnya dong satu, rasa coklat ya" pintaku kepada lelek eskrim itu sambil mengambil uang di ranselku. "rasa coklatnya habis dek, yang ada rasa durian dan alpukat. Adik maunya yang mana?" kata lelek eskrim. "yahh, maunya rasa coklat lek" tawarku lagi, "Gak ada rasa coklat dek adanya rasa durian dan alpukat!" ulang lelek eskrim geram. Wah gawat ni lelet eskrimnya emosian, "yaudah alpukat boleh juga" akhirnya aku nyerah daripada aku di lempar. Aku mengambil eskrim alpukat dan langsung melarikan diri dari lelek penjual eskrim lalu menghampiri sepedaku yang lagi menungguku dan duduk di sampingnya sambil memakan eskrim.

Ketika aku sedang asyik memakan eskrim, aku mendengar suara tawa laki-laki, resflek aku langsung melihat kearah suara tawa itu, ternyata dia sedang tertawa ke arahku atau lebih tepatnya lagi sedang menertawai aku, apa yang orang itu ketawain? Dasar laki-laki aneh pikirku.

Akhirnya selesai juga urusanku dengan eskrim, aku mengambil handphoneku didalam tas ingin melihat sudah jam berapa sekarang, aku melihat wajahku yang terlihat sama-samar di layar handphoneku, Ya Allah mukaku, aku melihat eskrim dihidung dan di pipiku, kok bisa nyasar di sana sih eskrimnya, aku cepat-cepat membersihkan wajahku dengan jilbab yang aku kenakan, alhasil jilbabku jadi kotor karnanya, aku mulai mengutuk diriku yang ceroboh udah overdosis ini. Aku melihat lagi kearah laki-laki yang menertawaiku tadi, dan dia masih dengan posisi yang sama menertawai aku, ishh menyebalkan, jadi ini yang dia tertawai dari tadi.

Aku dengan kesal mengambil sepedaku lalu menaikinya dengan cepat. kemudian apa yang terjadi? Aku terpeleset dan berhasil mendarat mulus di tanah yang kupijak. Sakit, itu hal yang pertama aku rasa, aku langsung berdiri dengan wajah yang bisa di bilang sangat kotor dan pakaianku lebih kotor dari wajahku, lengkap sudah penderitaanku. Lagi-lagi aku mendengar tawa yang sama bahkan tawaan yang ini lebih membuatku naik darah, aku langsung melihat ke arah laki-laki yang menyebalkan tadi "heh, apa yang kamu ketawain hah? " hardikku kelelaki itu, spontan lelaki itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya, menghentikan tawanya tapi masih terlihat pandangan mengejek dari matanya. Dasar aneh, hardirku dalam hati.

Kemudian aku langsung menaiki siManis dengan pelan dan penuh kehati-hatian takut sialku kumat lagi. Dan mulai mengayuh sepedaku dengan perlahan pastinya. Dari kejauhan aku mendengar suara teriakan lelaki " hati-hati bawa sepedanya, cemong" seketika aku syok dengar teriakan itu, dasar laki-laki aneh, menyebalkan, gila. Segala umpatan lolos dari mulutku, astaghfirullah sabar nash ini ujian, keluhku dalam hati.

Ketika Cinta MenghampirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang