.
"Yang selalu aku impikan, yang aku harapkan. Tahu kah engkau? Itulah engkau. Ku hanya memikirkanmu. Ku ingin katakan ku menunggumu. Setiap hari ku katakan ku cintaimu. Setiap hari ku panggil namamu."
. . . .
. . . .Ten pov.
Rintik hujan jatuh diatas tanganku. Membuat diriku semakin sendu dan pilu. Akankah masa ini bisa berlalu? Aku tak ingin diriku terus begini. Semua yang kau berikan, janji yang kau ucap, pelukan hangatmu. Apakah semua itu cukup berarti?
"Ten.." Aku menoleh, ibuku sedang berada diambang pintu.
"Hey, kenapa kau disitu? Cepat masuk, kau bisa sakit." Aku tersenyum tipis padanya.
"Iya bu.." Aku segera masuk kedalam kamar meninggalkan balkon.
"Kau basah" Ibuku membersihkan tanganku yang basah. Perlahan ibu mulai membersihkan wajah serta rambutku yang terkena cipratan air hujan karena angin yang berhembus cukup kencang.
"Dingin-dingin seperti ini mengapa kau ada disitu ten?" Ibu tetap bertanya padaku walau tangannya sibuk mengusak kepalaku dengan handuk.
"Entahlah, aku hanya ingin saja."
Ibu menatapku. Aku tidak tau arti dari tatapan ibuku. Aku merasakan dia sedih melihatku.
"Kau sedang sedih?"
Aku sekarang benar-benar mengerti. Batin seorang ibu dan anak pasti akan selalu menyatu. Ibu merasakan kesedihanku.
Apa aku membuatnya sedih?
"Tidak.." Aku menggeleng. Berusaha tersenyum untuk menyakinkan ibu.
"Yasudah ibu tidak akan bertanya lebih." Ibu memaklumiku. Aku bersyukur karna ibu tidak pernah mendesakku hanya karna ingin mendapatkan sebuah jawaban.
"Ibu akan keluar. Jangan lupa ganti pakaianmu."
Ibu terlalu mengkhawatirkanku. Aku tidak akan kenapa-kenapa hanya karna pakaian yang sedikit basah.
"Iya bu.." Lagi-lagi aku hanya mengiyakan ibuku.
. . . .
. . . .Yukhei sedang menunggu ten dikantin. Ten mengatakan padanya untuk terlebih dahulu ke kantin dan memesan makanan.
Yukhei mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Sudah lima menit ten tak kunjung datang.
To: Ten
"Kau dimana? Aku sudah dikantin."
Read.Sial hanya diread. Yukhei mengeram kesal. Ten sedang menguji kesabarannya.
Yukhei melihat kembali ponselnya. Tidak ada balasan dari ten.
"Kemana anak itu?" Gumam yukhei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight [ YukTen ft TaeTen ]
FanficMenghapus segala kegelapan yang datang menghampiri, tidak peduli seberapa sakit hati yang menjadi tempat persinggahan. Semakin mendekat, semakin kuat sakit yang terasa. Kau, sebuah tempat yang tidak dapat kusentuh. Sebuah tempat yang tidak dapat aku...