Bagian 14

120 10 7
                                    

Hai....  Hai..  Haiii...
Aku balik lg...  Langsung ja ya...  😂😂😂😂 Vacuumnya kelamaan ya.. bukannya gak mau bgt nerusin krna emang bnyak hal yg bwt mls nulis...

Kania POV

Sudah seminggu aku tidak melihat wita. Dia sakit kah? Atau terjadi sesuatu dengannya. Yang pasti wita tidak lagi mau menyapaku.
Bahkan saat tidak sengaja berpapasan pun wita tidak pernah sama sekali menyapaku. Dia selalu menghindar padahal luas sekolah ini tidak sampai berhektar hektar tapi kenapa untuk melihat wita disekolah yang sekecil ini saja aku kesulitan. Rindu, aku rindu kebersamaan dengannya. Rindu tertawa dengannya, curhat ini itu, makan mie ayam bareng di pakde samping sekolahanku, rindu sosoknya aku sangat rindu.

Wit, tidak bisakah kita seperti dulu. Menjadi sahabat sekaligus saudara. Kamu adalah orang terpenting dalam hidup aku. Dan apa salah ku hingga kamu menghindar begini. Aku memikirkan wita ditempat dimana aku dan dia suka sekali bolos atau sembunyi dari guru bahkan pelajaran yang tidak mengasikkan.

Dari jauh terdengar suara derap kaki orang lain aku cepat cepat sembunyi takut kalau itu guru BP. Bisa bisa nanti aku dihukum gara gara bolos jam pelajaran lagi. "Deg",  Aku terkejut ternyata itu wita. Sahabatku yang aku nanti hampir 1 bulan tidak bertemu. Aku lihat wita mematung diam sama seperti hal nya aku. Dia terkejut membisu tanpa mau menyapa. Pandanganya pada ku tiba-tiba berubah saat aku menyebut namanya. Wajahnya menampakan amarah. "Wita" ucapku entah kenapa dengan wajah wita yang merah padam dan memutar bola mata dengan malas saat dia tersadar setelah kupanggil lalu berbalik ingin meninggalkanku. Dengan sigap aku memegang tangannya. "Wit, tunggu loe kenapa ngindar dari gue. Salah gue apa sama loe. 1 bulan ini gue gak bisa ketemu loe karena loe selalu ngindar. Kalo gue ada salah ngomong wit. Jangan diem dan bikin gue jadi bingung gak tau harus apa."ucapku tanpa jeda ada rasa sakit karena ingat bagaimana wita menghindariku. Aku rindu wit... Rindu kita yang dulu kata kata ini tidak bisa ku ucapkan kepada wita yang hanya ku ucap dalam hati. Tanpa sadar mataku mengeluarkan air mata. Jika ingat lagi wita yang menjauh dari ku.

"Gak ada apa - apa, gue dah males aja bertemen sama loe. Cuma itu aja alasannya gak ada yang lain" jawab wita dengan dingin. Aku memandang wajah wita dengan memelas dan sedih juga mendengar kata yang diucapkan wita.

" Segitunya besar salah gue ya wit. Sampe loe malas banget bertemen sama gue. please kasih tau gue alasannya apa. Yang jelas jangan kek gini. Pasti gue ngelakuin hal yang salah kan. Iya kan." Ujarku padanya. Dia melihatku dengan tatapan yang sama dingin sekali buka seperti wita yang dulu aku kenal.

" Loe gak salah gue yang salah karena gue suka sama loe." Ucap wita yang sekaligus memberi reaksi takut, kaget ah pokoknya bikin aku gak karuan saat denger hal itu. "Suka, suka dalam arti apa suka sama gue yang kek gimana ini." Ucapku dalam hati. Tubuh ku menegang saat wita dengan sigap mencium sekilas bibirku. Aahhh apa ini.. sial apa ini. Aku reflek menampar wita dan pergi meninggalkannya. Saat itu yang kuliat adalah wajah wita yang begitu terluka melihat reaksiku.

Terus terang aku benci dengan apa yang dilakukan oleh wita. Aku marah dengan apa yang dia lakukan. Kenapa dia melakukan hal yang sudah tahu itu salah. Dan apa dia bilang suka. Aku marah dengan kata yang dia lontarkan kepadaku.  Aku menangis sambil berjalan menuju kelas lalu mengambil tas ku dan bergegas meninggal kan kelas yang sebentar lagi akan ada guru masuk. Masa bodo aku tidak perduli aku berlari dan terus berlari.

Sudah 3 hari aku tidak masuk sekolah. Semua teman-teman ku bertanya pada ku lewat sms ada pula yang menelpon ku berkali-kali salah satunya wita. Aku masih belum bisa terima dengan tindakan wita terhadapku. Hal itu masih membuat ku marah sekaligus benci. Bahkan jika ingat hal itu aku jadi malas bertemu dengan wita. Tapi ibuku sudah ngomel sejak aku beralasan sakit karena tidak masuk sekolah. Ditambah aku yang tidak pandai berbohong menambah kesal ibu pada tindakanku. Kata ibuku kalau ingin tidak sekolah sekalian berenti saja dari pada bolos berhari hari malah nanti tidak lulus sekolah.

Aku sudah bilang ingin pindah sekolah tapi ibuku menolak permintaanku. Kayanya alasanku mengada ada. Mana ada pindah sekolah karena gurunya galak. Semua guru kalau dapat murid tengil dan malas seperti aku pasti galak. Ibuku kalau sudah mengomel benar saja beliau ampun cerewetnya gak nangung. Aku pusing. Alhasil hari ini aku dipagi yang indah ini aku berada disekolah tercintaku.

Huufffttt... Malas sekali rasanya harus kembali kesekolah. Apalagi jika bertemu wita. Dan benar aku melihat wita berdiri didepan kelasku. "Aiihhh, ngapain kali dia disana. Iishh dah tau gue belum siap ketemu dia. Iyalah secara gue masih shocklah". Ucapku dalam hati.

"Hai kan.. gue mau ngomong sama loe sebentar. Bisa?" Tanya wita dengan raut wajah memohon.

"Iya." Jawab ku singkat. Dan wita menarik tanganku. Membawaku ketempat yang sepi. Aku takut. Tapi apa boleh buat biar masalah cepet selesai akhirnya aku mengikuti wita dengan terpaksa.

" Gue tau loe marah sama gue, dan itu wajar. Tapi please jangan benci gue,, iya kemarin gue ngindar sama loe karena gue gak terima loe jadian sama cowok itu. Tapi gue juga gak bisa bohongin hati gue kalo gue sayang sama loe. Gue udah coba untuk ngebuang rasa ini tapi ternyata gak bisa. Gue tetep punya perasaan sama loe lebih dari temen." Ucap wita penuh dengan rasa penyesalan.

Aku melihat penyesalan dimata wita dengan rawut wajah yang sedih. Jujur aku gak tega liat wita begini tapi. Wita melakukan hal yang salah. Dan aku belum bisa terima. Untuk benci aku juga gak bisa benci dengannya. Tapi untuk dekat seperti dulu aku masih takut.

"Iya wit aku maafin. Tapi maaf aku gak bisa kita berteman lagi." Jawabku.

Bel berbunyi...
Percakapan kami bedua berakhir.

2 minggu setelah kejadian itu. Aku tidak pernah melihat wita lagi. Wita pergi benar benar pergi. Wita pindah sekolah. Pesan terakhir yang dia sampaikan lewat sms adalah permintaan maaf.

"Kania sahabatku aku meminta maaf atas apa yang aku lakukan. Jujur aku sedih melihatmu menjauhiku. Tapi aku lebih sedih melihatmu membenciku. Jika nanti suatu hari nanti kita bertemu semoga kita bisa menjadi teman lagi."

Tamat

"Hei wit... Aku saat ini sudah tidak marah dengan mu. Aku minta maaf atas perlakukan ku. Dipertemuan 3tahun setelah kejadian itu. Ternyata kamu masih mengingat kejadian yang membuat mu sakit. Jujur aku minta maaf... Kalau kamu baca ini... Aku minta maaf ya... Jika suatu hari nnti kita bertemu lagi. Aku harap kita bisa duduk bareng sambil ngopi... 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku ( Cerita Cinta SMA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang