“Jika aku tau akan sesakit ini, aku tak kan pernah memulai untuk menyukai mu”
--Raina Brigita Rich--
----
Mulmed: Winson Bow Dikla
Rain menaiki tangga menuju rooftop. Sesampai nya di rooftop, Rain berjalan menuju sofa yang memang sudah lama berada di rooftop.
Hembusan angin menerbangkan rambuh sebahu Rain, “pas banget buat tidur siang”
Rain terus melangkah kan kaki nya dan sampai lah ia di sebuah sofa yang berada di ujung rooftop.
Rain menyandar kan tubuh nya pada sofa dan mulai memejam kan mata nya berniat akan melanjutkan tidur siang nya. Baru saja Rain akan memasuki dunia mimpinya, namun itu semua terurungkan ketika ia merasa ada seseorang yang juga duduk di sebelah nya.
Saat ini ingin rasanya Rain mencabik-cabik wajah seseorang. Rain kesal sendiri, mengapa ketika dirinya sudah hampir terlelap ada saja yang mengganggu nya.
Semua kenikmatan yang Rain bayangkan untuk tidur nyenyak di rooftop yang penuh dengan angin siang ini ambyar semua nya, karena ulah Bow. Orang yang saat ini duduk di sebelah Rain adalah Bow. Dengan santainya ia juga memejam kan matanya dengan tangan sebagai bantalan.
Yang ingin Rain lakukan saat ini adalah meremas-remas pipi Bow dan membuatnya jadi perkedel udang. Tapi sayang nya Rain juga tidak berani melakukan itu. Yang ada Bow yang akan membuat nya menjadi perkedel udang.
Rain menghela nafasnya, untuk meredam emosinya yang terpancing karena ulah Bow. Dari pada menambah dosa, karena Rain yang ingin sekali mengumpat saat ini. Jadi Rain memilih untuk beranjak dari duduk nya untuk meninggalkan tampang sok polos menyebal kan itu dan mencari tempat lain untuk tidur siang.
Baru satu langkah Rain melangkah, langkahan nya terhenti ketika terdengar suara bariton milik Bow.
“udah di sini aja temenin gue” ucap nya, masih dengan mata terpejam dan rambut acak-acakan karena terkena hembusan angin siang ini.
Rain menaut kan alis nya bingung, “ni orang ngigo kali ya” gumam Rain.
Rain menegdikkan bahu nya merasa acuh dengan ucapan Bow. Dan Rain memilih untuk mencari tempat lain untuk tidur siang. Karena tidak mungkin juga jika ia tidur di sini bersama Bow di samping nya. Yang ada bukan nya tidur malah asik liatin muka Bow entar.
Baru satu langkah Rain melangkahkan kaki nya, tiba-tiba Bow menarik pergelangan tangan nya kuat. Hingga menyebabkan dirinya terduduk di pangkuang Bow. Rain membelalakkan matanya ketika bukan hanya duduk di pangkuan Bow, tapi dirinya juga menabrak dada bidang milik Bow.
Deg Deg
Dan ini kali pertama seorang Rain atau bisa di bilang ice girl kembali merasakan jantung nya berdetak dua kali lebih cepat ketika sedang bersama seorang pria. Tapi bukan berarti Rain tidak pernah jatuh cinta, hanya saja setelah sekian lama tidak kembali jatuh cinta karena masa lalu nya yang berefek besar pada diri Rain baik itu dalam perasaan maupun sikap. Dan sekarang Rain kembali marasakan hal yang sama seperti tiga tahun lalu.
Rain berusaha menetral kan kembali detak jantungnya.
Huftt
Rain mengatur nafas nya yang juga sempat tercekat dan berniat beranjak dari posisi ini.
Baru saja Rain ingin menggerakkan tubuh nya untuk kembali berdiri, namun tangan kekar Bow menahan pinggang nya untuk tetap pada posisi ini.
“udah gini aja, gue nyaman kaya gini” lagi-lagi Bow bersuara dengan mata yang masih terpejam dan tangannya membawa kepala Rain terbenam di dada bidang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distressing
Teen Fictionapalah arti sebuah penyesalan ketika semua sudah tak ada lagi yang bisa di perjuang kan semua telah sirna seakan hilang tanpa ada harapan ribuan maaf pun seakan tak cukup untuk menebus segala nya dan apa yang kita dapat kan dari sebuah penyesalan? s...