Six•Pulang Bareng

29 6 6
                                    

“apakah tidak bisa cukup sekali kau menyakiti ku”

--Raina Brigita Rich--

---

Rian tak henti-hentinya meminta maaf pada Rain perihal semalam. Sedangkan Rain merasa jengah dan masih jengkel terhadap Rian. Rain benar-benar benci dengan hal yang berbau horor, maka dari itu Rain masih kesal pada Rian hingga saat ini.

“sumpah Git, gue gak tau kalo lo gak suka horor, gue kira orang dingin itu pemberani makanya gue ajakin lo nonton horor. Gue minta maaf” jelas Rian. Sedari tadi Rian terus memohon layak nya anak kecil yang meminta di belikan balon gas karekter kartun.

Saat ini sedang jam istirahat dan Rain memilih untuk makan cilok di kantin bersama teman-teman nya. Tapi tiba-tiba nafsu makan Rain hilang ketika melihat Bow yang mulai memasuki kantin bersama cabe-cabean nya dan Rian yang tidak juga pergi dari hadapan, Rain menghentikan menyuapi cilok kedalam mulut nya dan memilih untuk memaaf kan Rian.

“iya” jawab Rain dingin

“iya apanih”beginilah yang selalu membuat Rain jengah. Sifat menyebal kan Rian akan kambuh jika keinginan nya sudah tercapai.

Rain memutar bola matanya malas, “gue maafin”

Bagi Rain, Rian adalah spesies yang paling menyebalkan yang selalu menyebab kan emosi Rain dengan mudah terpancing ketika melihat wajah tengil Rian. Tapi di lain sisi Rain juga merasa nyaman ketika bersama Rian. Walaupun Rian adalah cowo tertengil yang pernah Rain temui, tapi selama ini Rian selalu ada ketika dirinya membutuh kan sandaran.

Ketika Rain sedang jengkel-jengkel nya pada Rian, berbanding terbalik dengan Rian yang malah tampak antusias, “wahh makasih Gita kuhh” kali ini Rian benar-benar seperti anak kecil. Tapi dari situ juga Rain menyukai sosok Rian. Rian itu sosok tengil tapi menyenangkan. Rian juga berbeda dari laki-laki lain, ia tidak memiliki gengsi yang tinggi, ya walaupun kadang juga malu-maluin.

Aulia dan Ana sahabat Rain hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, heran terhadap Rian yang memiliki sifat aneh bin ajaib. Berbeda dengan Helma yang sadari tadi hanya diam melihat setiap pergerakan yang dilakukan Rian, bisa dibilang semacam secret admirer lah.

Tanpa di sangka, Rian mengelus puncak kepala Rain sembari tersenyum tulus pada Rain. Senyuman itu berhasil membuat siapa pun terpana melihatnya. Senyuman Rian benar-benar tulus ia berikan pada Rain. Rain sendiri bingung apa maksud dari senyuman dan tatapan yang Rian berikan pada Rain.

Tapi memang dari sananya yang tidak pernah peka, Rain memilih untuk menbacuhkan saja tatapan dan senyuman Rian dan kembali memakan cilok nya dengan terpaksa. Tanpa di sadari ada sebuah hati yang tersakiti.

“emm...gue mau ke loker bentar ya mau ambil barang”pamit Helma. Tanpa melihat respon dari sahabat-sahabat nya, secepat mungkin Helma pergi meninggalkan kantin. Ia tidak kuat untuk terus berlama-lama melihat Rian yang terus asik bersama Rain.

Aulia yang memang selalu peka terhadap pergerakan seseorang, segera menyusul Helma setelah berpamitan pada Rain dan Ana.

---

Berbeda dengan Rain yang tampak bahagia dengan Rian yang saat ini sedang makan siang di kantin. Ditempat lain Helma sedang merasakan sakit hati dengan air mata yang lolos dari kelopak mata nya membasahi pipinya.

“udah Hel, lo gak perlu nangisin dia” Aulia yang memang menyusul Helma ke loker berusaha menenang kan Helma yang terus menangis

“emang salah ya Au kalo kita jadi orang baik, kenapa orang baik selalu di sakitin. Gue tau gue pernah nyia-nyia in Dani tapi kenapa karma ini enggak cukup sekali datang ke gue” Helma terus menangis di loker yang sepi ini hanya ada diri nya dan Aulia di sini.

DistressingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang