DPD-1

16K 961 66
                                    

Pagi hari ini begitu cerah, sang surya menampakan sinarnya begitu kuat menyilaukan mata manusia. Banyak pejalan kaki yang berlalu lalang di trotoar jalan, kendaraan-kendaraan lain pun nampak santai tidak terlalu cepat dalam mengemudikan kendaraannya. Tapi, sebuah mobil bewarna putih berhasil menarik perhatian pengemudi lainnya, karna lajunya yang begitu cepat tak senada dengan beberapa mobil disamping.

"Ditekan gasnya Dai!!" terik Rista-sahabat Daisha yang duduk disampingnya yang sedang mengemudikan mobil putih itu dengan cepat.

"Lebih cepet narik gasnya, Daii! Entar kita terlambat," panik Kayra -sahabat Daisha yang sedang memijat pundak Daisha dari bangku belakang untuk memberi semangat.

"Ishh! Ditekan atau ditarik, sih! Labil lo bedua, kaya bocah!!" ucap Daisha kesal. Ia kembali mempercepat laju mobilnya, membuat Kayra yang tidak memasang sealt-belt terjungkit kebelakang.

"Astagfirullah! Pelan-pelan kanapa? Benjol nih kepala," ringis Kayra sambil mengusap-usap kepalanya yang membenjol indah.

"Salah sendiri, kanapa nggak pake sealt-belt?"

"Nggak mau, nanti menganggu pertumbuhan dua bukit kembar gue."

"Yaudah, siap nanggung aja entar," ucap santai Rista. Mau tak mau Kayra memakai alat keselamatan itu, hal itu dikarna ia tak mau lagi ada benjol yang menghiasi jidat mulusnya.

Daisha mengabaikan keributan kedua sehabatnya, ia memilih fokus untuk mengemudi agar dirinya dan sahabatnya sampai di sekolah tepat waktu. Tidak terlambat.

Tadi malam, mereka menginap apartemen Daisha, mereka mononton film-film yang dimiliki Kayra. Hingga tepat jam dua malam, akhirnya mereka pun terlelap di lantai karna tak sanggup lagi untuk berjalan ke ranjang.

Mereka tertidur sangat pulas, melupakan fakta bahwa besok mereka harus sekolah. Jadilah sekarang Daisha harus mengeluarkan ilmu pembalapnya untuk cepat sampai ke sekolah, jangan sampai mereka dihukum oleh Buk Tuti yang galaknya luar biasa.

"Gue belum siap dihukum sama Buk Tuti!!" panik Kayra. Ia menggigiti kukunya, kebiasaan saat ia panik.

"Slow aja deh, hidup ini harus santai," ujar Rista. Ia mengedipkan kedua matanya, sambil bersiul riang menghiraukan sahabatnya yang sedang panik. Sahabat sejati nih!

"Pala lo yang santai, lo mah enak murid kesayangan Buk Tuti. Lah gue sama Kayra, musuh bebuyutan banget sama Buk Tuti," ucap Daisha kesal yang diangguki mantap oleh Kayra.

"Emang Buk Tuti itu sering ya, beli di Online shop lo?" tanya Kayra.

Rista mengangguk semangat. "Buk Tuti itu pembeli tetap Brojol Shop," kata Rista.

"Gue masih heran deh, kok nama online shop lo Brojol Shop, sih! Gak enak banget," ujar Daisha penasaran. Kayra yang juga penasaran memasang kuping baik-baik, ia juga sangat penasaran nama online shop sahabatnya itu yang berarti melahirkan.

"Gue jualnya baju-baju bayi sama daster ibu hamil. Jadi namanya gue buat itu aja."

"Oooo.." kompak Daisha dan Kayra sambil mangut-mangut. "Jadi Buk Tuti itu sekarang lagi melendung ya sekarang?" tanya Kayra.

Dibalas anggukan kepala oleh Rista, "What!! Tambah ganas dong entar!!" pekik Daisha. Kayra dan Rista sama-sama terkejut dengan suara melengking Daisha.

"Emang kenapa?" tanya Kayra.

"Lo tahu gak? Mood ibu hamil itu kayak lagu naik-naik puncak gunung. Kalo marah, bisa tinggi-tingi sekali~" nyanyi Rista. Bahkan perempuan itu menjadi ponselnya menjadi mic dadakan.

Daisha dan Kayra sama-sama meneguk ludah mereka kasar. Bisa dibayangkan, tidak hamil saja Buk Tuti marahnya bisa seperi membangunkan gunung ber api yang tertidur bertahun-tahun. Apalagi sekarang.

Daisha punya Daffa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang